Panduan Lengkap Niat Sholat Sunnah Qobliyah dan Ba'diyah Beserta Keutamaannya

Pelajari panduan lengkap niat sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah dalam tulisan Arab, Latin, dan artinya. Lengkap dengan keutamaan dan waktu pelaksanaannya.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 04 Des 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2024, 16:30 WIB
Sholat - Vania
Ilustrasi Ramadhan/Fimela.com by Adrian Putra

Liputan6.com, Jakarta Sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah merupakan sholat sunnah yang mengiringi sholat wajib lima waktu. Kedua sholat sunnah ini juga dikenal dengan istilah sholat rawatib, yang memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam karena fungsinya sebagai penyempurna sholat fardhu.

Dalam pelaksanaannya, sholat qobliyah dikerjakan sebelum sholat fardhu, sementara sholat ba'diyah dilaksanakan setelah sholat fardhu. Jika ditotal, jumlah rakaat sholat qobliyah dan ba'diyah dalam sehari bisa mencapai 12 rakaat, yang tersebar di lima waktu sholat.

Waktu pelaksanaan sholat qobliyah dimulai sejak masuknya waktu sholat fardhu hingga pelaksanaan sholat fardhu. Sedangkan waktu sholat ba'diyah dimulai setelah selesai sholat fardhu hingga berakhirnya waktu sholat tersebut. Untuk memahami lebih dalam tentang pelaksanaan sholat sunnah ini, simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (4/12/2024).

Niat Sholat Sunnah Qobliyah dan Ba'diyah

Sebagai bagian penting dari ibadah sholat sunnah rawatib, niat menjadi syarat utama yang menentukan keabsahan pelaksanaannya. Dalam mengerjakan sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah, niat harus diucapkan dengan jelas dan tepat sesuai dengan waktu sholat yang akan dikerjakan. Berikut adalah bacaan niat sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah untuk setiap waktu sholat, lengkap dengan tulisan Arab, Latin, dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

 

1. Niat Sholat Qobliyah Subuh

اُصَلِّى سُنَّةَ قَبْلِيَّةً الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Usholli Sunnata Qobliyyatas Sh-shubhi rok'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'ala

Artinya: "Aku niat melakukan shalat sunat sebelum subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat karena Allah ta'ala."

 

2. Niat Sholat Qobliyah Zuhur

اُصَلِّى سُنَّةَ قَبْلِيَّةً الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatadzh dzuhri rak'ataini qobliyatan lillaahi ta'ala

Artinya: "Aku niat melakukan shalat sunat sebelum dzuhur 2 rakaat, sambil menghadap qiblat karena Allah ta'ala"

 

3. Niat Sholat Ba'diyah Zuhur

أَصَلَّى سُنَّةَ الظهرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatad dhuhri arba'a rokataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati ada'an lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat sholat badiyah Zuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala."

 

4. Niat Sholat Qobliyah Ashar

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatad ashri rok'ataini qabliyatan mustaqbilal qiblati ada'an lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat sholat sunah sebelum ashar dua rakaat menghadap kiblat karena Allah taala."

 

Untuk empat rakaat, gunakan niat berikut:

أُصَلِّي سُنَّةَ العَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan alashri arba'a raka'atin qabliyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat melakukan sholat sunah sebelum ashar empat rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah taala."

 

5. Niat Sholat Qobliyah Maghrib

اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal maghribi rak'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku niat melakukan shalat sunat sebelum Maghrib 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala."

 

6. Niat Sholat Ba'diyah Maghrib

اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal maghribi rak'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku niat melakukan shalat sunat sesudah Maghrib 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala."

 

7. Niat Sholat Qobliyah Isya

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal 'isyaa-i rak'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala

Artinya: "Aku niat melakukan shalat sunat sebelum Isya 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala."

 

8. Niat Sholat Ba'diyah Isya

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal 'isyaa-i rak'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'ala

"Aku niat melakukan shalat sunat sesudah Isya 2 rakaat, sambil menghadap kiblat, saat ini, karena Allah ta'ala."

 

Memahami dan menghafalkan niat-niat sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah ini sangat penting untuk memastikan ibadah kita dilakukan dengan benar. Meskipun terdapat variasi dalam lafaz niat, yang terpenting adalah kita memahami maksud dan tujuan dari sholat yang akan kita kerjakan. Niat dalam hati tetap menjadi kunci utama, sementara pelafalan dalam bahasa Arab membantu kita untuk lebih fokus dan khusyuk dalam melaksanakan ibadah ini.

Jumlah Rakaat Sholat Sunnah Rawatib

Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-michael-burrows
Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-michael-burrows

Dalam pelaksanaan sholat sunnah rawatib, jumlah rakaat untuk setiap waktu sholat telah ditentukan berdasarkan hadits dan sunnah Rasulullah SAW. Pemahaman tentang jumlah rakaat ini penting untuk memastikan kita melaksanakannya sesuai dengan tuntunan yang ada. Berikut adalah rincian jumlah rakaat sholat sunnah rawatib untuk setiap waktu sholat:

1. Sholat Sunnah Rawatib Subuh

Sholat sunnah rawatib subuh termasuk dalam kategori sunnah mu'akkad (sangat dianjurkan) dan memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan sholat sunnah ini bahkan dalam perjalanan. Jumlahnya adalah dua rakaat sebelum sholat subuh (qobliyah), dan tidak ada sholat sunnah ba'diyah setelahnya. Nilai dari dua rakaat ini, sebagaimana disebutkan dalam hadits, lebih baik dari dunia dan seisinya.

2. Sholat Sunnah Rawatib Zuhur

Waktu zuhur memiliki jumlah rakaat sunnah rawatib terbanyak. Dapat dilaksanakan empat rakaat sebelum sholat zuhur (qobliyah) dan empat rakaat setelahnya (ba'diyah). Alternatif lainnya adalah dua rakaat sebelum dan dua rakaat sesudahnya. Keutamaan menjalankan sholat sunnah di waktu zuhur ini sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa Allah akan mengharamkan api neraka bagi yang konsisten menjalankannya.

3. Sholat Sunnah Rawatib Ashar

Pada waktu ashar, sholat sunnah rawatib hanya ada qobliyah (sebelum sholat ashar), bisa dikerjakan dua atau empat rakaat. Meskipun termasuk sunnah ghoiru mu'akkad (tidak terlalu ditekankan), namun memiliki keutamaan tersendiri sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa Allah akan merahmati orang yang mengerjakan sholat empat rakaat sebelum ashar.

4. Sholat Sunnah Rawatib Maghrib

Di waktu maghrib, sholat sunnah rawatib terdiri dari dua rakaat qobliyah dan dua rakaat ba'diyah. Sholat ba'diyah maghrib memiliki keutamaan khusus, dimana jika seseorang mengerjakannya sebelum berbicara dengan siapapun, pahalanya akan dicatat di 'Illiyyin (tempat tertinggi di surga).

5. Sholat Sunnah Rawatib Isya

Untuk waktu isya, jumlah rakaatnya sama seperti maghrib yaitu dua rakaat qobliyah dan dua rakaat ba'diyah. Sholat sunnah di waktu isya ini melengkapi rangkaian sholat sunnah rawatib dalam sehari, dan memiliki nilai istimewa sebagai bagian dari dua belas rakaat yang menjadi penyebab dibangunkannya rumah di surga.

Dengan memahami jumlah rakaat sholat sunnah rawatib ini, kita dapat mengatur waktu dan mengamalkannya sesuai dengan kemampuan. Yang terpenting adalah konsistensi dalam menjalankannya, karena sholat sunnah rawatib bukan hanya sebagai pelengkap sholat wajib, tetapi juga memiliki nilai dan keutamaan tersendiri dalam meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.

Panduan Praktis Melaksanakan Sholat Sunnah Rawatib

FOTO: Memperbanyak Ibadah Selama Ramadhan di Masjid Kubah Emas
Umat muslim sholat di Masjid Kubah Emas, Depok, Jawa Barat, Jumat (16/4/2021). Bulan suci Ramadhan dimanfaatkan umat muslim untuk memperbanyak amalan dan ibadah di antaranya sholat sunah, zikir, dan tadarus Alquran. (merdeka.com/ Arie Basuki)

Keberhasilan dalam menjalankan sholat sunnah rawatib tidak hanya terletak pada pemahaman tentang niat dan jumlah rakaatnya saja, tetapi juga pada teknis pelaksanaannya. Dengan memahami panduan praktis berikut, diharapkan kita dapat menjalankan sholat sunnah rawatib dengan lebih khusyuk dan sempurna. Berikut adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan:

1. Waktu Pelaksanaan yang Tepat

Ketepatan waktu dalam melaksanakan sholat sunnah rawatib sangat penting untuk diperhatikan. Untuk sholat qobliyah, waktu pelaksanaannya dimulai sejak masuknya waktu sholat hingga sebelum iqamah dikumandangkan. Sementara untuk sholat ba'diyah, bisa dikerjakan setelah salam sholat fardhu hingga masuknya waktu sholat berikutnya. Penting untuk tidak terburu-buru dan memberikan jeda waktu yang cukup antara sholat sunnah dengan sholat fardhu.

2. Pemilihan Tempat yang Sesuai

Dalam melaksanakan sholat sunnah rawatib, kita diberi kelonggaran dalam pemilihan tempat. Jika dikerjakan di masjid, kita bisa tetap di tempat setelah sholat fardhu atau berpindah ke tempat lain yang lebih tenang. Jika berada di rumah, pilihlah tempat yang bersih dan nyaman untuk beribadah. Yang terpenting adalah memastikan tempat tersebut memenuhi syarat kesucian dan menghadap kiblat dengan benar.

3. Teknik Pelaksanaan yang Benar

Pelaksanaan sholat sunnah rawatib memiliki tata cara yang sama dengan sholat fardhu, namun dengan beberapa kekhususan. Bacaan dalam sholat sunnah rawatib bisa dilakukan dengan sirr (pelan) dan tidak perlu terlalu panjang. Untuk sholat yang berjumlah empat rakaat, bisa dilaksanakan dengan dua cara: empat rakaat sekaligus dengan satu salam, atau dibagi menjadi dua kali dua rakaat dengan dua kali salam.

4. Konsistensi dan Keistiqomahan

Kunci utama dalam menjalankan sholat sunnah rawatib adalah konsistensi. Lebih baik mengerjakan secara rutin meskipun hanya yang mu'akkad (sangat dianjurkan) daripada mengerjakan semuanya namun tidak istiqomah. Mulailah dengan yang ringan, misalnya sholat sunnah rawatib subuh yang memiliki keutamaan besar, kemudian secara bertahap menambah yang lainnya sesuai kemampuan.

5. Adab dan Kesunahan Tambahan

Selain ketentuan wajib, ada beberapa adab dan kesunahan yang bisa meningkatkan kualitas sholat sunnah rawatib. Misalnya, membaca surat-surat pendek yang dianjurkan, melakukannya dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, serta menjaga wudhu sepanjang waktu agar bisa langsung mengerjakannya ketika masuk waktu sholat.

6. Penanganan Kondisi Khusus

Dalam situasi tertentu seperti perjalanan atau sakit, kita tetap bisa menjalankan sholat sunnah rawatib dengan beberapa keringanan. Saat bepergian, fokuskan pada sholat sunnah yang mu'akkad seperti qobliyah subuh. Dalam kondisi sakit, lakukanlah sesuai kemampuan, bahkan bila perlu dengan duduk atau berbaring, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam syariat.

Dengan memahami dan menerapkan panduan praktis ini, diharapkan pelaksanaan sholat sunnah rawatib kita menjadi lebih teratur dan bermakna. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas dan kesungguhan dalam menjalankannya, karena sholat sunnah rawatib bukan sekadar ritual tambahan, melainkan sarana untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan Allah SWT dan menyempurnakan ibadah sholat wajib kita.

Keutamaan Sholat Qobliyah dan Ba'diyah

Ilustrasi sholat di rumah
Ilustrasi sholat di rumah. Photo by Michael Burrows:

Sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW sangat menganjurkan dan menjaga pelaksanaan sholat sunnah ini, karena di dalamnya terkandung berbagai keutamaan dan manfaat, baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Berikut adalah beberapa keutamaan utama dari pelaksanaan sholat sunnah rawatib:

1. Penyempurna Sholat Fardhu

Salah satu fungsi terpenting dari sholat sunnah rawatib adalah sebagai penyempurna sholat fardhu. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda bahwa amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah sholat fardhu. Jika terdapat kekurangan dalam sholat fardhu, maka Allah SWT akan memerintahkan para malaikat untuk melihat amalan sholat sunnah dari hamba tersebut. Amalan sholat sunnah inilah yang akan menutupi dan menyempurnakan kekurangan yang ada pada sholat fardhu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga konsistensi dalam melaksanakan sholat sunnah rawatib.

2. Dibangunkan Rumah di Surga

Keutamaan luar biasa dari sholat sunnah rawatib terungkap dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Habibah. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW menjanjikan bahwa siapa saja yang konsisten mengerjakan dua belas rakaat sholat sunnah rawatib dalam sehari, Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga. Pembagian dua belas rakaat tersebut adalah empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya, dan dua rakaat sebelum subuh. Janji ini menunjukkan besarnya pahala yang Allah sediakan bagi mereka yang tekun menjalankan sholat sunnah rawatib.

3. Bernilai Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya

Khusus untuk sholat sunnah qobliyah subuh atau yang dikenal dengan sholat fajar, Rasulullah SAW memberikan penekanan khusus tentang keutamaannya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan At-Tirmidzi, Rasulullah SAW menyatakan bahwa dua rakaat sholat fajar lebih baik nilainya daripada dunia dan seisinya. Pernyataan ini memberikan gambaran betapa berharganya sholat sunnah tersebut di sisi Allah SWT, sekaligus memotivasi kita untuk tidak meninggalkannya meskipun dalam kondisi sibuk atau dalam perjalanan.

4. Mendapatkan Rahmat Allah SWT

Dalam hadits lain disebutkan bahwa Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang mengerjakan sholat sunnah rawatib, khususnya empat rakaat sebelum ashar. Rahmat Allah ini mencakup berbagai bentuk kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, rahmat tersebut bisa berupa kemudahan dalam kehidupan, ketenangan hati, dan keberkahan dalam rezeki. Sementara di akhirat, rahmat Allah bisa berupa keringanan dalam hisab dan peningkatan derajat di surga.

5. Diharamkan dari Api Neraka

Keutamaan khusus juga disebutkan bagi mereka yang konsisten mengerjakan sholat sunnah rawatib zuhur. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyatakan bahwa siapa yang menjaga empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat setelahnya, Allah akan mengharamkan dirinya dari api neraka. Ini merupakan jaminan keselamatan yang luar biasa, yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga sholat sunnah di waktu zuhur ini.

Memahami berbagai keutamaan sholat sunnah rawatib ini hendaknya menjadi motivasi bagi kita untuk lebih giat dan konsisten dalam menjalankannya. Meskipun berstatus sunnah, namun nilai dan manfaatnya sangat besar bagi kehidupan seorang muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan menjalankan sholat sunnah rawatib secara istiqomah, kita tidak hanya menyempurnakan sholat fardhu, tetapi juga membangun jalan menuju kebahagiaan hakiki di surga Allah SWT.

Sholat sunnah qobliyah dan ba'diyah merupakan amalan yang sangat istimewa dalam Islam. Selain sebagai penyempurna sholat fardhu, amalan ini juga memiliki berbagai keutamaan yang luar biasa, mulai dari jaminan rumah di surga hingga perlindungan dari api neraka. Namun, untuk mendapatkan semua keutamaan tersebut, diperlukan konsistensi dan kesungguhan dalam menjalankannya.

Mari kita mulai membiasakan diri menjalankan sholat sunnah rawatib secara rutin. Jangan jadikan kesibukan sebagai alasan untuk meninggalkannya, karena setiap rakaat yang kita kerjakan memiliki nilai yang sangat berharga di sisi Allah SWT. Mulailah dari hari ini, dari yang paling ringan, dan tingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya