Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau perkembangan sistem cuaca yang berpotensi memengaruhi kondisi atmosfer di Indonesia. Berdasarkan analisis terbaru dari Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, terdapat dua siklon tropis yang terbentuk di Samudra Hindia Selatan, yakni Siklon Tropis Vince dan Siklon Tropis Taliah. Meskipun Siklon Tropis Vince telah menjauh, Siklon Tropis Taliah masih aktif dan diperkirakan dapat berdampak pada cuaca di beberapa wilayah.
Selain itu, BMKG juga mendeteksi adanya potensi bibit siklon baru di Samudra Pasifik Barat, tepatnya di sebelah utara Papua Barat. Bibit Siklon 92W diperkirakan bergerak menuju selatan Filipina dan berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat dan gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.
Advertisement
Kondisi ini semakin diperburuk dengan peningkatan aktivitas monsun serta seruakan dingin dari Asia yang dapat memperkuat intensitas hujan di berbagai wilayah. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, terutama di daerah rawan.
Advertisement
Pergerakan Siklon Tropis Vince dan Taliah
BMKG melaporkan bahwa Siklon Tropis Vince, yang sebelumnya terdeteksi di Samudra Hindia Selatan, kini telah bergerak menjauh dan tidak lagi berpengaruh terhadap dinamika cuaca Indonesia. Namun, hal berbeda terjadi pada Siklon Tropis Taliah yang masih aktif dan terdeteksi sekitar 920 km di barat daya Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam 24-72 jam ke depan, Siklon Tropis Taliah diprediksi tetap bertahan di Samudra Hindia Selatan dengan pergerakan ke arah barat. "Siklon Tropis Taliah berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai angin kencang di wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur," ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Selain itu, BMKG juga memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter di beberapa perairan, seperti perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, gelombang lebih tinggi, mencapai 4 hingga 6 meter, diperkirakan terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat dalam dua hari ke depan.
Advertisement
Potensi Hujan Lebat dan Dampak yang Mungkin Terjadi
BMKG juga memantau pergerakan Bibit Siklon 92W yang terdeteksi di Samudra Pasifik Barat, tepatnya di sebelah utara Papua Barat. Berdasarkan analisis, sistem ini berpotensi berkembang dan bergerak ke arah barat hingga barat laut menuju wilayah selatan Kepulauan Filipina dalam 2-3 hari ke depan.
“Bibit Siklon Tropis 92W diprediksikan masih konsisten dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara,” ujar Guswanto. Selain hujan deras, perairan sekitar juga diperkirakan mengalami peningkatan gelombang hingga 2,5 meter, yang dapat mempengaruhi aktivitas pelayaran.
BMKG meminta masyarakat di daerah yang terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi banjir, tanah longsor, serta gangguan transportasi laut akibat gelombang tinggi.
Faktor Lain yang Memperburuk Cuaca
Selain dampak dari siklon tropis, BMKG juga menyoroti faktor lain yang berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan. Salah satu faktor utama adalah aktivitas monsun yang meningkat serta adanya seruakan dingin dari Asia yang dapat memperkuat sistem cuaca ekstrem.
“Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan tengah,” ungkap Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani. Fenomena ini semakin diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin yang diperkirakan tetap aktif hingga pekan depan.
Akibatnya, beberapa wilayah seperti Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi akan mengalami hujan lebat yang berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor. Masyarakat diminta untuk memperhatikan tanda-tanda awal longsor, seperti munculnya retakan tanah atau rembesan air, serta memastikan sistem drainase berfungsi dengan baik.
Advertisement
Peringatan dan Imbauan BMKG
BMKG terus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi dampak cuaca ekstrem. Peringatan ini terutama ditujukan bagi masyarakat pesisir, nelayan, dan operator transportasi laut yang beraktivitas di wilayah terdampak gelombang tinggi.
“Kami meminta masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan longsor, untuk lebih waspada. Saat hujan deras terjadi, perhatikan tanda-tanda awal longsor seperti munculnya retakan tanah atau rembesan air. Hindari aktivitas di area berlereng curam dan pastikan sistem drainase berfungsi dengan baik guna mengurangi risiko genangan dan banjir,” tegas Andri Ramdhani.
BMKG memastikan akan terus memantau perkembangan sistem cuaca ini dan memberikan pembaruan informasi secara berkala melalui situs web resmi http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, serta aplikasi InfoBMKG.
Pertanyaan Umum Seputar Siklon Tropis dan Cuaca Ekstrem
1. Apa itu siklon tropis dan bagaimana cara terbentuknya?
Siklon tropis adalah sistem badai bertekanan rendah yang terbentuk di lautan hangat dan dapat menyebabkan cuaca ekstrem, seperti hujan deras, angin kencang, serta gelombang tinggi.
2. Wilayah mana saja yang paling terdampak oleh Siklon Tropis Taliah dan Bibit Siklon 92W?
Wilayah yang diperkirakan terdampak antara lain pesisir selatan Jawa, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara.
3. Apa yang harus dilakukan masyarakat untuk menghadapi cuaca ekstrem ini?
Masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi dari BMKG, menghindari daerah rawan longsor saat hujan deras, serta tidak beraktivitas di laut jika terjadi gelombang tinggi.
Advertisement