Liputan6.com, Jakarta Cacar monyet, yang kini dikenal sebagai mpox, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV). Virus ini termasuk dalam genus orthopoxvirus, yang juga mencakup virus variola penyebab cacar. Mpox pertama kali terdeteksi pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC) dan sejak itu telah menyebar ke seluruh dunia.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (4/9/2024), penularan mpox dapat terjadi melalui berbagai cara, termasuk antar manusia. Kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh dari individu yang terinfeksi, terutama saat melakukan hubungan intim, adalah metode utama penyebarannya. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui percikan droplet selama interaksi tatap muka yang berkepanjangan, serta dari permukaan benda yang terkontaminasi.
Baca Juga
Sebelumnya, mpox jarang terjadi di luar Afrika. Namun, sejak Mei 2022, kasus mpox meningkat secara signifikan di berbagai negara. WHO bahkan menyatakan wabah ini sebagai Situasi Darurat Global karena penyebaran virus yang cepat dan potensi dampak kesehatan yang serius.
Advertisement
1. Dampak global dan tanggapan kesehatan masyarakat
Munculnya kasus mpox di wilayah non-endemis seperti Eropa dan Amerika telah menimbulkan kekhawatiran mengenai kesiapan sektor kesehatan masyarakat. Beberapa negara, termasuk Australia, telah meningkatkan pengawasan dan edukasi kesehatan untuk memantau serta mencegah penyebaran wabah ini.
Penetapan mpox sebagai Situasi Darurat Global oleh WHO menekankan pentingnya upaya mitigasi penyebaran penyakit ini, terutama di negara-negara dengan tingkat kekebalan masyarakat yang rendah akibat dihentikannya program vaksinasi cacar. Hal ini sangat krusial mengingat rendahnya kekebalan terhadap virus orthopoxvirus di beberapa negara, yang dapat memperburuk situasi.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa jenis mpox Clade I yang lebih ganas telah muncul di luar Afrika, seperti di Swedia dan Indonesia. Jenis ini dikaitkan dengan tingkat kematian dan penularan yang lebih tinggi, menimbulkan kekhawatiran baru mengenai potensi pandemi global.
Advertisement
2. Pilihan pengobatan dan tantangan yang dihadapi
Saat ini, strategi vaksinasi untuk mpox bervariasi tergantung pada jenisnya. Vaksin seperti JYNNEOS dan ACAM2000 diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap Clade I, meskipun efektivitasnya masih terbatas. Program vaksinasi yang intensif telah dilaksanakan, terutama untuk Clade II, di mana vaksin didistribusikan di daerah non-endemis dengan target kelompok berisiko tinggi.
Sayangnya, pengobatan antivirus seperti Teco Virimat belum menunjukkan efektivitas yang memadai, menandakan perlunya riset lebih lanjut dalam pengembangan perawatan mpox. Edukasi kesehatan masyarakat tentang penularan zoonosis juga sangat penting untuk mencegah terjadinya wabah.
Kesimpulannya, meskipun mpox tidak seberbahaya cacar, penyakit ini tetap memerlukan perhatian serius, terutama dalam hal kesiapsiagaan kesehatan masyarakat. Tanggapan global yang cepat dan terkoordinasi sangat penting untuk mencegah mpox menjadi pandemi global berikutnya.