3 Fakta tentang Platonic Relationship, Persahabatan Tanpa Disertai Hubungan Romantis

Pria dan wanita tidak selalu harus berpacaran; mereka bisa bersahabat tanpa keterikatan.

oleh Miranti diperbarui 25 Sep 2024, 14:38 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2024, 14:38 WIB
Persahabatan
Ilustrasi persahabatan pria dan wanita rentan timbulkan perasaan cinta. (iStockphoto/Henry)

Liputan6.com, Jakarta Persahabatan antara pria dan wanita sering kali menjadi bahan perdebatan, terutama mengenai apakah hubungan tersebut bisa tetap murni tanpa melibatkan perasaan romantis. Dalam banyak situasi, hubungan semacam ini dikenal dengan istilah hubungan platonis atau platonic relationship, di mana kedua individu menjalin kedekatan emosional tanpa adanya ketertarikan fisik atau romantis. Meskipun sering dianggap tabu atau sulit dipahami oleh sebagian orang, persahabatan platonis sebenarnya bisa terjadi dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.

Platonic relationship memungkinkan pria dan wanita untuk saling mendukung, berbagi pengalaman, serta belajar dari sudut pandang yang berbeda tanpa tekanan untuk mengubah hubungan menjadi romantis. Dalam hubungan ini, rasa nyaman dan kepercayaan adalah hal yang utama, memungkinkan persahabatan berkembang secara sehat tanpa adanya harapan lebih dari kedua pihak.

Yuk, kenali lebih dalam tentang hubungan platonis dan bagaimana menjaga hubungan tersebut. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (25/9/24).

1. Pengertian Platonic Relationship

1. Apa Itu Platonic Relationship
Pertemanan yang tidak melibatkan perasaan romantis. (Hak Cipta Freepik/penulis/freepik)

Seperti yang telah dibahas, platonic relationship adalah ikatan antara dua individu dengan jenis kelamin berbeda, tanpa melibatkan elemen romantis atau seksual. Istilah ini berasal dari pemikiran filsuf Yunani Plato, yang menekankan bahwa cinta sejati tidak selalu harus melibatkan hasrat fisik.

Dalam konteks modern, hubungan platonis dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pertemanan di sekolah, lingkungan kerja, hingga komunitas sosial. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationships menyatakan bahwa hubungan platonis dapat memberikan dukungan emosional yang sama efektifnya dengan hubungan romantis, tanpa komplikasi yang sering menyertainya.

Dalam hubungan platonis, terdapat saling pengertian dan rasa hormat yang mendalam antara kedua pihak. Mereka dapat berbagi minat, pengalaman, dan bahkan tantangan hidup tanpa tekanan untuk mengubah ikatan tersebut menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.

Ini memberikan kebebasan bagi individu untuk menjadi diri mereka sendiri, memperkuat koneksi tanpa rasa takut kehilangan. Dalam banyak kasus, persahabatan ini dapat bertahan lebih lama karena tidak ada ekspektasi yang rumit di dalamnya.

2. Manfaat Platonic Relationship

Manfaat Hubungan Platonis
Seringkali berguna namun jarang tampak. (Hak Cipta Unsplash/Priscilla Du Preez)

Platonic Relationship menawarkan berbagai manfaat yang sering kali diabaikan karena masyarakat lebih memfokuskan pada hubungan romantis. Salah satu manfaat utamanya adalah dukungan emosional yang bisa didapatkan tanpa adanya tekanan untuk memenuhi ekspektasi romantis.

Dalam hubungan platonis, individu dapat berbagi masalah pribadi, mendapatkan nasihat, dan menemukan kenyamanan satu sama lain tanpa khawatir akan komplikasi yang mungkin timbul. Ini memungkinkan kedua belah pihak untuk membangun ikatan yang lebih kuat dan saling menghormati.

Selain itu, hubungan platonis dapat meningkatkan keterampilan sosial dan empati. Melalui interaksi dengan teman dari gender yang berbeda, individu dapat belajar memahami perspektif lain dan menghargai keunikan masing-masing. Ini dapat berkontribusi pada pengembangan kepribadian yang lebih baik, meningkatkan rasa percaya diri, serta membantu dalam membangun jaringan sosial yang lebih luas. Dalam dunia yang semakin kompleks, memiliki hubungan platonis dapat menyediakan ruang aman untuk berinteraksi dan berkolaborasi.

 

3. Bagaimana Menjaga Platonic Relationship?

sahabat teman laki-laki perempuan
ilustrasi pasangan cinta/Photo by Tùng Sơn/Pexels

Menjaga hubungan platonis memerlukan usaha serta komitmen dari kedua belah pihak. Salah satu elemen kunci adalah komunikasi yang terbuka. Kedua individu harus merasa nyaman untuk membicarakan perasaan dan batasan yang ada dalam hubungan tersebut.

Dengan berkomunikasi secara jujur, kedua belah pihak dapat menghindari kesalahpahaman dan memelihara ikatan yang sehat. Misalnya, jika salah satu pihak mulai merasakan ketertarikan yang lebih dari sekadar persahabatan, penting untuk mengungkapkan perasaan tersebut dan membicarakannya dengan jujur.

Selain itu, menghormati ruang pribadi masing-masing juga sangat penting dalam hubungan platonis. Meskipun kedekatan emosional sering kali terbangun, penting untuk tidak melanggar batasan yang telah disepakati bersama.

Dengan memberikan ruang dan waktu bagi setiap individu, hubungan dapat tetap sehat dan tidak terbebani oleh ekspektasi yang tidak realistis. Seiring berjalannya waktu, menjaga keseimbangan antara kedekatan dan kemandirian akan semakin memperkuat hubungan platonis yang telah terjalin.

Setelah memahami dan menghargai konsep hubungan platonis, kamu dapat menjalin persahabatan yang bermakna dan memperkaya kehidupan sosialmu tanpa harus terjebak dalam ekspektasi romantis yang rumit. Semoga bermanfaat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya