Liputan6.com, Jakarta Diterjemahkan dari bahasa Italia, ungkapan Viva il Papa artinya "Hidup Paus", di mana menyuarakan dukungan, kesetiaan dan kasih sayang yang tak terbatas kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Frase ini sering terdengar dalam momen-momen penting, seperti saat pemilihan Paus baru atau ketika Bapa Suci melakukan kunjungan pastoral ke berbagai negara.
Baca Juga
Advertisement
Viva il Papa artinya? Setiap kali seruan ini berkumandang, ia tidak hanya menjadi ungkapan kegembiraan sesaat, tetapi juga mencerminkan ikatan spiritual yang mendalam antara umat Katolik, dan figur yang mereka pandang sebagai wakil Kristus di bumi. Menariknya lagi, seruan Viva Il Papa kini terdengar lantang di Indonesia, saat Paus Fransiskus masuk ke GBK untuk memimpin Misa Akbar.
Namun, perlu diketahui bahwa makna "Viva il Papa" melampaui sekadar dukungan terhadap individu yang menjabat sebagai Paus. Ia juga mewakili penghormatan terhadap institusi kepausan itu sendiri, yaitu sebuah tradisi yang telah bertahan selama 2.000 tahun. Ketika umat berteriak "Viva Il Papa", mereka tidak hanya merayakan Paus saat ini, tetapi juga menegaskan kembali keyakinan mereka pada peran kepausan, dalam menjaga dan meneruskan ajaran Kristus dari generasi ke generasi.
Viva il Papa artinya? Berikut ini arti seruan yang biasanya digunakan sebagai bentuk dukungan dan penghormatan terhadap Paus, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (6/9/2024). Â
Arti dari Seruan Viva il Papa
Istilah "Viva Il Papa" merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa Italia. Secara harfiah, istilah ini dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Long Live the Pope." Dalam bahasa Indonesia, makna dari ungkapan tersebut adalah "Panjang Umur Paus" atau "Hidup Paus." Istilah ini sering digunakan sebagai bentuk dukungan dan penghormatan kepada Paus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Sementara itu, kata "Papa" dalam frasa ini merujuk pada "Pope" atau "Paus" dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Italia, "Papa" sebenarnya merupakan panggilan akrab seorang anak kepada ayahnya. Namun, dalam konteks keagamaan, istilah ini digunakan untuk menggambarkan Paus sebagai "Ayah Rohani" yang memimpin umat Katolik di seluruh dunia.
Dalam bahasa Indonesia, kata "Paus" sendiri merupakan serapan dari bahasa Belanda "de Paus," yang juga merujuk pada "Pope." Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, banyak misionaris Belanda yang datang untuk menyebarkan agama Katolik, dan penggunaan istilah ini pun akhirnya diadopsi dalam bahasa Indonesia. Seiring waktu, kata "Paus" menjadi kata yang umum digunakan di Indonesia untuk merujuk kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Menurut situs resmi Vatikan, ungkapan "Viva Il Papa" sering kali digunakan dalam berbagai kesempatan resmi sebagai bentuk penghormatan dan dukungan bagi Paus. Ungkapan ini terdengar dalam berbagai acara di Vatikan, termasuk saat Paus berpidato di hadapan publik atau dalam kunjungan pastoral. Salah satu momen bersejarah di mana ungkapan ini sangat terkenal adalah pada kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Paroki Santi Aquila e Priscilla di Italia pada tahun 1992. Pada kesempatan tersebut, jemaat yang hadir menyambut Paus dengan seruan "Viva Il Papa" sebagai bentuk penghormatan dan sukacita, atas kehadiran pemimpin Gereja Katolik di tengah-tengah mereka.
Selama kunjungan itu, Paus Yohanes Paulus II menyampaikan rasa terima kasihnya kepada umat yang menyambutnya dengan antusias. Dari podium kecil yang diletakkan di depan gereja baru, Paus menyapa anak-anak dan orang dewasa dari komunitas paroki tersebut, menyebarkan pesan cinta kasih dan pengabdian dalam semangat Kristiani. Seruan "Viva Il Papa" yang menggema di antara jemaat menjadi simbol kebanggaan dan rasa syukur umat Katolik terhadap kepemimpinan Paus, yang diakui tidak hanya sebagai pemimpin spiritual, tetapi juga sebagai figur pengayom bagi umatnya di seluruh dunia.
Â
Advertisement
Dampak Global Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 memiliki dampak yang jauh melampaui batasan geografis negara. Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, setiap perjalanan internasional Paus memiliki dimensi global, baik dari segi agama, politik, maupun sosial. Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, membawa pesan perdamaian, dialog antaragama dan kerjasama lintas budaya yang kuat.
Kunjungan ini tidak hanya penting bagi umat Katolik di Indonesia, tetapi juga bagi seluruh dunia yang menyaksikan interaksi harmoni antaragama di tengah perbedaan. Berikut beberapa dampak global dari kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia:
1. Penguatan Dialog Antaragama
Salah satu dampak paling signifikan dari kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah penguatan dialog antaragama, terutama antara komunitas Katolik dan Muslim. Paus Fransiskus dikenal sebagai pendukung dialog lintas agama dan mempromosikan perdamaian antar umat beragama. Kunjungan ini mengirim pesan penting kepada dunia bahwa keberagaman agama, seperti yang ada di Indonesia, dapat menjadi kekuatan yang mempersatukan, bukan memecah belah. Dalam konteks global, kunjungan Paus ke Indonesia memperkuat gagasan bahwa agama dapat berperan sebagai jembatan untuk membangun hubungan yang lebih baik antar bangsa dan komunitas. Melalui pertemuan dengan pemimpin-pemimpin agama lokal, Paus Fransiskus mendorong pentingnya toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan secara damai. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai contoh bagi negara-negara lain dalam mengelola keragaman agama dengan cara yang konstruktif.
2. Perdamaian dan Toleransi di Tengah Ketegangan Global
Di tengah berbagai konflik berbasis agama yang masih terjadi di beberapa bagian dunia, kunjungan Paus Fransiskus membawa pesan penting tentang perdamaian dan toleransi. Paus Fransiskus secara konsisten menyuarakan pentingnya menghentikan kekerasan atas nama agama dan mendorong dialog sebagai solusi atas konflik. Kunjungan ke Indonesia memberikan kesempatan bagi Paus untuk memperkuat pesan ini di panggung global, terutama karena Indonesia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi dan kebebasan beragama meski memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.
Dengan berbicara tentang pentingnya dialog antar agama di Indonesia, Paus Fransiskus berharap bisa memberikan inspirasi bagi negara-negara lain yang mengalami ketegangan agama untuk menempuh jalur perdamaian. Ini menunjukkan bahwa melalui komunikasi yang terbuka dan saling menghormati, masyarakat dapat hidup dalam keharmonisan meskipun memiliki perbedaan keyakinan.
3. Peningkatan Hubungan Bilateral Antara Vatikan dan Indonesia
Kunjungan Paus Fransiskus juga membawa dampak positif dalam hubungan diplomatik antara Vatikan dan Indonesia. Sebagai negara dengan populasi mayoritas Muslim, hubungan baik Indonesia dengan Vatikan mencerminkan komitmen terhadap kerjasama lintas agama dan budaya. Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan spiritual antara Gereja Katolik dan umat Katolik di Indonesia, tetapi juga meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dalam bidang-bidang seperti pendidikan, kesehatan, serta isu-isu kemanusiaan.
Selain itu, kunjungan ini memberi kesempatan bagi Vatikan dan Indonesia untuk berkolaborasi dalam mempromosikan isu-isu global yang menjadi perhatian bersama, seperti perlindungan lingkungan, penanganan kemiskinan, dan perubahan iklim. Paus Fransiskus, yang sangat vokal dalam isu-isu lingkungan, menggunakan kunjungannya ke Indonesia untuk menegaskan pentingnya menjaga bumi sebagai rumah bersama, sebuah pesan yang sangat relevan di tengah upaya global untuk mengatasi krisis iklim.
4. Pengaruh di Kalangan Umat Katolik Global
Bagi umat Katolik di seluruh dunia, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa dampak spiritual yang mendalam. Umat Katolik global melihat kunjungan ini sebagai bentuk kepedulian Paus terhadap semua umatnya, tanpa memandang di mana mereka tinggal. Sebagai salah satu negara dengan populasi Katolik yang signifikan di Asia, Indonesia menjadi sorotan dalam kunjungan ini. Umat Katolik di negara-negara lain menyaksikan bagaimana Paus Fransiskus memperhatikan umat Katolik yang tinggal di negara dengan mayoritas non-Katolik, memberikan inspirasi bahwa gereja tetap kuat dan bertumbuh di berbagai belahan dunia.
Kunjungan ini juga memberikan semangat bagi umat Katolik global untuk lebih aktif dalam mendukung nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Paus Fransiskus, seperti kasih sayang, perdamaian dan keadilan sosial. Melalui pesan-pesannya yang disampaikan di Indonesia, Paus Fransiskus memotivasi umat Katolik di seluruh dunia untuk terlibat dalam upaya menjaga perdamaian, dan mempromosikan dialog antaragama di komunitas masing-masing.