Tanah Bergerak di Purwodadi Pasuruan Bikin Puluhan Rumah Rusak, Warga Kaget Lihat Lantai Retak Diiringi Suara Keras

Tanah bergerak di Purwodadi Pasuruan rusak puluhan rumah dan membuat warga panik saat lantai retak dengan suara gemuruh.

oleh Nurul Diva diperbarui 30 Jan 2025, 15:25 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 15:25 WIB
Kondisi tanah bergerak di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan/Pemkab Pasuruan
Kondisi tanah bergerak di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Fenomena tanah bergerak melanda Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, baru-baru ini. Akibat bencana itu, puluhan rumah warga mengalami kerusakan dan menimbulkan kepanikan di kalangan warga.

Akibat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, puluhan warga terpaksa mengungsi ke SDN Cowek 2 untuk menghindari risiko lebih besar. Pemerintah setempat bersama BPBD Kabupaten Pasuruan pun bergerak cepat dengan meninjau lokasi dan memberikan bantuan darurat bagi warga terdampak.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, kejadian ini sudah terjadi sejak Selasa (28/1/2025) dan dampaknya masih terus dirasakan oleh warga hingga Rabu petang. Berikut fakta-faktanya, dirangkum Liputan6, Kamis (28/1).

Kronologi Kejadian: Tanah Bergerak Disertai Suara Cukup Keras

Kondisi tanah bergerak di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan/Pemkab Pasuruan
Kondisi tanah bergerak di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan... Selengkapnya

Peristiwa tanah bergerak di RT 01/RW 08, Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi pertama kali dirasakan warga Pasuruan pada Selasa (28/01) sore. Ketika itu, beberapa rumah mulai mengalami retakan di lantai dan dinding, yang semakin parah dalam hitungan jam hingga menimbulkan kepanikan.

Beberapa warga mengaku kaget saat melihat lantai rumah mereka mengelupas dengan sendirinya disertai suara keras, sementara retakan pada dinding rumah juga semakin meluas, membuat kondisi semakin tidak aman dan memaksa mereka untuk segera mengungsi demi keselamatan.

Akses jalan utama di sekitar lokasi kejadian juga terdampak, dengan beberapa bagian mengalami retak dan ambles, sehingga semakin membahayakan warga yang masih berada di sekitar lokasi dan menyulitkan proses evakuasi menuju tempat yang lebih aman.

"Kemarin lihat lantai nya pecah dan mengelupas disertai bunyi keras. Tembok ruang tamu saya juga retak dan pecah," kata seorang warga, Darmanto, mengutip pasuruankab.go.id.

Dampak Kerusakan: Puluhan Rumah Retak, 176 Warga Terdampak

Fenomena tanah bergerak ini menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada permukiman warga, dengan total 47 rumah terdampak dalam berbagai tingkat kerusakan, sementara 16 rumah mengalami kerusakan yang sangat parah dan tidak bisa lagi dihuni oleh pemiliknya.

Dari data yang dihimpun oleh BPBD Kabupaten Pasuruan, total warga terdampak mencapai 176 jiwa dari 47 Kepala Keluarga (KK), dengan 57 orang di antaranya berasal dari rumah-rumah yang mengalami kerusakan paling parah dan harus segera diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Selain rumah warga, beberapa fasilitas umum seperti jalan desa juga mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah, membuat akses keluar masuk desa menjadi sulit, sehingga mempersulit distribusi bantuan serta evakuasi warga yang masih berada di daerah rawan.

"Mau balik ke rumah takut longsor, mending ditinggal saja," tambah Darmanto, seraya khawatir bencana terus terjadi.

Upaya Evakuasi: Warga Diungsikan ke Sekolah Terdekat

Dengan kondisi tanah yang terus bergerak dan semakin banyaknya rumah yang mengalami kerusakan, pemerintah setempat bersama BPBD Kabupaten Pasuruan segera mengambil langkah cepat untuk mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman agar menghindari risiko lebih besar.

Sebanyak 57 warga dari 16 rumah yang mengalami kerusakan paling parah langsung dipindahkan ke SDN Cowek 2, sementara warga lainnya yang rumahnya masih dalam kondisi cukup stabil tetap diminta waspada dan bersiap untuk mengungsi jika kondisi semakin memburuk.

Selain memberikan tempat pengungsian, pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan darurat berupa makanan siap saji, obat-obatan, serta perlengkapan rumah tangga bagi warga terdampak, sementara tim BPBD terus memantau perkembangan situasi di lokasi kejadian.

"Ini tadi sudah dilakukan assestment berapa jumlah rumah warga yang rusak parah dan rusak ringan. Akan diinventarisir dulu. Mungkin kebijakan yang cepat adalah untuk sementara mengungsikan warga yang posisi rumahnya agak bahaya," terang Kepala BPBD, Sugeng Hariyadi.

 

Investigasi Penyebab: Kajian Geologi Segera Dilakukan

Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui BPBD dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera melakukan kajian geologi guna mengetahui penyebab utama dari fenomena tanah bergerak yang terjadi.

Penjabat (Pj.) Bupati Pasuruan, Nurkholis, dalam kunjungannya ke lokasi kejadian, menegaskan bahwa pihaknya akan mendatangkan tim ahli dari ITS untuk meneliti struktur tanah di wilayah terdampak, guna mengetahui faktor yang menyebabkan tanah bergerak secara tiba-tiba.

Beberapa dugaan awal menyebutkan bahwa fenomena ini bisa saja dipicu oleh adanya sumber air di bawah permukiman warga, yang menyebabkan pergerakan tanah akibat meningkatnya tekanan air tanah, namun kepastian mengenai penyebab pastinya masih menunggu hasil kajian lebih lanjut.

"Kita akan cek lagi kira-kira penyebabnya apa. Apakah di bawah rumah warga itu ada sumber air atau apa sehingga menyebabkan retakan. Nanti akan ada tim dari Pemprov Jatim, nanti ada ahlinya kira-kira ini bahaya apa tidak," tambahnya.

Penanganan Darurat dan Bantuan bagi Korban

Sebagai langkah awal penanganan, pemerintah daerah bersama BPBD telah melakukan asesmen terhadap jumlah rumah yang mengalami kerusakan, serta memastikan seluruh warga terdampak mendapatkan bantuan darurat yang diperlukan selama berada di pengungsian.

Selain itu, pemerintah juga berencana mengambil langkah strategis setelah hasil kajian geologi dari tim ahli tersedia, termasuk kemungkinan relokasi bagi warga yang rumahnya sudah tidak layak huni, serta perbaikan infrastruktur jalan yang rusak akibat pergerakan tanah.

Dalam jangka panjang, pemerintah daerah juga berencana menyusun kebijakan mitigasi bencana di daerah rawan tanah bergerak, guna mencegah kejadian serupa terulang di masa depan dan memastikan keselamatan warga yang tinggal di kawasan rentan bencana.

"Saya harap bantuan dari Pemprov Jatim akan segera datang. Sehingga bisa diambil langkah-langkah berikutnya. Nanti kalua ahli terpadu sudah datang. Disana kan ada tim ahli Geologi dan Air Tanah dari ITS untuk mengetahui penyebabnya," terang Penjabat (Pj.) Bupati Pasuruan, Nurkholis.

1. Apa yang menyebabkan tanah bergerak di Pasuruan?

Tanah bergerak di Pasuruan diduga terjadi akibat tekanan air tanah atau faktor geologi lainnya yang masih dalam kajian.

2. Berapa jumlah rumah dan warga yang terdampak oleh tanah bergerak ini?

Sebanyak 47 rumah mengalami kerusakan, dengan total 176 warga terdampak, di mana 57 di antaranya harus mengungsi ke sekolah terdekat.

3. Apa langkah pemerintah dalam menangani bencana tanah bergerak ini?

Pemerintah melakukan evakuasi, memberikan bantuan darurat, serta mengundang tim ahli untuk mengkaji penyebab fenomena ini.

4. Apakah ada kemungkinan relokasi bagi warga yang terdampak?

Jika hasil kajian menunjukkan bahwa daerah tersebut tidak aman, maka kemungkinan relokasi warga akan menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya