Pasca Menikah, Berat Badan Anda Bertambah? Ini 7 Alasannya!

Mengapa berat badan bisa bertambah setelah menikah?

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 05 Nov 2024, 15:24 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 15:24 WIB
3 Ciri-ciri Pasanganmu Punya Love Language Physical Touch atau Sentuhan Fisik
Apa arti love language physical touch? Kenali ciri-ciri bahasa cinta lewat sentuhan romantis berikut ini. (pexels/jcarter).

Liputan6.com, Jakarta Pernikahan adalah salah satu momen paling bahagia dalam hidup seseorang, tetapi sering kali diiringi dengan perubahan gaya hidup yang signifikan. Salah satu perubahan yang banyak dialami pasangan yang baru menikah adalah peningkatan berat badan. Fenomena ini bukanlah suatu yang aneh, karena berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap perubahan tersebut.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh alasan utama yang mungkin menyebabkan berat badan bertambah setelah menikah, sehingga Anda dapat lebih memahami dan mengelola perubahan ini dengan lebih baik. Banyak pasangan yang baru menikah merasakan kenyamanan dan kebahagiaan dalam hubungan mereka, yang sering kali tercermin dalam kebiasaan makan dan aktivitas sehari-hari.

Dengan memahami alasan-alasan di balik peningkatan berat badan ini, diharapkan pasangan dapat menemukan cara untuk tetap menjaga kesehatan dan kebugaran mereka, sambil menikmati kehidupan pernikahan yang harmonis dan memuaskan. Mari telusuri lebih lanjut faktor-faktor apa saja yang berperan dalam fenomena ini, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (5/11/2024).

1. Modifikasi Kebiasaan Konsumsi

couple oktober cinta yang sangat tulus
Kasih yang ikhlas./Copyright freepik.com/author/freepic-diller

Setelah menikah, banyak orang mengalami kenaikan berat badan karena perubahan pola makan. Pasangan sering berbagi makanan yang lebih tinggi kalori dan kurang sehat, serta cenderung lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji atau olahan, terutama jika salah satu kurang terampil dalam memasak. Kebiasaan makan yang sebelumnya teratur bisa berubah menjadi lebih santai, dengan porsi dan frekuensi makan yang meningkat tanpa disadari.

Selain itu, tekanan sosial dari lingkungan sekitar juga mempengaruhi kenaikan berat badan. Saat berkumpul dengan keluarga atau teman, ada kecenderungan untuk makan berlebihan, terutama pada acara-acara spesial. Makanan sering dianggap sebagai bentuk kasih sayang, sehingga sulit menolak tawaran makanan dari orang-orang terdekat. Menjaga keseimbangan dalam pola makan sangat penting untuk menghindari kebiasaan makan yang tidak sehat.

2. Minimnya Gerakan Tubuh

couple oktober cinta sepihak
Cinta tak berbalas./Copyright freepik.com/author/cookie-studio

Setelah menikah, banyak pasangan cenderung menghabiskan waktu di rumah dengan aktivitas santai seperti menonton film, yang dapat mengurangi aktivitas fisik dan berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan. Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif dengan mengatur waktu berolahraga bersama pasangan, seperti bersepeda atau berjalan-jalan, yang tidak hanya membakar kalori tetapi juga memperkuat hubungan.

Selain itu, rutinitas harian yang sibuk sering kali membuat pasangan merasa lelah, mendorong mereka untuk beristirahat daripada berolahraga, sehingga meningkatkan risiko penambahan berat badan. Merencanakan aktivitas fisik yang menyenangkan dapat menjadi motivasi untuk tetap bugar dan menjaga kesehatan.

3. Tekanan dan Tugas Baru

couple oktober sepihak
Kasih tak berbalas./Copyright freepik.com/author/cookie-studio

Pernikahan membawa tanggung jawab baru dalam keuangan, pekerjaan, dan pengelolaan rumah tangga, yang sering kali menimbulkan stres dan mempengaruhi pola makan serta gaya hidup. Di bawah tekanan, banyak orang beralih ke makanan sebagai pelarian, sering kali memilih opsi yang kurang sehat. Penelitian dalam American Journal of Lifestyle Medicine menunjukkan bahwa stres dapat memicu kebiasaan makan emosional, dan menyadari pola ini adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan.

Penting untuk mencari cara lain dalam mengatasi stres, seperti meditasi dan olahraga. Pasangan baru juga sering menghadapi konflik komunikasi yang dapat meningkatkan beban emosional dan risiko kebiasaan makan tidak sehat. Ketegangan dalam hubungan dapat memperburuk stres, sehingga membangun komunikasi yang baik dan saling mendukung menjadi kunci untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.

4. Dampak dari Sekitar

couple oktober mengatasi rasa cemburu
Relasi yang harmonis./copyright freepik.com/author/freepik

Lingkungan sosial dan budaya berperan besar dalam peningkatan berat badan setelah pernikahan. Pola makan dan gaya hidup pasangan dapat saling mempengaruhi, terutama jika salah satu memiliki kebiasaan makan yang kurang sehat. Selain itu, lingkungan tempat tinggal turut memengaruhi pola makan, terutama jika terdapat banyak pilihan makanan cepat saji yang menggoda, sehingga memicu kebiasaan makan yang tidak sehat.

Budaya juga memainkan peran penting, di mana makanan sering menjadi elemen utama dalam perayaan dan pertemuan sosial. Situasi ini dapat membuat seseorang merasa tertekan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan dari yang diperlukan. Memahami dampak dari lingkungan dan budaya ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh.

5. Prioritas yang Berubah

couple oktober ikatan cinta
Saran percintaan./copyright freepik.com/author/pch-vector

Setelah menikah, banyak individu mengalami perubahan prioritas hidup, yang dapat menggeser perhatian dari kesehatan dan kebugaran ke tanggung jawab baru seperti karier, rumah tangga, atau merawat anak. Pergeseran ini sering kali membuat seseorang melupakan pentingnya menjaga kesehatan. Penting untuk diingat bahwa menjaga kesehatan adalah bagian integral dari tanggung jawab baru.

Menyisihkan waktu untuk berolahraga dan menyiapkan makanan sehat harus tetap menjadi prioritas. Mengatur waktu untuk diri sendiri dapat membantu menjaga keseimbangan hidup, sementara membentuk kebiasaan positif dan mendisiplinkan diri untuk tetap aktif dapat mendukung kesehatan secara keseluruhan.

6. Aspek Keturunan

couple juli dekat jendela
Dua orang./Hak Cipta Gambar oleh freepik

Faktor genetik sering kali diabaikan dalam pembahasan peningkatan berat badan setelah pernikahan, di mana beberapa individu mungkin lebih rentan mengalami kenaikan berat badan karena kecenderungan genetik. Namun, genetik bukan satu-satunya faktor, gaya hidup, pola makan, dan aktivitas fisik juga berperan penting.

Memahami aspek genetik dapat membantu seseorang mengenali diri sendiri dan mengambil langkah tepat untuk menjaga kesehatan. Meskipun genetik sulit diubah, kebiasaan sehari-hari tetap berada dalam kendali individu. Mengadopsi pola makan sehat dan rutin berolahraga dapat membantu mengatasi pengaruh genetik terhadap berat badan.

7. Aktivitas Berinteraksi

couple juli yang tawa
Gelak tawa./Hak Cipta Gambar oleh Lifestylememory di Freepik

Setelah menikah, kebiasaan bersosialisasi sering berubah, dengan banyak pasangan menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman dan keluarga, sering kali dalam acara yang melibatkan makanan. Acara seperti perayaan dan pesta dapat meningkatkan asupan kalori tanpa disadari. Penting untuk memperhatikan porsi dan jenis makanan saat berkumpul, dan mencari alternatif sehat seperti membawa hidangan bergizi.

Membangun kebiasaan bersosialisasi yang lebih aktif, seperti berolahraga bersama, bisa mengurangi dampak negatif dari pola makan yang tidak sehat. Kenaikan berat badan setelah menikah adalah fenomena umum yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan pola makan, kurangnya aktivitas fisik, dan perubahan prioritas.

Setiap pasangan menghadapi tantangan dalam menjaga kesehatan setelah menikah. Dengan memahami faktor-faktor ini, langkah-langkah positif dapat diambil untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Menjalani hidup sehat bersama pasangan bukan hanya soal penampilan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan hubungan yang lebih harmonis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya