Liputan6.com, Jakarta Sebuah negara kecil di Pasifik bernama Nauru belakangan mendapat sorotan usai menyelamatkan penduduknya. Wilayah yang kini terkena dampak ancaman perubahan iklim ini, memilih menjual kewarganegaraan masyarakat untuk merelokasi ke daerah yang lebih tinggi. Sayangnya, biaya untuk perpindahan ini sangat besar, sementara sumber daya yang dimiliki negara terbatas.
Untuk mengatasi krisis ini, Nauru meluncurkan program penjualan kewarganegaraan atau "golden passport", yang memungkinkan orang asing membeli paspor Nauru dengan harga US$105.000 (sekitar Rp1,6 miliar). Dana yang diperoleh dari skema ini akan digunakan untuk membiayai relokasi dan pembangunan infrastruktur baru bagi penduduknya.
Advertisement
Keputusan ini menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ini adalah langkah inovatif untuk memperoleh dana tanpa bergantung pada pinjaman luar negeri. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran mengenai penyalahgunaan paspor oleh individu yang ingin menghindari hukum internasional. Lantas, bagaimana fakta sebenarnya? berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Kamis (27/2).
Advertisement
Nauru, Negara Kecil yang Terancam Tenggelam
Dalam laporan theguardian.com, Nauru diberitakan serupa negara kepulauan kecil di Pasifik Selatan dengan luas hanya 21 kilometer persegi dan populasi sekitar 13.000 jiwa. Karena luas yang terbatas itu, menjadikannya sebagai salah satu negara terkecil di dunia yang secara geografis sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, terutama kenaikan permukaan laut yang terjadi 1,5 kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.
Selain itu, Nauru telah kehilangan sebagian besar tanahnya akibat eksploitasi fosfat, yang dulunya menjadikannya salah satu negara terkaya di dunia, tetapi kini meninggalkan lahan tandus yang tidak bisa dihuni, sehingga sebagian besar penduduknya hanya dapat tinggal di area pesisir yang semakin terkikis oleh naiknya air laut.
Dalam beberapa dekade terakhir, pemerintah Nauru telah mencoba berbagai cara untuk mengatasi krisis ini, mulai dari mencari bantuan internasional hingga mengajukan dana mitigasi iklim, namun dana yang tersedia tidak cukup untuk membiayai relokasi seluruh penduduknya, sehingga mereka akhirnya mengambil langkah ekstrem dengan menjual kewarganegaraan.
"Bagi Nauru, yang terpenting bukan hanya beradaptasi dengan perubahan iklim, tetapi juga mengamankan masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi generasi mendatang. Ini bukan hanya tentang bertahan hidup. Ini tentang memastikan generasi mendatang memiliki rumah yang aman, tangguh, dan berkelanjutan. Kami siap untuk perjalanan ke depan." jelas presiden negara tersebut, David Adeang.
Advertisement
Jual Kewarganegaraan untuk Bertahan Hidup
Untuk membiayai relokasi penduduk, Nauru menawarkan kewarganegaraan kepada warga asing seharga US$105.000 per orang, yang diharapkan dapat menghasilkan dana sebesar US$5,7 juta di tahun pertama dan meningkat hingga US$43 juta per tahun, atau sekitar 20% dari total pendapatan negara.
Paspor Nauru sendiri menawarkan visa bebas masuk ke 89 negara, termasuk Inggris, Irlandia, Uni Emirat Arab, dan Hong Kong, sehingga menarik bagi investor atau individu yang ingin mendapatkan akses perjalanan lebih luas, yang membuat program ini mirip dengan skema yang telah dilakukan negara lain seperti Vanuatu, Malta, dan Dominika.
Namun, ada kekhawatiran bahwa program ini bisa disalahgunakan oleh individu dengan kepentingan gelap, seperti kasus serupa di tahun 2003 ketika Nauru pernah menjual kewarganegaraan kepada anggota Al-Qaeda, yang kemudian ditangkap di Asia karena menyalahgunakan paspor tersebut.
“Pembiayaan utang memberikan beban yang tidak semestinya pada generasi mendatang dan tidak ada cukup bantuan,” tambahnya.
Biaya Besar Relokasi Jadi Tantangan Sosial
Pemerintah Nauru memperkirakan bahwa 90% penduduk harus direlokasi ke area yang lebih tinggi, dengan biaya tahap pertama mencapai lebih dari US$60 juta, yang mencakup pembangunan perumahan, infrastruktur air bersih, serta sistem ketahanan pangan.
Namun, proyek relokasi ini tidak mudah, karena:
- Lahan yang tersedia terbatas akibat eksploitasi fosfat yang telah menghancurkan sebagian besar daratan Nauru.
- Biaya pembangunan yang sangat mahal mengingat material harus diimpor dari luar negeri.
- Resistensi dari sebagian masyarakat yang masih ingin bertahan di pesisir meski berisiko tenggelam.
- Jika program golden passport ini gagal menarik cukup banyak peminat, relokasi akan tertunda, dan semakin banyak warga yang terpaksa menghadapi dampak langsung dari naiknya permukaan laut tanpa solusi yang jelas.
“Sudah diketahui umum bahwa negara-negara berkembang yang rentan terhadap perubahan iklim secara tidak proporsional terkena dampak perubahan iklim, dan oleh karena itu ada kebutuhan mendesak untuk memastikan mereka mendapatkan manfaat yang tidak proporsional dari inovasi iklim,”
Advertisement
Keamanan dan Risiko Paspor Nauru di Mata Internasional
Program penjualan paspor ini juga mengundang perhatian dari komunitas internasional, karena skema kewarganegaraan melalui investasi sering kali dikaitkan dengan pencucian uang dan penyalahgunaan identitas.
Sejumlah ahli memperingatkan bahwa individu yang ingin menghindari hukum internasional dapat menggunakan paspor ini untuk:
Menghindari pajak atau sanksi internasional, terutama bagi pebisnis yang ingin mengakses negara dengan perjanjian bebas visa.Menyamarkan identitas kriminal, seperti yang pernah terjadi pada kasus Nauru di tahun 2003.Melakukan pencucian uang melalui aset atau properti di negara yang menerima paspor Nauru.Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Nauru menyatakan bahwa hanya pelamar yang lulus pemeriksaan ketat yang akan diterima, termasuk verifikasi latar belakang finansial dan catatan kriminal.
“Program ini bukan hanya tentang memperoleh paspor lain, ini tentang bergabung dengan komunitas yang didedikasikan untuk merintis solusi bagi tantangan global.” tambah David.
Pertanyaan dan Jawaban (People Also Ask - PAA)
1. Mengapa Nauru menjual kewarganegaraan?
Nauru menjual kewarganegaraan untuk mendanai relokasi warganya ke wilayah yang lebih tinggi akibat kenaikan permukaan laut.
2. Berapa harga paspor Nauru?
Paspor Nauru dijual dengan harga US$105.000 (sekitar Rp1,6 miliar) dalam program golden passport.
3. Apa manfaat paspor Nauru bagi pembeli?
Paspor Nauru memberikan akses bebas visa ke 89 negara, termasuk Inggris, Uni Emirat Arab, dan Hong Kong.
4. Apa risiko dari program jual kewarganegaraan ini?
Risikonya termasuk potensi penyalahgunaan paspor oleh kriminal serta kemungkinan pencucian uang dan pelanggaran hukum internasional.
5. Apakah Nauru akan tenggelam di masa depan?
Jika kenaikan permukaan laut terus berlanjut, Nauru bisa menjadi tidak layak huni dalam beberapa dekade ke depan.
Advertisement
