Apakah Kerang Dara Berbahaya? Berikut Penjelasannya

Kerang dara menjadi favorit banyak orang, namun tak banyak yang tahu bahwa jenis kerang ini memiliki risiko kesehatan serius. Simak penjelasan lengkapnya.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 25 Jan 2025, 16:54 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 16:54 WIB
kerang dara
ilustrasi Resep Kerang Dara Saus Tiram/copyright Shutterstock... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kerang selalu menjadi sajian favorit di meja makan, terutama bagi pecinta seafood. Dengan rasa yang gurih dan tekstur yang lembut, kerang menjadi pilihan makanan yang sulit ditolak. Berbagai jenis kerang seperti kerang dara, kerang hijau, dan scallop sering diolah menjadi masakan lezat dengan beragam saus yang menggugah selera.

Namun, di balik kenikmatannya, ada risiko yang perlu diwaspadai. Tidak semua jenis kerang aman untuk dikonsumsi. Beberapa di antaranya menyimpan bahaya kesehatan yang dapat mengancam jiwa. Hal ini terutama berlaku jika kerang berasal dari perairan yang tercemar.

Salah satu jenis kerang yang menjadi sorotan adalah kerang dara. Meski populer karena kandungan nutrisinya, kerang ini ternyata masuk dalam daftar makanan paling berbahaya di dunia. Lalu, apa yang membuat kerang dara berbahaya, dan bagaimana cara mengonsumsinya dengan aman? Artikel ini akan menjelaskan secara rinci.

Apa Itu Kerang Dara dan Mengapa Populer?

Kerang dara, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Tegillarca granosa, merupakan salah satu jenis kerang yang banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Jenis kerang ini mudah dikenali dari ukurannya yang kecil dengan cangkang keras berwarna putih kehitaman.

Kerang dara sering menjadi pilihan karena kandungan hemoglobinnya yang tinggi, yang memberikan warna merah khas pada cairan di dalam cangkangnya. Cairan ini dipercaya memiliki manfaat dalam meningkatkan produksi sel darah merah, sehingga dianggap baik untuk kesehatan.

Menurut New York Times, kerang dara merupakan salah satu makanan laut yang paling sering dibudidayakan di Asia. Popularitasnya meluas hingga berbagai negara, terutama karena rasanya yang gurih dan cara memasaknya yang beragam. Kerang ini bisa dikukus, direbus, dipanggang, atau bahkan disantap mentah.

Namun, terlepas dari manfaat dan kenikmatannya, kerang dara menyimpan bahaya kesehatan yang serius. Bakteri dan virus yang terkandung di dalamnya dapat memicu berbagai penyakit, terutama jika kerang tersebut berasal dari perairan yang tercemar.

Risiko Kesehatan yang Terkait dengan Kerang Dara

Bahaya utama dari konsumsi kerang dara terletak pada kemampuan kerang ini untuk menyerap racun dan polutan dari lingkungan perairannya. Mengutip Express.co.uk, kerang dara termasuk dalam daftar 17 makanan paling berbahaya di dunia.

Kerang dara diketahui dapat mengandung bakteri seperti Vibrio vulnificus dan virus hepatitis A serta E. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit serius seperti tifus, disentri, dan diare berdarah. Risiko ini semakin besar jika kerang dikonsumsi mentah tanpa proses pemasakan yang benar.

Kerang dara yang berasal dari perairan tertentu seperti kawasan pesisir yang tercemar juga lebih berisiko membawa polutan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui asal perairan kerang sebelum mengonsumsinya.

Sebagai langkah pencegahan, pastikan kerang dara dimasak hingga matang sempurna untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang mungkin terkandung di dalamnya.

Kerang Hijau dan Scallop: Apakah Sama Berbahayanya?

Menu Maksi: Kerang Hijau yang Banyak Manfaat
Selain rasanya yang enak, kerang hijau juga memiliki banyak sekali manfaat karena gizi yang terkandung didalamnya, dimana gizi tersebut dib... Selengkapnya

Selain kerang dara, jenis kerang lain seperti kerang hijau dan scallop juga perlu mendapat perhatian. Kerang hijau, meski dikenal dengan rasanya yang lezat, memiliki potensi bahaya jika berasal dari perairan tercemar.

Kerang hijau yang berasal dari wilayah tercemar bisa memiliki racun yang lebih berbahaya daripada sianida. Racun ini dapat terakumulasi dalam tubuh manusia jika kerang hijau dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karena itu, konsumsilah kerang hijau dalam jumlah yang wajar.

Scallop atau kerang simping juga tidak luput dari risiko. Pada tahun 2014, kasus keracunan kerang simping sempat menjadi sorotan, di mana racun logam berat yang terkandung di dalamnya menyebabkan kematian beberapa orang. Sama seperti kerang dara, scallop mampu menyerap polutan dari lingkungannya, sehingga penting untuk mengetahui asal perairannya.

Tips Memilih dan Mengonsumsi Kerang dengan Aman

Untuk menghindari risiko kesehatan, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan saat memilih dan mengonsumsi kerang:

  • Perhatikan asal perairan: Pastikan kerang berasal dari perairan yang bersih dan bebas polusi. Hindari kerang yang diambil dari kawasan pesisir yang diketahui tercemar.
  • Pastikan kerang segar: Kerang segar biasanya memiliki aroma laut yang khas dan cangkang yang tertutup rapat.
  • Masak hingga matang: Proses pemasakan seperti merebus atau mengukus dapat membunuh bakteri dan virus yang mungkin terkandung dalam kerang.

Jika memungkinkan, pilih kerang yang telah melewati uji keamanan pangan untuk memastikan kandungan racunnya berada di bawah ambang batas yang aman.

1. Apakah kerang dara aman untuk dikonsumsi setiap hari?

Kerang dara sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari, terutama jika Anda tidak yakin dengan asalnya. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko paparan bakteri dan virus yang berbahaya.

2. Bagaimana cara mengetahui kerang yang masih segar?

Kerang segar biasanya memiliki cangkang yang tertutup rapat dan aroma laut yang khas. Hindari kerang dengan bau menyengat atau cangkang yang terbuka.

3. Apakah memasak kerang hingga matang dapat menghilangkan racunnya?

Proses memasak seperti merebus atau mengukus dapat membunuh bakteri dan virus, namun tidak sepenuhnya menghilangkan racun logam berat jika kerang berasal dari perairan tercemar.

4. Apa risiko terbesar dari mengonsumsi kerang mentah?

Kerang mentah dapat mengandung bakteri seperti Vibrio vulnificus yang berpotensi menyebabkan infeksi serius, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya