Disebut Mencapai Angka Maksimum, Begini Suhu Kota Semarang dalam Seminggu Terakhir

Suhu di Kota Semarang, Jawa Tengah, meningkat tajam hingga mencapai 37 derajat Celsius. BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh tutupan awan dan cuaca lokal, yang menjadikan suhu lebih panas dari biasanya.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 30 Okt 2024, 15:01 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 14:27 WIB
salampagisemarang1
Jembatan Mberok suatu pagi, gerbang masuk peradaban lama kota Semarang. (foto : Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Jakarta Kota Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini mengalami peningkatan suhu yang signifikan, dengan catatan suhu tertinggi mencapai 37 derajat Celsius. Informasi ini mencuat di media sosial dan menarik perhatian banyak orang, mengingat suhu tersebut melebihi angka normal yang biasa terjadi pada bulan Oktober. Situasi ini tentunya menimbulkan rasa penasaran dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Menurut Prakirawan BMKG Ahmad Yani Semarang, Winda Ratri, suhu maksimum yang tinggi ini memang sering terjadi pada bulan Oktober, tetapi kali ini terasa lebih ekstrem. "Suhu maksimum di Kota Semarang normalnya memang terjadi setiap Oktober, dipengaruhi oleh tutupan awan serta cuaca di suatu wilayah," ungkap Winda dalam pesan singkatnya. Ia juga menekankan bahwa faktor cuaca yang cerah dapat menyebabkan suhu meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi berawan.

Selain itu, Winda menegaskan bahwa suhu panas dapat bervariasi tergantung pada lokasi pengukuran. "Berdasarkan data pengamatan di kantor kami seminggu ini suhu maksimum berkisar antara 33-35 derajat Celsius," tambahnya. Suhu maksimum 37 derajat tercatat pada 8 Oktober 2024. Dengan penjelasan tersebut, penting untuk memahami lebih dalam mengenai fenomena cuaca di Kota Semarang.

1. Cuaca Panas yang Mencolok

Kota Semarang mengalami suhu panas yang mencolok selama beberapa minggu terakhir, dengan suhu mencapai 37 derajat Celsius. Fenomena ini bukanlah hal baru, terutama menjelang akhir tahun, ketika suhu seringkali mencapai angka tinggi. "Ketika pertumbuhan awan minim dan cuaca cukup cerah, tentunya suhu maksimum juga lebih tinggi dibandingkan ketika banyak pertumbuhan awan," jelas Winda.

Data dari BMKG menunjukkan bahwa selama seminggu terakhir, suhu di Semarang berkisar antara 33 hingga 35 derajat Celsius. Namun, pada tanggal 8 Oktober 2024, suhu sempat mencapai 37 derajat Celsius. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun ada fluktuasi suhu, tetap ada momen-momen ekstrim yang dapat mempengaruhi kenyamanan warga.

2. Pengaruh Tutupan Awan

Tutupan awan menjadi faktor penting dalam menentukan suhu udara di suatu wilayah. Ketika awan jarang, sinar matahari dapat langsung memanaskan permukaan tanah, sehingga suhu dapat meningkat secara signifikan. "Kondisi cerah dengan sedikit awan biasanya menyebabkan suhu meningkat," ungkap Winda.

Sebaliknya, ketika awan banyak dan cuaca mendung, suhu dapat turun. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan prakiraan cuaca agar masyarakat bisa mempersiapkan diri menghadapi suhu ekstrem. Pengaruh cuaca yang bervariasi ini menjelaskan mengapa suhu dapat sangat berbeda meskipun berada dalam jarak yang tidak terlalu jauh.

3. Rekor Suhu Sebelumnya

Sejarah mencatat bahwa suhu tertinggi yang pernah tercatat di Semarang mencapai 39,4 derajat Celsius pada 22 Oktober 2019. Kejadian ini menjadi salah satu referensi bagi BMKG dalam memantau kondisi cuaca saat ini. Winda menekankan bahwa perubahan suhu dapat terjadi dari tahun ke tahun dan dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan.

Perbandingan dengan suhu sebelumnya menunjukkan bahwa suhu 37 derajat Celsius saat ini adalah salah satu yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat perlu mewaspadai potensi cuaca panas yang bisa kembali terjadi, terutama menjelang pergantian musim.

4. Warga Perlu Waspada

Dengan meningkatnya suhu, penting bagi warga Semarang untuk tetap waspada. Saran dari BMKG untuk menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari, terutama ketika suhu berada di puncaknya. "Suhu udara bisa berbeda tergantung tempat atau lokasi," ungkap Winda, yang menyoroti pentingnya memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.

Masyarakat juga dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan mengenakan pakaian yang sesuai dan menjaga asupan cairan agar terhindar dari dehidrasi. Mengingat cuaca yang tidak menentu, kesiapan dan pengetahuan menjadi kunci untuk menjaga kesehatan.

5. Kesimpulan dan Harapan

Dengan suhu yang tinggi dan cuaca yang tidak menentu, harapan masyarakat adalah adanya perhatian lebih dari pihak berwenang untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu. Hal ini penting agar warga dapat mengambil langkah pencegahan yang diperlukan. "Pengamatan kami kan hanya di titik kantor. Beda lokasi tentu berbeda," kata Winda menegaskan perlunya kesadaran akan perbedaan suhu di berbagai titik.

Ke depannya, masyarakat diharapkan dapat lebih proaktif dalam mengikuti informasi cuaca dari BMKG dan tidak mengabaikan tanda-tanda cuaca ekstrem yang mungkin terjadi. Dengan demikian, langkah-langkah antisipatif dapat diambil untuk menjaga kesehatan dan keselamatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya