Liputan6.com, Jakarta Indonesia tidak hanya kaya akan lautan luas dan tanah yang subur tetapi juga merupakan rumah bagi gunung-gunung api paling aktif di dunia. Membentang di sepanjang Cincin Api Pasifik, wilayah Indonesia menjadi salah satu yang paling rawan terhadap letusan gunung berapi. Kehadiran gunung api Indonesia memberikan karakteristik alam yang khas bagi negara ini.
Gunung api Indonesia paling aktif seperti Gunung Anak Krakatau yang berada di tengah laut, terkenal dengan pemandangan yang menakjubkan. Aktivitas vulkanik yang intens di wilayah ini seringkali mempengaruhi kehidupan penduduk setempat, namun juga menjadi daya tarik bagi wisatawan dan peneliti dari seluruh dunia.
Advertisement
Keindahan dan kemegahan gunung berapi di Indonesia juga diiringi dengan risiko yang signifikan. Letusan gunung berapi bisa berdampak besar, mulai dari aliran lava hingga awan panas, yang bisa mengancam kehidupan dan lingkungan. Meskipun demikian, gunung api Indonesia tetap menjadi bagian integral dari lanskap yang membentuk budaya, sejarah, dan ekosistem negara ini. Berikut daftar gunung api Indonesia yang paling aktif sampai sekarang, dirangkum Liputan6.com rdari berbagai sumber, Kamis (22/8/2024).
Advertisement
1. Gunung Merapi
Gunung Merapi\yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dengan ketinggian 2.930 meter di atas permukaan laut (mdpl). Aktivitas vulkanik Gunung Merapi sangat tinggi, dengan letusan yang tercatat terjadi setiap dua hingga lima tahun sekali.
Sejak tahun 1548, Merapi telah mengalami 68 kali letusan yang tercatat, dengan tingkat aktivitas yang sering mencapai level III (Siaga). Letusan Merapi tidak hanya menimbulkan ancaman bagi daerah sekitarnya tetapi juga berdampak luas pada lingkungan, termasuk aliran lahar, awan panas, dan hujan abu yang dapat merusak lahan pertanian, permukiman, serta mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Merapi membentang di empat kabupaten yaitu Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten. Sebagai gunung yang dikelilingi oleh kepadatan penduduk tinggi, letusan Merapi sering menjadi peristiwa bencana yang membawa korban jiwa.
Salah satu kejadian paling tragis adalah kematian juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan, pada letusan besar tahun 2010. Meskipun demikian, Merapi juga memainkan peran penting dalam ekosistem lokal, menyuburkan tanah pertanian di sekitarnya dengan abu vulkanik yang kaya mineral, dan menjadi objek wisata serta penelitian ilmiah yang penting.
2. Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau adalah salah satu gunung berapi paling aktif dan paling terkenal di dunia, terutama karena letusan dahsyat yang terjadi pada tahun 1883 oleh "induknya," Krakatau. Anak Krakatau, yang mulai muncul setelah letusan besar tersebut, kini memiliki ketinggian sekitar 4.8 meter mdpl, namun terus tumbuh seiring dengan aktivitas vulkaniknya yang berkelanjutan.
Terletak di Selat Sunda, antara pulau Sumatera dan pulau Jawa, Anak Krakatau tidak hanya memiliki dampak lokal tetapi juga global. Letusan Krakatau pada tahun 1883 menyebabkan tsunami yang menghancurkan, menewaskan lebih dari 36.000 orang, dan abu letusannya menyebar hingga ke berbagai belahan dunia, menyebabkan perubahan iklim sementara yang dikenal sebagai "tahun tanpa musim panas."
Meski Anak Krakatau tidak memiliki skala letusan sebesar pendahulunya, aktivitas vulkaniknya tetap tinggi dan berpotensi memicu tsunami jika terjadi letusan besar atau longsoran material vulkanik ke laut. Pada Desember 2018, letusan Anak Krakatau memicu tsunami yang melanda pesisir Banten dan Lampung, menewaskan ratusan orang.
Aktivitas Anak Krakatau terus dipantau oleh ahli vulkanologi karena potensinya yang besar untuk menyebabkan bencana alam. Di sisi lain, gunung ini juga menjadi objek wisata dan penelitian penting, dengan banyak ilmuwan yang tertarik mempelajari proses pembentukan pulau vulkanik baru dan evolusinya.
Advertisement
3. Gunung Sinabung
Gunung Sinabung yang terletak di dataran tinggi Karo, Sumatera Utara, adalah gunung berapi dengan sejarah aktivitas vulkanik yang sangat panjang dan signifikan. Dengan ketinggian 2.460 meter mdpl, Sinabung telah menjadi pusat perhatian sejak aktif kembali pada tahun 2010 setelah lebih dari 400 tahun tidak menunjukkan aktivitas signifikan sejak letusan terakhirnya di tahun 1600. Setelah kembali aktif, Sinabung telah mengalami serangkaian letusan yang intens dan berkepanjangan, menyebabkan ribuan orang harus mengungsi dan mengubah wajah dataran tinggi Karo.
Salah satu letusan terbesar Sinabung terjadi pada Maret 2021, di mana gunung ini mengeluarkan kolom abu vulkanik setinggi lebih dari 5.000 meter, yang mengganggu aktivitas penerbangan dan menutup matahari di daerah sekitarnya. Letusan ini juga menimbulkan aliran piroklastik yang sangat berbahaya, mengancam desa-desa yang berada di lereng gunung.
Sejak itu, Sinabung terus menunjukkan tanda-tanda aktivitas vulkanik, dengan letusan-letusan kecil hingga sedang yang masih sering terjadi. Gunung ini tetap menjadi ancaman serius bagi penduduk di sekitarnya, namun juga menjadi pusat studi bagi para ilmuwan yang ingin memahami dinamika gunung berapi aktif dan dampaknya terhadap lingkungan dan manusia.
4. Gunung Semeru
Gunung Semeru, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Terletak di antara Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang, Gunung Semeru menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang terkenal dengan keindahan alamnya.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru cukup sering terjadi, dengan erupsi terakhir yang tercatat pada Desember 2022. Erupsi ini menghasilkan awan panas dengan intensitas sedang yang meluncur sejauh 1,5 kilometer dari puncak kawah. Selain itu, erupsi tersebut disertai dengan gempa yang semakin mempertegas status Semeru sebagai gunung berapi yang aktif dan berpotensi bahaya tinggi bagi daerah sekitarnya. Meskipun demikian, Semeru tetap menjadi tujuan populer bagi pendaki dan pecinta alam yang tertarik untuk menaklukkan puncak tertinggi di Jawa.
5. Gunung Kerinci
Gunung Kerinci adalah gunung berapi tertinggi di Indonesia, dengan puncaknya mencapai 3.805 meter di atas permukaan laut. Terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi, dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, Gunung Kerinci merupakan stratovolcano yang aktif dan terus dipantau oleh otoritas vulkanologi. Saat ini, Gunung Kerinci berada pada level II (Waspada), yang menunjukkan adanya potensi aktivitas vulkanik yang perlu diwaspadai.
Sebagai gunung berapi paling tinggi di Sumatra, Kerinci memiliki arti penting bagi ekosistem di sekitarnya, termasuk dalam Taman Nasional Kerinci Seblat, yang merupakan rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik. Meskipun aktivitas vulkaniknya membuat gunung ini berpotensi berbahaya, Kerinci juga menjadi objek wisata alam yang menarik bagi pendaki dan pecinta alam.
6. Gunung Bromo
Gunung Bromo dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut, adalah salah satu gunung berapi paling terkenal dan aktif di Indonesia. Terletak di wilayah Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang, Jawa Timur, Bromo bukan hanya dikenal karena aktivitas vulkaniknya tetapi juga karena keindahan lanskapnya yang spektakuler.
Bromo merupakan bagian dari kompleks Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan menjadi tujuan wisata yang populer di kalangan wisatawan lokal maupun mancanegara. Setiap tahunnya, masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada di Bromo sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan dewa-dewa gunung, sebuah tradisi yang memperkaya warisan budaya lokal. Meskipun Bromo sering mengalami erupsi, termasuk semburan abu vulkanik dan gas beracun, gunung ini tetap menjadi ikon wisata yang tidak tergantikan di Indonesia.
7. Gunung Kelud
Gunung Kelud, yang terletak di Provinsi Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Kediri, adalah salah satu gunung berapi yang paling sering meletus di Indonesia. Dengan lebih dari 30 kali letusan yang tercatat, Kelud dikenal sebagai gunung berapi yang sangat aktif dan berbahaya. Letusan terakhir yang terjadi pada tahun 2014 menunjukkan kekuatan destruktifnya, di mana setelah letusan tersebut, gunung ini mengalami perubahan topografi yang signifikan.
Letusan Kelud sering disertai dengan hujan abu dan lontaran material vulkanik yang dapat mencapai jarak yang sangat jauh, sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat di sekitarnya dan mengganggu aktivitas penerbangan. Meski begitu, Kelud juga menjadi salah satu objek wisata yang menarik di Jawa Timur, menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejarah geologis yang kaya.
Advertisement