Bola.com, Jakarta - Pecco Bagnaia dikenal sebagai salah satu pembalap paling berprestasi dalam sejarah MotoGP, kasta tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor. Pembalap berbakat asal Italia ini membela tim Ducati Lenovo dan telah mencatatkan prestasi luar biasa dengan memenangkan tiga gelar juara dunia.
Gelar-gelar tersebut terdiri dari satu kemenangan di kelas Moto2 pada tahun 2018, serta dua kemenangan di kelas MotoGP pada tahun 2022 dan 2023. Keberhasilannya mempertahankan gelar juara dunia MotoGP selama dua tahun berturut-turut, yaitu 2022 dan 2023, menjadikannya salah satu pembalap papan atas dalam ajang balap motor ini.
Advertisement
Baca Juga
Sejak usia muda, Pecco Bagnaia telah memulai karier balapnya dan menunjukkan bakat yang menonjol di lintasan. Nama panggilan "Pecco" diberikan oleh saudara perempuannya ketika ia masih kecil, dan nama ini terus melekat sebagai identitasnya di dunia balap hingga saat ini. Nama asli pembalap ini adalah Francesco Bagnaia, namun "Pecco" lebih dikenal di kalangan penggemar dan komunitas balap.
Advertisement
Perjalanan Awal dan Langkah Menuju MotoGP
Pecco Bagnaia, yang lahir pada 14 Januari 1997 di Turin, Italia, memulai perjalanan karier balapnya dengan meraih kemenangan di Kejuaraan Eropa Minimoto tahun 2009. "Ia mengawali karier balapnya dengan menjuarai Kejuaraan Eropa Minimoto pada tahun 2009." Dari titik awal tersebut, ia melanjutkan ke berbagai kompetisi, termasuk Kejuaraan Spanyol.
Ia akhirnya melakukan debutnya di Moto3 pada tahun 2013. Pada tahun 2017, ia mendapatkan penghargaan Rookie of the Year di Moto2, yang kemudian diikuti dengan keberhasilannya menjadi juara dunia Moto2 pada tahun 2018. "Pada tahun 2017, ia berhasil meraih penghargaan Rookie of the Year di Moto2 dan diikuti titel juara dunia Moto2 2018." Ini menunjukkan bakat dan dedikasinya dalam dunia balap.
Setelah menampilkan performa yang mengesankan di Moto2, Pecco Bagnaia naik ke kelas MotoGP pada musim 2019 dan bergabung dengan tim Pramac. "Setelah menunjukkan performa apik di Moto2, Pecco Bagnaia naik kelas ke MotoGP pada musim 2019 dengan memperkuat Pramac." Langkah ini menjadi awal dari kariernya yang semakin bersinar di kelas utama.
Pada musim 2021, tim pabrikan Ducati merekrutnya, dan Bagnaia berhasil menjadi juara dunia MotoGP pada tahun 2022 dan 2023. "Musim 2021, ia akhirnya dipinang tim pabrikan Ducati dan berstatus juara dunia MotoGP 2022-2023." Sejak bergabung dengan Ducati, Bagnaia konsisten finis di dua besar dalam klasemen pembalap, menunjukkan konsistensinya di puncak kompetisi.
Advertisement
Murid Valentino Rossi yang Paling Berprestasi
Sejak bergabung dengan Ducati, Pecco Bagnaia telah menunjukkan performa yang sangat mengesankan. Ia sukses meraih dua gelar juara dunia secara beruntun pada tahun 2022 dan 2023.
Di samping itu, statistik balapnya di kelas MotoGP menjelang musim 2025 menunjukkan 106 balapan yang telah diikuti, 29 kemenangan, 51 kali naik podium, 24 kali meraih pole position, dan berhasil mengumpulkan total 1583 poin.
“Menjadi juara dunia adalah impian setiap pembalap, dan saya merasa sangat beruntung bisa meraihnya dua kali berturut-turut,” ungkap Bagnaia dalam sebuah wawancara.
Bagnaia saat ini dikenal sebagai anak didik Valentino Rossi yang paling sukses di MotoGP. Prestasi berupa dua gelar juara dunia menjadi buktinya.
Sementara itu, anak didik Rossi lainnya di MotoGP seperti Luca Marini, Franco Morbidelli, dan Marco Bezzecchi belum ada yang berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP.
Dukungan keluarga dan kehidupan pribadi
Aspek kehidupan pribadi Pecco Bagnaia sangat menarik untuk diperhatikan. Pada tahun 2024, ia melangsungkan pernikahan dan dikenal sebagai penggemar setia klub sepak bola Juventus serta memiliki ketertarikan pada olahraga basket. Dukungan yang diberikan oleh keluarga dan para penggemarnya menjadi motivasi tambahan yang membuat Bagnaia termotivasi untuk terus berprestasi dalam dunia balap. Kehidupan pribadinya yang terbuka, terutama melalui media sosial, memungkinkan penggemar merasa lebih dekat dengannya.
Bagnaia kerap membagikan momen-momen penting dalam hidupnya di platform media sosial, yang menjadikan hubungan dengan penggemar semakin erat. Ia juga aktif berinteraksi dengan penggemar, memberikan inspirasi kepada generasi muda yang bercita-cita ingin menjadi pembalap. "Dukungan dan semangat dari mereka sangat berarti bagi saya," ujar Bagnaia dalam salah satu wawancara. Dengan pendekatan yang ramah dan terbuka ini, Bagnaia tidak hanya membangun karier yang cemerlang, tetapi juga menjadi panutan bagi banyak orang.
Advertisement
Menghadapi Marc Marquez untuk Meraih Gelar Juara Dunia MotoGP 2025
Pada musim MotoGP 2024, Bagnaia harus menerima kenyataan bahwa ia kalah dari Jorge Martin dalam perebutan gelar juara dunia. Meskipun telah berusaha keras, Bagnaia tidak berhasil mengungguli Martin yang tampil gemilang sepanjang musim tersebut. "MotoGP 2024, Bagnaia harus menerima kenyataan kalah dari Jorge Martin dalam persaingan menjadi juara dunia."
Memasuki tahun 2025, Jorge Martin memutuskan untuk pindah ke Aprilia. Keputusan ini membuatnya kemungkinan besar menghadapi kesulitan dalam mempertahankan posisinya sebagai kandidat juara dunia. Sementara itu, Bagnaia menghadapi tantangan baru yang lebih berat dengan kehadiran Marc Marquez. "Tahun 2025, Martin hengkang ke Aprilia. Sehingga ia kemungkinan sulit bersaing menjadi juara dunia."
Marc Marquez, yang kini menjadi rekan setim Bagnaia di Ducati, adalah juara dunia delapan kali. Dengan kondisi fisik yang prima dan dukungan dari motor yang kompetitif, Marquez menjadi lawan tangguh bagi Bagnaia. Tantangan bagi Bagnaia semakin besar karena harus bersaing dengan pembalap berpengalaman dan berprestasi seperti Marquez. "Marc Marquez berstatus tandemnya di Ducati. Marquez merupakan juara dunia delapan kali dan dalam kondisi fit plus punya motor kompetitif akan membuat Bagnaia punya tantangan maha berat."
