5 Strategi Ampuh Mengatasi GTM pada Anak, Cegah Sebelum Pola Makannya Berubah!

Istilah Gerakan Tutup Mulut (GTM) merujuk pada kondisi di mana anak-anak menolak makanan dengan menutup mulut mereka rapat-rapat.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 15 Okt 2024, 07:24 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2024, 07:24 WIB
Ilustrasi anak enggan makan
Gerakan Tutup Mulut terjadi saat anak menolak makan. (Foto: Unsplash/Caleb Woods)

Liputan6.com, Jakarta Mengutip dari situs idai.or.id, istilah Gerakan Tutup Mulut (GTM) merujuk pada kondisi di mana anak-anak menolak makanan dengan menutup mulut mereka rapat-rapat, bahkan hingga memuntahkan kembali makanan yang sudah dimasukkan.

Ada berbagai alasan mengapa GTM dapat terjadi, seperti rasa bosan, kondisi kesehatan yang kurang baik, tidak merasa lapar, atau mungkin adanya pengalaman buruk terkait makanan tertentu. Salah satu penyebab GTM yang paling umum adalah praktik pemberian makan yang kurang tepat.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (15/10/2024), memberikan makanan kepada anak harus memperhatikan beberapa faktor penting, seperti ketepatan waktu, porsi dan kualitas makanan, serta kebersihan dalam proses penyajiannya. Saat berlibur, sering kali anak-anak diberi makan di luar jadwal atau dengan jenis makanan yang tidak sesuai.

Selain itu, selama perjalanan, orang tua cenderung memberikan makanan yang mudah diakses oleh anak-anak, seperti camilan atau makanan cepat saji. Kebiasaan ini dapat menyebabkan anak-anak menolak untuk makan ketika kembali ke rutinitas setelah liburan.

Antisipasi GTM

Anak sedang makan
Tetapkan jadwal untuk makanan utama dan camilan agar pola makan tetap teratur. (Foto: Unsplash/Jimmy Dean)

Tindakan yang perlu dilakukan:

  • Susun jadwal makan utama dan camilan secara teratur.
  • Batasi durasi makan, tidak boleh lebih dari 30 menit.
  • Ciptakan suasana yang menyenangkan saat makan.
  • Motivasi anak untuk makan sendiri. Jika anak menolak makan, tawarkan kembali tanpa paksaan.
  • Ajari anak untuk mengenali rasa kenyang dan laparnya sendiri.

Tindakan yang harus dihindari:

  • Hindari memaksa anak makan, apalagi dengan memarahinya.
  • Jangan biarkan anak terbiasa makan sambil melakukan aktivitas lain, seperti bermain gawai, menonton televisi, atau berjalan-jalan.
  • Jangan berikan minuman selain air di antara waktu makan.
  • Jangan gunakan makanan sebagai hadiah.

Faktor Penyebab GTM

Anak sedang merajuk
GTM pada anak bisa terjadi karena ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kondisi kesehatan. (Foto: Unsplash/Alexander Dummer)

Melansir dari parents.app, berikut adalah beberapa alasan mengapa anak-anak mungkin tidak mau makan.

1. Ketidaknyamanan fisik

Ketika anak-anak menolak makan, seringkali ada masalah fisik yang mengganggu mereka. Misalnya, gigi yang sedang tumbuh atau gusi yang sakit bisa menjadi penyebabnya. Anak-anak mungkin menolak makan karena merasa tidak nyaman. Jika ada masalah kesehatan yang terlihat, orang tua disarankan untuk membawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

2. Trauma terhadap makanan tertentu

Anak-anak bisa mengalami trauma terhadap makanan tertentu. Ini bisa terjadi karena pengalaman tersedak, muntah, atau dipaksa makan sesuatu. Akibatnya, anak-anak bisa menjadi takut pada makanan tertentu. Makanan yang memiliki penampilan, rasa, atau tekstur yang mirip juga bisa menimbulkan ketakutan pada anak untuk mengonsumsinya.

3. Pendekatan yang tidak tepat

Usaha orang tua dalam memberikan makanan bisa membuat anak merasa takut. Memaksa anak untuk makan atau memarahi mereka saat menolak makan dapat membuat mereka tertekan dan enggan makan karena rasa takut. Penting untuk mengajarkan anak bahwa makan adalah kebutuhan, bukan paksaan.

4. Pola makan yang tidak teratur

Selama liburan, ketidakteraturan waktu makan bisa membuat anak kenyang di waktu makan utama mereka. Memberikan camilan di waktu yang tidak tepat menyebabkan anak tidak mau makan karena sudah merasa kenyang. Fleksibilitas selama liburan bisa mengubah jam makan, jenis makanan, dan pola makan anak.

5. Pengaruh dari lingkungan

Kebiasaan dan perilaku orang tua, saudara, atau teman bisa mempengaruhi kebiasaan makan anak. Jika anggota keluarga menunjukkan reaksi negatif terhadap makanan atau tidak tertarik pada makanan tertentu, anak-anak bisa dengan mudah terpengaruh. Anak-anak cenderung meniru perilaku di sekitar mereka, sehingga sangat penting untuk menunjukkan contoh yang baik.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya