Bola.com, Jakarta - Hasani Abdulgani, yang pernah menjadi anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2019-2023, memainkan peran penting dalam memulai program naturalisasi untuk Timnas Indonesia pada awal masa kepelatihan Shin Tae-yong. Program ini bertujuan untuk memperkuat tim nasional dengan pemain-pemain keturunan Indonesia yang berada di luar negeri, khususnya di Eropa.
Ketua Umum PSSI saat itu, Mochamad Iriawan, yang dikenal juga sebagai Iwan Bule, memberikan Hasani tanggung jawab khusus untuk membantu proses naturalisasi tersebut. Hasani menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan program ini, termasuk kehilangan sejumlah teman yang tidak setuju dengan ide naturalisasi.
Advertisement
Hasani mengisahkan bahwa banyak rintangan yang menghadang dalam memulai program ini. "Kalau boleh jujur, saya banyak kehilangan teman. Dulu kan saya wartawan. Teman-teman saya yang senior itu dulu anti naturalisasi. Ada yang delete nama saya, saya juga kadang-kadang delete nama dia kalau sudah sebel," ujarnya dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Merdeka.com.
Advertisement
Dia juga menambahkan, "Dalam pribadi saya itu banyak sekali saya diserang. Itu selama saya mengurus program naturalisasi. Saya dianggap termasuk yang istilahnya mematikan anak-anak Indonesia." Meskipun demikian, Hasani tetap berkomitmen untuk melanjutkan program tersebut demi kemajuan Timnas Indonesia.
Karena Perbedaan Pandangan
Hasani menyatakan bahwa perdebatan dan pro-kontra mengenai naturalisasi timbul akibat adanya perbedaan prinsip. Dia berpendapat bahwa naturalisasi adalah cara PSSI untuk memberikan kesempatan kepada pemain keturunan Indonesia yang ingin berkontribusi bagi tanah leluhur mereka.
Hasani menjelaskan lebih lanjut, "Saya punya prinsip yang berbeda. Yang mau kita bawa ini adalah anak-anak Indonesia yang besar di luar negeri. Saat itu, kami mendapatkan beberapa nama dari Jin," ungkap mantan Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) tersebut.
Dia menambahkan, "Namanya Jordi Amat. Dia neneknya orang Indonesia. Sandy Walsh, kakek-neneknya orang Indonesia. Kevin Diks dan Mees Hilgers juga. Itu nama-nama pertama yang muncul dalam program naturalisasi," jelasnya.
Hasani kemudian mengatakan, "Ini kan anak-anak Indonesia, punya darah Indonesia, dan ingin pulang ke negaranya. Itu dasarnya. Jadi, seperti saya punya anak dan besar di luar negeri, saat dia ingin pulang ke tempat saya, masa tidak boleh," tuturnya.
Advertisement
Masih Mendapat Banyak Dukungan
Di tengah perdebatan yang terjadi, Hasani menyatakan bahwa ia tetap memperoleh dukungan signifikan dari masyarakat. Salah satu hal yang paling mencolok adalah peningkatan jumlah pengikut di akun Instagram pribadinya pada saat itu.
Meski terdapat banyak pihak yang menolak program ini, Hasani tetap mendapatkan dukungan besar dari para penggemar sepak bola Indonesia untuk melanjutkan proses naturalisasi pemain yang memiliki keturunan Indonesia.
"Jika dibandingkan dari yang anti dengan yang mendukung saya, itu lebih banyak yang mendukung saya. Jadi, di Instagram saya, dari 3 ribu pengikut jadi 80 ribu. Itu yang mengikuti dan memberi semangat," ujar dia.
"Jadi setelah dipikir-pikir, ya saya pasang badan saja. Saya juga tidak salah kok. Ada juga aturan FIFA-nya. Saya tidak mau melanggar aturannya. Semuanya dilakukan dengan mengikuti aturan," tambah Hasani.
