Tuai Sorotan, Staf ADOR Rekam Bekas Asrama NewJeans Pakai Kamera Tubuh

Liputan6.com, Jakarta Sebuah peristiwa yang menuai kontroversi terjadi antara staf ADOR dan bekas asrama yang digunakan oleh grup NewJeans, yang memicu reaksi negatif dari kalangan netizen. Tindakan staf perusahaan yang merekam kondisi asrama dengan menggunakan kamera tubuh dianggap sebagai hal yang tidak lazim dalam industri hiburan.

Kejadian ini berlangsung di tengah perselisihan hukum yang sedang berlangsung antara ADOR dan NewJeans mengenai keabsahan kontrak eksklusif yang mereka miliki. Sebelumnya, ADOR telah mengajukan gugatan di Pengadilan Distrik Pusat Seoul untuk mempertahankan posisi mereka dalam kontrak manajemen dengan grup tersebut.

Sejumlah orang mulai mempertanyakan alasan di balik rekaman tersebut, terutama karena isu ini menjadi perdebatan hangat di berbagai forum online, yang menimbulkan spekulasi dan diskusi di kalangan penggemar serta masyarakat luas.

Permasalahan antara NewJeans dan ADOR dimulai ketika NewJeans mengumumkan secara sepihak pemutusan kontrak eksklusif pada tanggal 28 November 2024. Dalam pernyataan mereka, grup ini menyebutkan bahwa kesalahan sepenuhnya terletak pada ADOR dan HYBE, sehingga mereka merasa tidak berkewajiban untuk membayar penalti yang ditetapkan.

Menanggapi tindakan tersebut, ADOR mengambil langkah hukum dengan mengajukan gugatan pada 3 Desember 2024 untuk memastikan keabsahan kontrak yang ada. ADOR berpendapat bahwa kontrak eksklusif yang telah disepakati tetap berlaku dan melarang NewJeans untuk menandatangani perjanjian iklan baru tanpa adanya persetujuan dari pihak mereka.

Setelah NewJeans meninggalkan asrama yang disediakan oleh ADOR pada awal bulan Desember 2024, pihak staf perusahaan melakukan pemeriksaan kondisi properti menggunakan kamera tubuh. ADOR menyatakan bahwa tindakan ini bertujuan untuk mencegah tuduhan yang tidak berdasar terkait penggunaan properti. Namun, banyak pihak yang meragukan apakah penggunaan kamera tubuh ini merupakan langkah yang etis dan proporsional, terutama mengingat adanya isu sensitivitas yang berkaitan dengan privasi dan reputasi grup tersebut.

Penggunaan kamera tubuh di bekas asrama NewJeans memicu perdebatan hangat di media sosial. Beberapa komentar menyebut tindakan ini "menyeramkan" dan "tidak pantas," sementara yang lain menilai tindakan ADOR sebagai langkah protektif untuk menghindari tuduhan lebih lanjut.

Seorang netizen berkomentar, “Mengapa asrama yang kosong harus direkam? Apakah ini untuk mengintimidasi?” Namun, ada juga yang mendukung, mengatakan, “Mereka hanya melindungi properti mereka. Tidak ada yang salah dengan itu.”

Situasi menjadi semakin kompleks ketika gambar-gambar dari asrama itu muncul di platform daring, yang diduga berasal dari penggemar yang berperilaku obsesif (sasaeng). Keterlibatan pihak-pihak tersebut menimbulkan kecurigaan yang lebih dalam mengenai mekanisme dokumentasi ADOR dan individu yang bertanggung jawab atas kebocoran informasi ini.

Sampai saat ini, ADOR belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai asal usul foto-foto yang telah bocor tersebut. Namun, spekulasi mengenai hal ini terus berkembang di kalangan penggemar dan masyarakat luas, menciptakan ketidakpastian dan pertanyaan yang belum terjawab.

Konflik ini berpotensi besar untuk memengaruhi masa depan NewJeans sebagai sebuah grup serta posisi ADOR di dalam dunia hiburan. Keputusan hukum yang berkaitan dengan kontrak eksklusif menjadi sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya bagi kedua belah pihak.

Walaupun ADOR menyatakan "komitmen mereka untuk mendukung kegiatan NewJeans", hubungan yang telah mengalami keretakan ini menimbulkan tanda tanya mengenai kemungkinan rekonsiliasi di masa mendatang. Situasi ini menunjukkan betapa krusialnya penyelesaian perseteruan ini bagi kelangsungan karier NewJeans dan reputasi ADOR di industri yang sangat kompetitif ini.

ADOR menjelaskan bahwa penggunaan kamera tubuh dilakukan untuk mendokumentasikan kondisi properti dan menghindari tuduhan tidak berdasar.

Sebagian besar penggemar mengkritik tindakan ADOR sebagai tidak pantas, sementara yang lain mendukungnya sebagai langkah protektif.