Kronologi Guru di Korea Selatan Tikam Muridnya Hingga Tewas, Diduga Alami Depresi

Korea Selatan berduka, seorang siswi sekolah dasar meninggal secara tragis setelah ditikan gurunya pada Senin, (10/2/2025).

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 16 Feb 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 12:30 WIB
Ilustrasi Penikaman Wanita
Ilustrasi Penikaman... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dunia pendidikan di Korea Selatan dikejutkan oleh insiden tragis yang terjadi di sebuah sekolah dasar di kota Daejeon. Kejadian ini menimbulkan kepedihan mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban tetapi juga bagi masyarakat luas. Publik dibuat bertanya-tanya bagaimana seorang guru, sosok yang seharusnya membimbing dan melindungi anak-anak, justru melakukan tindakan keji terhadap muridnya sendiri. 

Tragedi ini mengungkap sisi gelap dari tekanan dan tantangan yang dihadapi oleh tenaga pengajar, terutama yang mengalami gangguan kesehatan mental. Kasus ini menjadi refleksi bagi sistem pendidikan Korea Selatan, yang dikenal dengan tekanan akademik tinggi serta ekspektasi besar terhadap para pendidik. Beberapa pihak mulai menyoroti perlunya peningkatan perhatian terhadap kesehatan mental para tenaga pendidik dan bagaimana dukungan institusional dapat membantu mereka yang menghadapi kesulitan emosional. 

Meskipun negeri ini memiliki peraturan ketat dalam banyak aspek keamanan, kejadian ini menunjukkan bahwa masih ada celah yang perlu diperbaiki dalam menjaga keselamatan di lingkungan sekolah. Berikut kronoligi kejadian seorang guru di Korea Selatan yang menikam muridnya hingga tewas yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (16/2/2025).

Promosi 1

Kronologi Kejadian

[Bintang] Nenek Tertikam Pisau Baru Sadar Setelah Banyak Darah Mengucur
Kronologi Kejadian... Selengkapnya

Insiden ini terjadi pada Senin (10/2/2025) sore, di sebuah sekolah dasar di Daejeon. Menurut laporan kepolisian, seorang guru perempuan berusia 40-an ditemukan bersama dengan korban yang mengalami luka tusuk di lantai dua gedung sekolah sekitar pukul 18:00 waktu setempat. Sang anak segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan. Sementara itu, guru tersebut juga ditemukan dengan luka di leher yang diduga sebagai upaya percobaan bunuh diri.

Riwayat Kondisi Mental Guru

Investigasi awal mengungkap bahwa guru tersebut sebelumnya telah mengajukan cuti selama enam bulan sejak 9 Desember 2024 karena mengalami depresi. Namun, hanya 20 hari kemudian, ia kembali ke sekolah setelah mendapat izin dari dokter yang menyatakan dirinya layak untuk mengajar kembali. Selama masa cutinya, ia sempat memiliki pikiran untuk mengakhiri hidupnya, seperti yang ia ungkapkan dalam kesaksiannya kepada polisi.

Beberapa hari sebelum insiden terjadi, sang guru juga menunjukkan perilaku agresif, termasuk menyerang seorang rekan guru dengan cara mengunci kepalanya dalam posisi headlock. Kejadian ini membuat dua pejabat dari kantor pendidikan Daejeon datang ke sekolah pada pagi hari insiden tersebut untuk menyelidiki masalah tersebut.

Pihak sekolah kemudian merekomendasikan agar guru tersebut diberikan cuti tambahan dan dijauhkan dari guru yang menjadi korban serangannya. Sebagai tindakan pengawasan, guru tersebut ditempatkan di samping meja wakil kepala sekolah dan tidak diberikan tugas mengajar sejak kembali dari cuti. Selain itu, ia juga tidak memiliki interaksi langsung dengan murid kelas satu yang menjadi korban.

Motif dan Pengakuan Pelaku

olahraga
Ilustrasi orang kena depresi dan ganguan kecemasan. (Foto: Unsplash/Anthony Tran)... Selengkapnya

Dalam kesaksiannya kepada polisi, pelaku mengungkapkan bahwa ia merasa frustrasi karena tidak dapat kembali mengajar di kelas seperti sebelumnya. Ia mengaku telah membeli senjata pada hari kejadian dan membawanya ke sekolah dengan niat untuk bunuh diri bersama seorang anak. Tanpa memilih korban secara spesifik, ia menargetkan murid yang terakhir meninggalkan sekolah. Dengan cara ini, ia berhasil memancing korban masuk ke ruang media sebelum melakukan serangan brutal.

Korban baru dilaporkan hilang pada pukul 17:15, setelah sopir bus sekolah memberi tahu bahwa anak tersebut tidak muncul untuk dijemput. Keluarga dan polisi kemudian mencari di sekitar sekolah hingga akhirnya nenek korban menemukannya di ruang media sekitar pukul 17:50 dalam kondisi luka parah.

Reaksi Pemerintah dan Masyarakat

Peristiwa tragis ini langsung mendapat perhatian dari pemerintahan Korea Selatan. Pejabat sementara Presiden Choi Sang-mok memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini serta menuntut perbaikan sistem keamanan di sekolah-sekolah untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Masyarakat setempat juga turut berduka dengan datang ke sekolah untuk meletakkan bunga dan boneka sebagai tanda belasungkawa. Sekolah pun ditutup sementara pada hari Selasa untuk menghormati korban dan memberikan waktu bagi komunitas sekolah untuk berduka.

Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan tingkat kejahatan rendah dan pengawasan ketat terhadap senjata api. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kasus penyerangan dengan senjata tajam semakin meningkat, menimbulkan kekhawatiran

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya