Uang Koin 100 Rupiah Lama Berapa dan Terbuat dari Apa? Perak vs Aluminium

Uang koin 100 rupiah lama telah menjadi objek perhatian dan ketertarikan banyak orang akhir-akhir ini.

oleh Laudia Tysara diperbarui 03 Sep 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2024, 11:45 WIB
Uang 100 rupiah laman 1978
Uang 100 rupiah laman 1978. (Liputan6.com/Wikimedia Commons/John Alan Elson)

Liputan6.com, Jakarta - Uang koin 100 rupiah lama telah menjadi objek perhatian dan ketertarikan banyak orang akhir-akhir ini. Kolektor dan pecinta numismatik berlomba-lomba mencari koin langka ini, yang ternyata memiliki nilai jual jauh melebihi nominal aslinya.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan tentang berapa sebenarnya harga uang koin 100 rupiah lama di pasaran dan apa yang membuat nilainya begitu tinggi.

Mengetahui harga dan komposisi bahan uang koin 100 rupiah lama menjadi penting bagi mereka yang mungkin memiliki koin tersebut di rumah. Informasi ini dapat membantu pemilik koin untuk menentukan apakah mereka ingin menjualnya atau menyimpannya sebagai barang koleksi.

Perbedaan signifikan antara uang koin 100 rupiah lama dan yang baru juga menarik untuk dipahami, baik dari segi nilai maupun bahan pembuatannya.

Bank Indonesia, sebagai otoritas yang menerbitkan uang rupiah, memiliki catatan lengkap tentang sejarah dan spesifikasi uang koin 100 rupiah lama. Koin yang dicetak pada tahun 1978 ini memiliki karakteristik unik yang membuatnya sangat dicari oleh kolektor.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (3/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Uang Koin 100 Rupiah Lama Laku Berapa?

Uang koin 100 rupiah lama, khususnya cetakan tahun 1978, telah menjadi incaran para kolektor dengan harga yang mengejutkan. Melansir dari berbagai marketplace online, koin langka ini bisa dijual dengan harga fantastis mencapai Rp100 juta per kepingnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa nilai historis dan kelangkaan suatu benda dapat jauh melampaui nilai nominalnya.

Harga tinggi uang koin 100 rupiah lama ini disebabkan oleh kelangkaannya di pasaran. Bank Indonesia telah lama menarik peredaran koin ini, menjadikannya barang langka yang sulit ditemukan. Faktor kelangkaan inilah yang mendorong para kolektor rela membayar mahal untuk memilikinya, menciptakan pasar khusus dengan harga yang terus melambung.

Meski begitu, sebenarnya harga uang koin 100 rupiah lama juga ada yang membandrol dari Rp 5 Ribu sampai Rp 30 Ribu saja.

Tidak hanya koin 100 rupiah, beberapa koin lama lainnya juga memiliki nilai jual tinggi. Melansir dari berbagai sumber, koin Rp25 keluaran tahun 1996 bergambar buah pala, Rp50 keluaran tahun 1971 bergambar burung cendrawasih, dan uang koin 100 perak bergambar kelapa sawit juga dapat dijual dengan harga sekitar Rp100 juta per kepingnya.

Bagi mereka yang menemukan uang koin 100 rupiah lama di rumah, penting untuk melakukan identifikasi dan riset pasar terlebih dahulu. Identifikasi berguna untuk memastikan keaslian dan kelayakan koin, sementara riset pasar membantu menentukan harga yang pantas. Pemilik koin dapat membandingkan harga di berbagai marketplace untuk mendapatkan gambaran nilai terbaik.

Meskipun nilai jualnya di marketplace bisa sangat tinggi, penting untuk diingat bahwa Bank Indonesia tidak menyediakan layanan jual beli uang kuno. Namun, BI tetap menerima penukaran uang sesuai dengan nominalnya, bahkan jika uang tersebut cacat atau rusak.

Bagi mereka yang lebih tertarik menjual, komunitas kolektor uang kuno di internet dan marketplace online menjadi pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan harga terbaik.


Harga Uang Koin 100 Rupiah Karapan Sapi

Uang 100 rupiah laman karapan sapi
Uang 100 rupiah laman karapan sapi. (Liputan6.com/Wikimedia Commons/Bank Indonesia)

Uang koin 100 rupiah lama bergambar karapan sapi, yang dicetak pada tahun 1994, juga menjadi incaran para kolektor. Melansir dari berbagai platform jual beli online, harga koin ini bervariasi, mulai dari Rp20.000 hingga Rp100.000 per kepingnya.

Variasi harga ini menunjukkan bahwa pasar untuk uang koin lama sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor utama yang mempengaruhi harga uang koin 100 rupiah karapan sapi adalah kondisi fisik koin. Semakin baik kondisinya, semakin tinggi harga yang ditawarkan. Koin yang masih dalam kondisi mint (seperti baru) tentu akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan koin yang sudah aus atau rusak.

Meskipun harganya tidak setinggi koin 100 rupiah tahun 1978, koin bergambar karapan sapi ini tetap menjadi barang koleksi yang dicari. Hal ini disebabkan oleh desainnya yang unik dan nilai historisnya sebagai bagian dari sejarah numismatik Indonesia. Bagi kolektor, koin ini menjadi salah satu item yang melengkapi koleksi uang kuno Indonesia mereka.


Uang Koin 100 Rupiah Lama Terbuat dari Apa?

Uang 100 rupiah laman 1978
Uang 100 rupiah laman 1978. (Liputan6.com/Wikimedia Commons/John Alan Elson)

Uang koin 100 rupiah lama, khususnya cetakan tahun 1978, memiliki komposisi bahan yang berbeda dari koin modern. Melansir dari berbagai sumber numismatik, koin ini terbuat dari campuran 75% perak dan 25% tembaga. Komposisi logam mulia inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab tingginya nilai jual koin tersebut, selain faktor kelangkaannya.

Spesifikasi fisik uang koin 100 rupiah lama juga menarik untuk diketahui. Koin ini memiliki ukuran 25 mm x 25 mm dengan berat 2,5 gram. Dimensi dan berat ini memberikan kesan solid dan bernilai pada koin, berbeda dengan koin modern yang umumnya lebih ringan dan terbuat dari bahan yang lebih murah.

Perbedaan signifikan terlihat jika dibandingkan dengan uang koin 100 rupiah yang lebih baru. Melansir dari informasi Perum Peruri, uang logam 100 rupiah yang dicetak pada tahun 2016, misalnya, memiliki desain dan komposisi yang berbeda. Koin baru ini menampilkan tokoh Pahlawan Prof. Dr. Ir. Herman Johannes di bagian depan dan memiliki diameter 23 mm.

Penggunaan perak dalam pembuatan uang koin 100 rupiah lama memberikan nilai intrinsik yang tinggi pada koin tersebut. Perak, sebagai logam mulia, memiliki nilai yang cenderung stabil dan bahkan meningkat seiring waktu. Hal ini menjadikan koin tersebut tidak hanya bernilai sebagai barang koleksi, tetapi juga sebagai investasi logam mulia.

Pemahaman tentang bahan dan spesifikasi uang koin 100 rupiah lama ini penting bagi kolektor dan pemilik koin. Informasi ini dapat membantu dalam proses identifikasi keaslian koin dan juga dalam menentukan nilai jualnya. Bagi mereka yang tertarik untuk mengoleksi atau berinvestasi dalam uang koin lama, pengetahuan tentang komposisi bahan menjadi salah satu faktor kunci dalam membuat keputusan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya