8 Cara Mengenali Anak Trauma dan Tidak Bahagia Karena Pola Asuh, Orang Tua Wajib Tahu

Peran orangtua dalam mengasuh anak sangat penting bagi perkembangan emosional dan psikologis si kecil.

oleh Miranti diperbarui 09 Sep 2024, 10:39 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 10:39 WIB
Parenting
Parenting. Foto: redorbit

Liputan6.com, Jakarta Peran orangtua dalam mengasuh anak sangat penting bagi perkembangan emosional dan psikologis si kecil. Namun, tidak semua metode pengasuhan memberikan dampak positif. Pola asuh yang keras, seperti sering membentak, membandingkan, dan memaksa anak untuk mengikuti keinginan orangtua, dapat membuat anak merasa tidak bahagia dan mengalami trauma.

Orangtua perlu menyadari bahwa metode pengasuhan yang dianggap paling baik dan tepat, bisa jadi kurang sesuai untuk anak. Justru, pola asuh tersebut bisa membuat anak merasa sangat kecewa, sedih, hingga trauma.

Di bawah ini akan dipaparkan beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak mungkin tidak bahagia dan mengalami trauma akibat pola asuh yang tidak sehat dari orangtuanya selama ini.  Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana telah dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (9/9/2024):

1. Perubahan Perilaku

Tingkat depresi dan bunuh diri yang lebih tinggi
Anak mengalami depresi. (Foto: Freepik)

Anak yang tidak bahagia dan trauma sering menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan. Mereka mungkin menjadi lebih pendiam, menarik diri dari lingkungan sosial, atau sebaliknya, menjadi lebih agresif dan mudah marah.

Perubahan ini adalah cara anak untuk mengekspresikan ketidaknyamanan dan stres yang mereka rasakan. Ini juga merupakan cara anak mengungkapkan perasaannya tanpa harus berkata-kata atau mengungkapkannya kepada orangtua.

2. Anak Mengalami Penurunan Prestasi Akademik

anak sedih
Gambar anak yang sedih dan kurang percaya diri/copyright freepik.com

Anak yang mengalami trauma sering kali menghadapi kesulitan dalam berkonsentrasi dan fokus pada pelajaran di sekolah. Hal ini dapat berakibat pada penurunan prestasi akademik mereka. Mereka mungkin juga sering absen atau menunjukkan ketidaktertarikan terhadap kegiatan sekolah. Ketidakbahagiaan yang dirasakan anak cenderung membuatnya malas untuk belajar dan mencari pengetahuan baru.

 

3. Anak Mengalami Masalah Kesehatan Fisik

anak sakit
Gambar anak sakit/copyright freepik.com

Stres dan trauma dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak. Mereka mungkin sering mengeluhkan sakit kepala, sakit perut, atau mengalami masalah pencernaan. Kondisi ini sering kali tidak memiliki penyebab medis yang jelas dan lebih terkait dengan kondisi emosional anak.

 

4. Anak Rentan Mengalami Ketakutan yang Berlebihan

Menjaga kesehatan mental anak dari stres
Pastikan kesehatan mental anak terjaga untuk menghindari stres. (Foto: Freepik/8photo)

Anak yang sering diteriaki atau dihukum dengan keras mungkin menunjukkan ketakutan berlebihan terhadap orangtua atau situasi tertentu. Mereka bisa menjadi sangat patuh atau sebaliknya, sangat menentang, sebagai mekanisme perlindungan diri.

 

5. Anak Mengalami Gangguan Tidur

Ilustrasi insomnia, susah tidur
Ilustrasi insomnia, susah tidur. (Photo by Kinga Cichewicz on Unsplash)

Trauma dan ketidakbahagiaan dapat mempengaruhi pola tidur anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan tidur, mimpi buruk, atau sering terbangun di malam hari. Gangguan tidur ini bisa menjadi tanda bahwa anak merasa tidak aman atau cemas. Ini juga dapat menunjukkan bahwa anak merasakan ketidaknyamanan dari pola asuh orangtuanya selama ini.

6. Penurunan Rasa Percaya Diri

Fimela - Keluarga Anak
Pola pendidikan yang keras memengarihi kesehatan mental anak/copyright freepik

Anak yang kerap dibandingkan dengan orang lain atau dipaksa untuk mengikuti keinginan orangtua cenderung memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mungkin merasa tidak cukup baik atau tidak mampu memenuhi harapan orangtua, yang dapat berdampak buruk pada citra diri mereka. Anak yang sering dibentak dan mendapatkan pola asuh yang keras, cenderung rendah diri terutama di hadapan orang lain yang lembut dan penuh kasih sayang. 

7. Anak Sulit Membentuk Hubungan dengan Orang Lain

Anak Sedih
Ilustrasi Anak Sedih Credit: pexels.com/Rodnae

Trauma dan ketidakbahagiaan dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk membentuk hubungan yang sehat dengan teman sebaya dan orang dewasa lainnya. Mereka mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain atau menunjukkan kasih sayang. Hal ini kemudian membuat mereka menutup diri, menjadi introvert, dan merasa lebih nyaman tanpa menjadi pusat perhatian dari sekitarnya.

8. Kesulitan dalam Mengungkapkan Perasaan

Fatherless Country Peran Ayah
Ilustrasi Anak Kecil Sedih Menangis Kecewa / Freepik by 8Photo

Anak yang mengalami trauma atau ketidakbahagiaan mungkin kesulitan untuk mengungkapkan perasaan mereka dengan kata-kata. Mereka mungkin menunjukkan perasaan melalui perilaku, seperti menjadi sangat pendiam atau bertindak dengan cara yang tidak biasa.

Itulah beberapa tanda anak mengalami trauma dan mungkin tidak bahagia dengan hidupnya karena pola asuh yang diterima dari orangtuanya. Jika Anda mengenali tanda-tanda ini pada anak, penting untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

Jangan ragu untuk meminta bantuan profesional jika memang diperlukan. Penting juga untuk mengubah pola asuh menjadi lebih baik, sabar, dan penuh kasih sayang. Semoga informasi ini bermanfaat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya