Liputan6.com, Jakarta Film berjudul 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis' yang disutradarai oleh Reka Wijaya akan segera menghiasi layar bioskop pada tanggal 17 Oktober 2024. Dalam film ini, Prilly Latuconsina berperan sebagai pemeran utama, memerankan sosok wanita bernama Tari yang harus berhadapan dengan trauma masa kecil akibat kekerasan dalam rumah tangga.
Dalam alur ceritanya, Tari dihadapkan pada kenyataan pahit setelah kakaknya memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia harus berjuang sendirian untuk melindungi ibunya dari perlakuan kasar sang ayah. Menariknya, karakter ini memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan nyata Prilly, yang turut membangun karakter Tari dengan sepenuh hati.
Baca Juga
Prilly berharap dapat menyampaikan pesan-pesan penting melalui film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis'. Liputan6.com mengulas lebih dalam tentang bagaimana Prilly membentuk karakter Tari dan pesan yang ingin disampaikannya, berdasarkan berbagai sumber yang diterbitkan pada Senin(14/10/2024).
Advertisement
Prilly dan Tari: Sama-sama Sembunyikan Kesedihan
Prilly menyatakan bahwa karakter Tari dalam film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" sangat menggambarkan dirinya. Baik Prilly maupun Tari dikenal sebagai individu yang sering menyembunyikan kesedihan mereka dari orang lain.
Prilly menjelaskan bahwa, seperti Tari, ia juga mengalami kesulitan untuk mengekspresikan kesedihannya di hadapan orang lain, bahkan keluarganya sendiri.
Advertisement
People Pleaser Sejak Lama, Prilly dan Tari Sama-sama Berjuang
Dalam sebuah unggahan di Instagram, Prilly berbagi bahwa dirinya memiliki sifat 'people pleaser', serupa dengan karakter Tari.
Kedua sosok ini cenderung lebih mengutamakan kebahagiaan orang lain di atas kebahagiaan mereka sendiri, bahkan sering kali mengesampingkan perasaan pribadi. Prilly menyadari bahwa sifat ini membuatnya tampak selalu ceria di mata orang lain, meskipun kenyataannya tidak selalu demikian.
Menghadapi Tekanan, Prilly Sering Memendam Masalah Sendiri
Prilly mengungkapkan bahwa ia sering menyimpan masalahnya sendiri, sebuah kebiasaan yang juga dialami oleh Tari dalam film tersebut. Ia berbagi bahwa meskipun tampak ceria, sebenarnya ia sering merasa stres dan kelelahan mental.
Kebiasaan menanggung beban sendirian ini bahkan mempengaruhi kesehatannya secara fisik, hingga beberapa kali ia harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Advertisement
Pelarian ke Laut Ternyata adalah Cara Prilly Menenangkan Diri
Sama seperti Tari yang menemukan cara untuk menenangkan emosinya, Prilly memiliki metode sendiri untuk mengatasi stres. Salah satu caranya adalah dengan mengunjungi pantai untuk mendapatkan kedamaian.
Namun, ia mengerti bahwa tindakan ini tidak sepenuhnya efektif, dan bahkan dapat membahayakan kesehatan mental serta fisiknya.
Belajar Terbuka
Prilly mengungkapkan bahwa seiring berjalannya waktu, dia mulai belajar untuk lebih terbuka kepada orang-orang terdekatnya. Langkah awal yang diambilnya adalah berbagi cerita dengan orang tuanya, terutama saat merasa lelah dan membutuhkan dukungan.
Walaupun pada awalnya terasa agak canggung, Prilly menyadari bahwa berbagi dengan orang terdekat dapat memberikan dukungan emosional yang sangat berharga.
Advertisement
"Tidak apa, sesekali kita merasa tidak baik-baik saja"
Prilly mengingatkan semua orang agar tidak terlalu keras pada diri sendiri. Dia menegaskan bahwa menunjukkan kelemahan, menangis, atau meminta bantuan dari orang yang dipercaya adalah hal yang wajar.
Pesan ini merupakan bagian dari refleksinya dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, serta memberikan dorongan kepada para penggemarnya untuk lebih memperhatikan kesehatan mental mereka.
Â