Siapa Yati Waluh Kukus? Begini Kisah Pilunya yang Viral di X sejak 2021

Yati Waluh Kukus jadi salah satu kisah legend di X (Twitter).

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Des 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2024, 19:00 WIB
Kisah Yati Waluh Kukus (sumber: Unsplash/x.com/ainayed)
Kisah Yati Waluh Kukus (sumber: Unsplash/x.com/ainayed)

Liputan6.com, Jakarta Platform media sosial X (Twitter) menyimpan sejuta kisah dari para penggunanya. Salah satu cerita yang sempat viral di kalangan netizen Indonesia adalah kisah Yati Waluh Kukus. Hingga kini, Yati Waluh Kukus masih sering di-mention sebagai kisah paling pilu yang pernah ada, membuatnya makin fenomenal.

Kisah Yati Waluh Kukus pertama dibagikan oleh akun @ainayed (Ainay), pada 18 Juli 2021 dalam sebuah utas panjang. Yati Waluh Kukus merupakan kisah tentang pengalaman emosional Ainay dengan waluh kukus atau labu kuning kukus.

Ainay menyebut tragedi waluh kukus tersebut adalah kisah nyata yang benar-benar pernah ia alami. Yati, merupakan salah satu tokoh yang bikin netizen cukup geregetan dalam kisah tersebut.

Banyak netizen bersimpati dengan pengalaman Ainay dan waluh kukusnya. Utas ini kemudian mendapat atensi netizen hingga mendapat 3,6 ribu komentar, 53 ribu Retweet, dan 151 ribu penyuka.

Seperti apa kisah Yati Waluh Kukus yang viral di X hingga kini? Berikut kisahnya yang berhasil Liputan6.com rangkum dari utas @ainayed, Jumat(27/12/2024).

Waluh hasil panen sang ibu

Manfaat labu kuning untuk diet
Labu kuning/waluh kukus. (Foto: unsplash.com)

Kisah dimulai dari latar belakang Ainay yang dulu pernah mengalami kemiskinan. Saat itu, ia duduk di kelas 4 SD. Ainay saat itu tinggal bersama sang ibu yang menjadi buruh serabutan.

Satu ketika, ibu Ainay mendapat pekerjaan memanen waluh atau labu kuning. Sebagai upahnya, sang ibu mendapat dua buah waluh dengan ukuran kecil dan besar. Waluh tersebut masih berwarna hijau dan harus disimpan terlebih dulu sampai kuning hingga dua bulan lamanya.

Waluh disumbangkan ke langgar

Labu kuning/waluh kukus
Labu kuning (Sumber: gate74/Pixabay)

Sang ibu berencana memasak waluh tersebut untuk takjil di langgar. Takjil tersebut biasanya dibagikan pada anak-anak yang tadarusan. Ainay saat itu juga merupakan anak yang tak pernah absen tadarus di langgar.

"Terus aku ingat makku ngomong, 'Alhamdulillah punya waluh, bisa buat nyumbang takjil orang tadarus. Sedih, ndak pernah ngasih apa2 untuk orang ngaji,'" cerita Ainay dalam utasnya.

Saat waluh tersebut siap diolah, saking tak punya apa-apa, ibu Ainay hanya mengukusnya. Namun, meski cuma dikukus, waluh tersebut tetap punya rasa yang manis dan empuk. Dengan percaya diri, ibu Ainay menaruh seember waluh kukusnya di langgar untuk nantinya dinikmati anak-anak.

Muncul Yati yang jahat

Labu
ilustrasi/copyright unsplash.com/Aaron Burden

Namun, sampai tadarus usai, hanya satu-dua anak yang menyantap waluh kukus buatan ibu Ainay. Hingga akhirnya datang Yati, yang melihat-lihat takjil yang ada. Saat melihat waluh kukus ibu Ainay, ia hanya mengorek dengan ujung jarinya dan berujar,

"Hiii panganan opo iki? Mosok koyok t*ek ngene dikekno uwong?" (Hi, makanan apaan nih? Masa bentuk kek t** gini dikasih ke orang?)

Seketika Ainay marah dan membentak Yati untuk tak usah makan saja kalau tidak suka. Namun, Yati malah mengatai Ainay pemarah dan menghasut teman-teman lainnya untuk menertawainya.

Kepiluan waluh kukus

Ilustrasi Labu
Ilustrasi Labu. (Kristina Paukshtite/Pexels)

Ainay pun pulang dengan seember utuh waluh kukus yang hanya sedikit dimakan. Namun, ia teringat sang ibu yang sangat bersemangat saat menyiapkan waluh tersebut.

"Tapi terus aku ingat makku, yang nahan nggak masak waluh itu sampe 2 bulan demi bisa nyumbang takjil. Ingat makku yang pede waluhnya bakal habis," tulis Ainay.

Akhirnya, Ainay memakan waluh kukus tersebut sendirian di samping langgar. Meski sudah sangat kenyang hingga perutnya penuh, ia paksa memakan waluh tersebut hingga tersisa setengah ember. Ainay pun bergegas pulang karena sudah jam 9 malam.

Rute dari langgar ke rumah Ainay saat itu gelap tanpa penerangan. Sambil membawa setengah ember waluh kukus, ia berlari karena takut akan hantu. Kepiluan kedua terjadi, ia jatuh tersandung dan waluh-waluhhnya terhambur ke tanah.

Sambil meraba-raba waluh, ia melemparkannya ke selokan untuk menghilangkan jejak. Perutnya yang penuh akan waluh kukus pun tak bisa menahannya untuk muntah. Ainay pun menangis pulang.

Trauma akan waluh kukus

kolak
ilustrasi kolak labu kuning | copyright frreepik.com/jcomp

Sesampainya di rumah, ia tak bisa bohong saat pulang dengan keadaan habis jatuh. Sang ibu juga mempercayainya karena saat itu tubuh Ainay kecil yang gampang oleng. Namun, sang ibu kemudian dengan sumringan menanyakan, siapa saja yang memakan waluh kukusnya sampai habis.

Ainay pun terpaksa harus berbohong dan menyebutkan siapa saja yang memakan waluh kukusnya. Sang ibu pun sangat senang dan bersyukur.

"Kusebutin nama anak-anak yang tadi ada di langgar. Terus makku ngucap alhamdulillah berkali-kali karena makanan yang beliau taruh di langgar untuk anak-anak ngaji beneran habis dimakan, nggak mubazir," cerita Ainay.

Sejak saat itu, Ainay mengaku tak pernah memakan waluh kukus lagi. Ingatannya akan kepiluan waluh kukus di masa kecil membuatnya merasa trauma dengan makanan tersebut.

Kisahnya viral

Ilustrasi twitter
Ilustrasi twitter. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Kisah Yati waluh kukus kemudian viral dan disebut-sebut sebagai kisah legend di X. Yati, yang menjadi tokoh antagonis dalam cerita waluh kukus tersebut juga sukses membuat netizen kesal. Banyak juga orang yang kemudian penasaran siapa Yati waluh kukus yang sering disebut netizen. Hingga kini, utas waluh kukus sudah mendapatkan 3,6 ribu komentar, 53 ribu Retweet, dan 151 ribu penyuka. 

Menurut pemantauan Liputan6.com, Yati waluh kukus masih sering disebut dalam cuitan-cuitan netizen. Kebanyakan dari mereka membahas tentang begitu pilunya kisah ini dan menyebalkannya sosok Yati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya