Liputan6.com, Jakarta Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal mengguncang para pekerja di PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex. Kabar yang beredar menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi para karyawan yang menggantungkan hidup pada perusahaan ini, terlebih bagi mereka yang memiliki tanggungan besar dalam keluarga.
Banyak pekerja Sritex mengaku terhimpit situasi sulit, salah satunya adalah seorang karyawan yang mengungkapkan ketakutannya di dalam video singkat yang viral dan beredar di dunia maya. Dalam tayangan itu, pegawai tampak memohon kepada pemerintah agar menggagalkan PHK massal di perusahaannya. Di sana, pekerja perempuan itu mengaku kesulitan jika dirinya putus hubungan kerja karena harus membiayai anak yang akan menikah serta satunya lagi yang bercita-cita masuk TNI. Di sisi lain, sang suami yang menjadi tulang punggung keluarga justru tidak memiliki pekerjaan tetap, membuat kondisi ekonomi semakin terjepit.
Advertisement
Kisah ini menjadi gambaran nyata betapa PHK tidak hanya berdampak pada individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga pada seluruh keluarga yang bergantung pada penghasilan tersebut. Lantas, bagaimana nasib mereka? Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Senin (3/3).
Advertisement
Memohon ke Presiden Prabowo dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi
Kabar PHK di Sritex mencuat setelah banyak pekerja mulai mengeluhkan kondisi finansial yang semakin terjepit akibat ketidakpastian status kerja mereka di perusahaan tekstil raksasa tersebut, di mana banyak dari mereka telah mengabdi selama bertahun-tahun dan menjadikan penghasilan dari Sritex sebagai sumber utama dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Seorang karyawan yang viral dalam tayangan singkat itu kemudian mengadukan kondisi dirinya kepada Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
"Assalamualaikum Pak Prabowo, Pak Luthfi, bagaimana nasibku di Sritex, katanya nggak di-PHK tapi sekarang di-PHK, gek anak saya minta rabi yang satu minta sekolah di TNI, yang satunya masih sekolah, gimana pak, suami saya tidak bekerja," kata pekerja Sritex tersebut di unggahan Thread @vaviean.
Advertisement
Warganet Ramai-Ramai Komentar
"Tidak semua orang memiliki gaji, tapi semua orang memiliki rezeki. Ketika 1 pintu rezeki tertutup maka Allah akan membuka pintu rezeki lainnya. Husnudzanlah. Semoga Allah gantikan yang lebih baik lagi, amin," ujar warganet lain.
"Ikut mendoakan semoga kalian mendapat ganti pekerjaan dan rezeki yang jauh lebih baik setelah ini ✨" tulis warganet lain.
"Yg gak bisa di kontrol iklasin aj Bu, klo punya skill buka sendiri toko jahit di rumah," tutur warganet lain.
Penyebab Sritex Pailit
PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang dikenal sebagai Sritex, akan menutup operasionalnya pada 1 Maret 2025, mengakibatkan sekitar 8.400 karyawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Keputusan ini menyusul putusan pailit dari Pengadilan Niaga Semarang setelah gugatan yang diajukan oleh PT Indo Bharat Rayon. Pengadilan menyatakan bahwa Sritex dan tiga anak perusahaannya, yaitu PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya, tidak mampu melanjutkan operasional karena beban utang yang terlalu besar.
Pada 26 Februari 2025, tim kurator memutuskan PHK massal untuk seluruh karyawan Sritex Group. Para pekerja mulai mengisi formulir PHK untuk mempercepat pencairan hak mereka, termasuk jaminan hari tua (JHT) dan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang akan dibayarkan melalui BPJS Ketenagakerjaan. Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT Sritex, Widada, mengonfirmasi bahwa mayoritas karyawan telah melengkapi formulir PHK tersebut. Meski jaminan sosial dapat dicairkan, pesangon dan THR masih menunggu hasil likuidasi aset perusahaan atau investor baru.
Kebangkrutan Sritex dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kesalahan manajemen dan serbuan produk impor dari China, menurut Achmad Nur Hidayat. Meskipun Sritex telah membayar premi BPJS Ketenagakerjaan secara tertib, ada keterlambatan pendaftaran pada bulan Februari 2025. Pembayaran pesangon dan THR karyawan bergantung pada terjualnya aset perusahaan atau masuknya investor baru, sehingga belum bisa dicairkan sepenuhnya.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
Apa penyebab Sritex melakukan PHK?
PHK di Sritex diduga terjadi akibat tekanan finansial perusahaan dan lesunya industri tekstil nasional.
Bagaimana dampak PHK Sritex bagi karyawan?
Banyak karyawan kehilangan sumber penghasilan utama, sulit memenuhi kebutuhan keluarga, dan menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Bagaimana karyawan Sritex bertahan setelah PHK?
Mereka mencoba mencari pekerjaan lain, membuka usaha kecil, atau mencari sumber penghasilan alternatif di sektor informal.
