Cara Mengatasi Hipotermia, Tak Boleh Sembarangan Diberi Sumber Panas

Hipotermia, kondisi suhu tubuh di bawah 35 derajat Celcius, mengancam jiwa. Ketahui langkah pertolongan pertama dan kapan harus segera ke rumah sakit!

oleh Nurul Diva Diperbarui 02 Mar 2025, 15:32 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 15:32 WIB
apa itu hipotermia
apa itu hipotermia ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Hipotermia adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika suhu tubuh turun drastis di bawah 35 derajat Celcius. Kondisi ini dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Siapapun dapat mengalami hipotermia, terutama lansia, bayi, dan orang dengan kondisi medis tertentu. Kejadian ini bisa terjadi di lingkungan yang sangat dingin, seperti saat mendaki gunung atau terpapar cuaca ekstrem. Penanganan yang tepat dan cepat sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa korban.

Gejala hipotermia bervariasi tergantung tingkat keparahannya. Gejala awal mungkin berupa menggigil hebat, kebingungan, dan bicara cadel. Seiring penurunan suhu tubuh, korban bisa mengalami kehilangan kesadaran, denyut nadi melemah, dan pernapasan yang lambat. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda awal hipotermia sangat penting untuk memberikan pertolongan pertama yang efektif dan mencegah kondisi memburuk.

Jika Anda menemukan seseorang yang diduga mengalami hipotermia, segera lakukan langkah-langkah penanganan berikut. Kecepatan bertindak sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan korban. Meskipun hipotermia perlu diberi stimulus panas, bukan berarti kontak langsung dengan sumber diperbolehkan. Berikut langkah dan caranya yang dianjurkan, dirangkum Liputan6, Minggu (2/3).

Kenali Gejala Hipotermia Sejak Dini

Hipotermia bisa berkembang secara bertahap, sehingga penting untuk mengenali gejalanya sejak awal agar bisa segera ditangani. Langkah pertama menangani hipotermia adalah dengan mengenali gejalanya sejak diri seperti berikut:

Hipotermia ringan (32–35°C):

  • Menggigil terus-menerusKulit pucat dan terasa dingin
  • Pernapasan cepat
  • Kesulitan berbicara atau merespons

Hipotermia sedang (28–32°C):

  • Menggigil berhenti meski masih kedinginan
  • Detak jantung dan napas melambat
  • Penurunan kesadaran
  • Otot menjadi kaku

Hipotermia berat (di bawah 28°C):

  • Tidak merespons atau tidak sadarkan diri
  • Pernapasan dan detak jantung sangat lemah
  • Risiko henti jantung meningkat

Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda hipotermia, segera lakukan langkah penanganan yang benar sebelum kondisinya semakin memburuk.

Segera Pindahkan ke Tempat yang Lebih Hangat

Langkah pertama dalam menangani hipotermia adalah menjauhkan penderita dari sumber dingin untuk menghentikan penurunan suhu tubuh.

Berikut yang harus dilakukan:

  • Jika berada di luar ruangan, cari tempat yang lebih terlindung dari angin dan hujan, seperti tenda atau gua.
  • Jika berada di dalam ruangan, matikan pendingin udara dan tutup semua jendela untuk mempertahankan suhu hangat.
  • Lepaskan pakaian basah dan gantikan dengan pakaian kering serta berlapis-lapis untuk membantu mempertahankan panas tubuh.
  • Gunakan selimut tebal atau kantong tidur untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.

Penting untuk membaringkan penderita di atas permukaan hangat, seperti matras atau selimut tebal, agar tidak kehilangan panas tubuh ke tanah yang dingin.

Beri Kehangatan Secara Bertahap, Hindari Panas Langsung

Kesalahan yang sering terjadi dalam menangani hipotermia adalah memberikan sumber panas langsung, seperti menempelkan botol air panas atau merendam tubuh dalam air panas.

Mengapa ini berbahaya?

  • Panas yang terlalu cepat bisa menyebabkan syok suhu, yang membuat aliran darah dari organ vital berpindah ke kulit, berisiko menyebabkan kegagalan jantung.
  • Tangan dan kaki tidak boleh langsung dipanaskan, karena bisa menyebabkan tekanan darah turun drastis.

Cara yang benar untuk menghangatkan penderita:

  • Gunakan kompres hangat kering (bukan panas) di leher, ketiak, dan lipatan paha untuk meningkatkan suhu secara bertahap.
  • Berikan minuman hangat tanpa kafein atau alkohol, seperti teh atau kaldu, untuk membantu tubuh menghangat dari dalam.
  • Jika memungkinkan, lakukan kontak kulit ke kulit, misalnya dengan memeluk penderita menggunakan selimut bersama untuk berbagi panas tubuh.

Jangan Biarkan Penderita Bergerak Berlebihan

Saat seseorang mengalami hipotermia, pergerakan yang berlebihan bisa memicu aritmia (gangguan irama jantung) dan menyebabkan henti jantung mendadak.

Yang harus diperhatikan:

  • Jangan biarkan penderita berjalan atau bergerak sendiri, karena bisa menyebabkan pusing atau kehilangan kesadaran.
  • Hindari memijat atau menggosok tubuh penderita, karena bisa memperburuk cedera akibat suhu dingin.
  • Jika penderita tidak sadar atau mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi bantuan medis dan lakukan resusitasi jantung paru (CPR) jika diperlukan.

Segera Cari Bantuan Medis Jika Kondisi Memburuk

Jika suhu tubuh penderita terus menurun meskipun sudah diberikan pertolongan pertama, segera hubungi layanan darurat atau bawa ke fasilitas medis terdekat.

Di rumah sakit, dokter akan melakukan metode pemanasan medis, seperti:

  • Memberikan oksigen hangat melalui masker untuk menghangatkan sistem pernapasan.
  • Infus cairan hangat untuk membantu meningkatkan suhu tubuh dari dalam.
  • Menggunakan mesin pemanas darah, di mana darah penderita dikeluarkan, dihangatkan, lalu dimasukkan kembali ke dalam tubuh.

Hipotermia yang tidak ditangani dengan benar dapat berujung pada kerusakan organ permanen, amputasi akibat frostbite, bahkan kematian. Oleh karena itu, tindakan cepat dan tepat sangat diperlukan.

FAQ: Pertanyaan Seputar Cara Mengatasi Hipotermia

1. Apakah hipotermia bisa sembuh sendiri tanpa bantuan?

Tidak, hipotermia harus segera ditangani karena tubuh kehilangan kemampuan untuk menghangatkan diri.

2. Kenapa penderita hipotermia tidak boleh langsung diberi panas?

Panas yang terlalu cepat dapat menyebabkan syok suhu dan gangguan jantung, sehingga harus diberikan secara bertahap.

3. Apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami hipotermia di gunung?

Pindahkan ke tempat lebih hangat, lepas pakaian basah, berikan selimut tebal, dan hangatkan tubuh secara bertahap dengan kompres hangat kering.

4. Apakah hipotermia hanya terjadi di tempat bersalju?

Tidak, hipotermia juga bisa terjadi di daerah tropis jika seseorang terpapar suhu dingin dalam waktu lama, seperti di gunung atau setelah tenggelam.

5. Apa risiko terbesar jika hipotermia tidak ditangani dengan cepat?

Jika dibiarkan, hipotermia dapat menyebabkan henti jantung, gangguan pernapasan, kerusakan saraf, hingga kematian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya