Liputan6.com, Jakarta Empati menjadi pendorong utama bagi anak-anak untuk melakukan kebaikan. Kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain adalah keterampilan penting yang membantu anak-anak berinteraksi secara positif dengan orang lain dan membangun hubungan yang sehat. Meskipun penting, berempati tidak selalu mudah dilakukan oleh anak kecil.
Ini membutuhkan imajinasi dan kemampuan mengambil perspektif, yang mungkin belum sepenuhnya berkembang pada usia dini. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik memiliki peran penting dalam membantu anak-anak mengembangkan rasa empati sejak dini. Mengajarkan empati kepada anak-anak
tidak hanya membantu mereka dalam berinteraksi sosial, tetapi juga membentuk karakter mereka menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab. Proses ini memerlukan pendekatan yang konsisten dan penuh kasih sayang. Berikut ini adalah lima cara efektif yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan rasa empati pada anak-anak sejak dini, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (2/10/2024).
Advertisement
1. Diskusi Mengenai Emosi
Biasakan untuk membicarakan tentang perasaan sebagai bagian dari rutinitas keluarga sejak dini. Dengan melakukan ini, Anda membantu anak menjadi lebih peka terhadap emosinya sendiri dan emosi orang lain. Anda bisa memulai dengan menggunakan istilah sederhana untuk menggambarkan emosi saat berbicara dengan anak.
Misalnya, "Saya merasa bahagia" atau "Saya merasa lelah". Pada usia ini, Anda juga bisa membicarakan emosi yang terlihat pada orang lain, seperti "Nenek tampak sedih, kenapa ya?". Seiring bertambahnya usia anak, Anda dapat membantu mereka memahami emosi yang lebih kompleks.
Advertisement
2. Bermain Peran
Permainan peran adalah aktivitas berpura-pura yang memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi berbagai emosi dan situasi. Ini adalah metode yang efektif untuk membantu mereka memahami perasaan orang lain dalam berbagai keadaan. Saat bermain peran, dorong anak untuk membayangkan perasaan orang lain.
Contohnya, bayangkan kalian berdua berada di taman. Salah satu dari kalian adalah anak yang baru saja didorong dari ayunan oleh anak lain. Sementara itu, yang lain adalah pengamat yang berempati dan datang untuk membantu. Setelah menentukan peran, ajak anak untuk membayangkan bagaimana perasaannya. Ini mengajarkan mereka untuk mengaplikasikan pemahaman mereka tentang perasaan pada orang lain.
3. Mengenalkan Emosi dalam Buku dan Ilustrasi
Membaca buku adalah metode yang efektif untuk membantu anak-anak mengembangkan empati, dan membaca bersama dapat membuka kesempatan diskusi baru tentang keterampilan sosial dan emosional. Saat Anda membaca, perlihatkan berbagai emosi yang dialami oleh karakter. Anda juga bisa menanyakan kepada anak bagaimana perasaan karakter tersebut dengan mencari petunjuk dalam ilustrasi.
Sepanjang cerita, diskusikan bagaimana perasaan karakter berubah seiring berjalannya waktu. Ini akan mendorong anak-anak untuk mulai memikirkan perasaan orang lain dalam situasi yang berbeda. Mereka juga dapat mulai memahami bagaimana perkataan dan tindakan orang lain dapat mempengaruhi perasaan seseorang.
Advertisement
4. Sampaikan Apresiasi
Setiap kali anak Anda menunjukkan rasa empati kepada orang lain, berikan pujian yang spesifik atas usaha mereka. Contohnya, jika Anda melihat anak Anda berbagi mainan dengan temannya, sampaikan betapa bangga Anda atas tindakan baik tersebut. Jelaskan bahwa dengan mempertimbangkan perasaan temannya, mereka telah membuat orang lain merasa senang.
Selain itu, usahakan untuk memberikan lebih banyak pujian daripada kritik. Ketika mereka melihat secara langsung bagaimana tindakan mereka bisa mempengaruhi kehidupan orang lain, ini membantu mereka memahami konsep empati. Sikap ini juga memungkinkan mereka untuk melihat diri mereka sebagai individu yang baik dan penuh kasih sayang.
5. Sesuaikan Harapan Empati dengan Usia
Balita belum dikenal memiliki kemampuan berempati. Di usia ini, sangat wajar jika mereka lebih fokus pada diri sendiri. Namun, ini tidak berarti anda tidak bisa mulai mengajarkan empati kepada anak sejak dini. Yang penting adalah memiliki harapan yang realistis mengenai apa yang dapat mereka pahami pada usia tersebut.
Misalnya, jika balita sedang mengalami emosi yang besar, jangan berharap ia akan berhenti berteriak untuk memahami bagaimana perilakunya mempengaruhi perasaanmu. Sebaliknya, lebih baik fokus mengajari mereka cara mengelola emosi mereka sendiri.
Anak yang belum memahami perasaannya sendiri tidak akan mampu memahami perasaan orang lain. Oleh karena itu, membantu balita untuk mengembangkan kesadaran diri adalah langkah awal yang penting dalam mengajarkan empati. Seiring bertambahnya usia, kemampuan empati mereka akan meningkat.
Advertisement