Apa Bedanya Rukun dan Syarat Sah Puasa? Ketahui di Sini

Pahami perbedaan rukun dan syarat sah puasa Ramadan agar ibadah Anda diterima Allah SWT. Ketahui juga panduan lengkap doa niat sahur dan buka puasa!

oleh Nurul Diva Diperbarui 26 Feb 2025, 15:19 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2025, 15:19 WIB
Amalan Sunnah di Hari Arafah
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Puasa di bulan Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umat Muslim. Namun, banyak yang masih bingung dengan perbedaan antara syarat sah dan rukun puasa, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda dalam menentukan keabsahan ibadah ini.

Satu hal terpenting dari syarat sah maupun rukun puasa adalah keduanya merupakan pondasi utama agar pelaksanaannya diterima oleh Allah. Ini karena syarat sah puasa adalah ketentuan yang harus dipenuhi sebelum seseorang dapat menjalankan puasa dengan benar, sedangkan rukun puasa adalah hal-hal yang wajib dilakukan selama puasa berlangsung. Jika salah satu dari syarat atau rukun ini tidak terpenuhi, maka puasa bisa batal atau tidak diterima.

Agar puasa di bulan Ramadan 2025 semakin sempurna dan tidak sia-sia, yuk pahami perbedaan antara syarat sah dan rukun puasa, serta bagaimana keduanya memengaruhi kesempurnaan ibadah ini, dirangkum Liputan6, Rabu (26/2).

Apa Itu Syarat Sah Puasa?

Syarat sah puasa adalah ketentuan yang harus dipenuhi agar puasa seseorang diterima secara syariat. Jika tidak memenuhi syarat ini, seseorang tidak bisa menjalankan puasa dengan sah, meskipun sudah menahan lapar dan haus sepanjang hari.

Berikut syarat sah puasa yang harus dipenuhi:

  • Beragama Islam

Puasa hanya diwajibkan bagi Muslim, sedangkan non-Muslim tidak memiliki kewajiban ini.

  • Baligh atau Dewasa

Anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak diwajibkan berpuasa, tetapi dianjurkan untuk belajar berpuasa secara bertahap.

  • Berakal Sehat

Orang yang mengalami gangguan jiwa atau tidak memiliki kesadaran penuh tidak diwajibkan menjalankan puasa.

  • Tidak dalam Keadaan Haid atau Nifas

Wanita yang sedang haid atau nifas tidak boleh berpuasa, tetapi wajib menggantinya di hari lain setelah Ramadhan.

  • Mengetahui Waktu Puasa

Puasa harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Jika seseorang salah menghitung waktu berbuka atau sahur, puasanya bisa batal. Jika semua syarat sah ini terpenuhi, seseorang dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan diterima secara syariat.

Dikutip dari Nu Online, beragama Islam menjadi pondasi utama terlaksananya puasa, sebagaimana tertulis dalam hadits yang diriwayat kan oleh Imam Turmudzi dan Imam Muslim:

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ

Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab r.a, berkata: saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya shalat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya hajji di Baitullah (Ka’bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadhan.” (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan Muslim: 19)

 

Apa Itu Rukun Puasa?

Jika syarat sah puasa berkaitan dengan kelayakan seseorang dalam menjalankan puasa, maka rukun puasa adalah bagian utama dari ibadah puasa itu sendiri. Rukun ini wajib dipenuhi agar puasa dianggap sah. Berikut adalah rukun puasa yang harus dilakukan:

  • Niat Sebelum Fajar

Puasa harus diawali dengan niat di malam hari sebelum fajar. Niat ini dilakukan dalam hati dan tidak perlu diucapkan secara lisan, tetapi harus ada kejelasan bahwa seseorang berpuasa karena Allah SWT.

  • Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa

Selama puasa berlangsung, seseorang wajib menahan diri dari makan, minum, serta segala hal yang dapat membatalkan puasa seperti hubungan suami istri dan muntah dengan sengaja.

  • Menjalankan Puasa dengan Kesadaran Ibadah

Puasa bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari amarah, kebohongan, serta perbuatan yang dapat mengurangi pahala puasa. Jika salah satu dari rukun ini tidak dilakukan, maka puasa seseorang dianggap tidak sah dan harus diganti di lain hari.

Perbedaan Antara Syarat Sah dan Rukun Puasa

Agar lebih mudah memahami perbedaannya, berikut adalah poin-poin yang membedakan syarat sah dan rukun puasa:

  • Syarat sah puasa lebih berfokus pada individu yang menjalankan ibadah, apakah ia layak dan mampu untuk berpuasa secara syariat.
  • Rukun puasa lebih berfokus pada pelaksanaan ibadah puasa itu sendiri, seperti niat sebelum fajar dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
  • Jika syarat sah tidak terpenuhi, maka seseorang tidak diwajibkan berpuasa, seperti anak kecil yang belum baligh atau orang sakit yang tidak mampu.
  • Jika rukun puasa tidak terpenuhi, maka puasanya dianggap tidak sah, misalnya seseorang lupa berniat sebelum fajar atau sengaja makan dan minum di siang hari.

Syarat sah adalah ketentuan sebelum puasa dimulai, sementara rukun adalah hal yang harus dijalankan selama puasa berlangsung.Dengan memahami perbedaan ini, setiap Muslim bisa memastikan bahwa puasanya benar-benar sah dan diterima oleh Allah SWT.

Hal yang Membatalkan Puasa Jika Syarat atau Rukun Tidak Dipenuhi

Jika seseorang tidak memenuhi syarat sah atau rukun puasa, maka puasanya bisa batal atau tidak diterima. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan puasa tidak sah:

  • Tidak Berniat Sebelum Fajar

Jika seseorang lupa berniat sebelum fajar, puasanya dianggap tidak sah dan harus diulang di hari lain.Makan atau Minum dengan SengajaJika seseorang makan atau minum dengan sengaja di siang hari, puasanya batal dan harus diganti di hari lain.

  • Berhubungan Suami Istri di Siang Hari

Tidak hanya membatalkan puasa, tetapi juga mewajibkan seseorang untuk membayar kafarat (denda), yaitu berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin.

  • Haid atau Nifas

Wanita yang mengalami haid atau nifas saat sedang berpuasa harus membatalkan puasanya dan menggantinya di hari lain setelah Ramadhan.

  • Muntah dengan Sengaja

Jika seseorang muntah dengan sengaja, maka puasanya batal dan harus diganti di hari lain.Dengan memahami hal-hal yang membatalkan puasa, setiap Muslim dapat lebih berhati-hati dalam menjalankan ibadahnya agar tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.

Pertanyaan Seputar Syarat Sah dan Rukun Puasa

1. Apakah seseorang yang lupa berniat puasa tetap sah puasanya?

Tidak, niat harus dilakukan sebelum fajar agar puasa sah.

2. Apakah anak kecil boleh berpuasa meskipun belum baligh?

Boleh, tetapi tidak diwajibkan. Mereka dianjurkan untuk belajar berpuasa secara bertahap.

3. Apa yang terjadi jika seseorang lupa dan makan saat puasa?

Jika lupa, puasanya tetap sah. Namun, jika sengaja, maka puasanya batal dan harus diganti di lain hari.

4. Apakah orang sakit tetap wajib berpuasa?

Tidak, mereka diperbolehkan tidak berpuasa dan bisa menggantinya di hari lain atau membayar fidyah jika tidak mampu berpuasa lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya