Liputan6.com, Jakarta Setiap orang tua tentu mendambakan anak yang sholeh dan sholehah, yaitu anak yang taat kepada Allah SWT, berakhlak mulia, serta berbakti kepada orang tua. Anak yang tumbuh dalam nilai-nilai agama akan menjadi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki hati yang bersih dan sikap yang penuh kasih sayang.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Membesarkan anak agar menjadi pribadi yang sholeh bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan pendidikan yang baik, teladan yang benar, serta doa yang tulus kepada Allah SWT. Sebab, doa memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk karakter dan perjalanan hidup seseorang. Bahkan, dalam Al-Qur’an, terdapat banyak kisah para nabi dan rasul yang memanjatkan doa agar dianugerahi keturunan yang sholeh. Doa-doa mereka dikabulkan oleh Allah, menjadikan anak-anak mereka sebagai pribadi yang taat dan bertakwa.
Sebagai orang tua, sudah selayaknya kita senantiasa berdoa agar anak-anak kita tumbuh menjadi insan yang sholeh dan sholehah. Berikut ini beberapa doa yang bisa dipanjatkan agar Allah SWT menganugerahi keturunan yang baik, penuh ketaatan, serta menjadi kebanggaan dunia dan akhirat, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (6/3/2024).
1. Doa Anak Sholeh Dari Al-Quran
a. Surat Al-Furqan Ayat 74
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yuniw waj'alnaa lil-muttaqiina imaamaa(n).
Artinya: "Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
Doa ini merupakan permohonan kepada Allah agar diberikan keturunan yang menjadi kebanggaan serta membawa keberkahan dalam keluarga.
b. Surat Ali Imran Ayat 38
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
Rabbi hab lii mil ladunka dzurriyyatan thayyiba(tan) innaka samii'ud-du'aa-(i).
Artinya: "Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa."
Doa ini berasal dari Nabi Zakaria yang memohon keturunan yang baik. Orang tua dapat membaca doa ini agar anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik dan beriman.
c. Surat Ash-Shaffat Ayat 100
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ
Rabbi hab lii minash-shaalihiin(a).
Artinya: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh."
Doa ini dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim AS sebagai harapan agar Allah memberikan keturunan yang saleh dan bertakwa.
Advertisement
2. Doa agar Anak Saleh dan Berbakti kepada Orang Tua
اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادَنَا أَوْلَادًا صَالِحِينَ حَافِظِينَ لِلْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ فُقَهَاءَ فِي الدِّينِ مُبَارَكًا حَيَاتُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Allahummaj'al awladana awladan sholihiin haafidzhiina lil qur’ani wa sunnati fuqaha fiddin mubarokan hayatuhum fid dunya wal akhirah.
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami saleh dan salehah, hafal Al-Qur'an dan sunnah, serta memiliki pemahaman yang baik dalam agama. Berkahilah kehidupan mereka di dunia dan akhirat."
Doa ini sangat dianjurkan bagi orang tua agar anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang saleh, mencintai Al-Qur'an, serta mendapatkan keberkahan dalam hidupnya.
3. Doa Memohon Perlindungan bagi Anak dari Godaan Setan
وَإِنِّيٓ أُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
Wa innii u'iidzuhaa bika wa dzurriyyatahaa minasy-syaithaanir-rajiim(i).
Artinya: "(Aku) memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk."
Doa ini berasal dari istri Imran (ibunda Siti Maryam) yang meminta perlindungan bagi anaknya dari godaan setan. Doa ini bisa dibacakan oleh orang tua agar anak mereka senantiasa berada dalam lindungan Allah.
4. Doa agar Anak Berbakti kepada Orang Tua
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَوْلَادِي وَلَا تَضُرَّهُمْ وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ
Allahumma barik lii fii auladii, walaa tadhurruhum wa waffiqhum li tho'atika warzuqnii birrohum.
Artinya: "Ya Allah, berkahilah anak-anakku, lindungilah mereka dari bahaya, bimbinglah mereka agar taat kepada-Mu, dan karuniakanlah kepadaku rezeki berupa bakti mereka kepadaku."
Doa ini mencerminkan harapan orang tua agar anak-anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang berbakti dan berbuat baik kepada orang tua.
Berdoa untuk anak agar menjadi saleh dan salehah adalah bagian dari usaha spiritual yang penting bagi setiap orang tua. Beberapa doa di atas bersumber dari Al-Qur'an dan hadits, yang telah dipanjatkan oleh para nabi dan orang-orang saleh terdahulu. Dengan mengamalkan doa-doa ini, diharapkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang bertakwa, berbakti kepada orang tua, serta senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Semoga doa-doa ini dapat menjadi pedoman bagi para orang tua dalam membimbing anak-anak mereka menuju jalan yang diridhai Allah. Aamiin.
Bagaimana Rasulullah Mendidik Anak
Di balik segala keteladanannya sebagai utusan Allah SWT, Rasulullah SAW juga dikenal sebagai seorang ayah yang penuh cinta dan kasih sayang kepada anak-anaknya. Meskipun beliau tidak sempat menyaksikan anak laki-lakinya tumbuh besar, Rasulullah SAW tetap menjalankan peranannya sebagai ayah yang baik bagi keempat putri beliau: Zainab, Rukayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.
Sebagai sebaik-baiknya pendidik, Rasulullah SAW menerapkan metode pengasuhan yang penuh hikmah, kelembutan, dan ketegasan dalam membentuk karakter anak-anaknya. Tidak ada satu pun dari mereka yang durhaka, bermaksiat, atau berbuat zalim. Berikut adalah beberapa cara mendidik anak ala Rasulullah SAW yang dapat dijadikan teladan bagi para orang tua:
1. Sering Mengajak Anak Berdialog tentang Tauhid
Rasulullah SAW membiasakan anak-anaknya untuk berdialog dan memahami konsep tauhid sejak kecil. Mereka patuh kepada beliau karena memahami bahwa kepatuhan kepada orang tua adalah bagian dari kepatuhan kepada Allah SWT.
Putri beliau, Fatimah, sejak kecil sudah terlibat dalam berbagai situasi sulit bersama ayahnya. Ia menyaksikan langsung perjuangan Rasulullah SAW dalam menghadapi kaum Quraisy, bahkan berani menentang Abu Jahal yang menganiaya ayahnya saat salat di depan Ka'bah. Fatimah juga sering berdiskusi dengan ayahnya tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, sosial, dan ekonomi.
2. Menebarkan Cinta dan Kasih Sayang
Rasulullah SAW selalu memperlakukan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Beliau sering mencium dan memeluk putra-putrinya sebagai wujud cinta seorang ayah.
Dalam sebuah riwayat, Aqra' bin Habis, seorang pemuka Bani Tamim, melihat Rasulullah SAW mencium anak-anaknya. Aqra' berkata, "Demi Allah, aku memiliki sepuluh anak, tetapi tidak pernah sekalipun aku mencium mereka." Rasulullah SAW pun menanggapinya dengan bijak, "Barangsiapa yang tidak mengasihi, ia tidak akan dikasihi."
3. Mendedikasikan Diri Secara Total pada Islam
Pendidikan yang Rasulullah SAW berikan kepada anak-anaknya selalu berorientasi pada pengabdian kepada Islam. Contohnya, ketika Rukayyah menikah dengan Utsman bin Affan, Rasulullah SAW meminta putrinya untuk berhijrah ke Habasyah bersama suaminya demi menyelamatkan akidah Islam.
Begitu pula dengan Hasan dan Husain, cucu Rasulullah SAW, yang sejak kecil sudah diajarkan ilmu agama, keberanian, serta strategi dalam menghadapi ancaman terhadap umat Islam. Mereka dididik bukan untuk membenci orang lain, tetapi untuk membela agama dan mempertahankan kehormatan Islam.
4. Mengadili Kesalahan Anak dengan Lembut
Rasulullah SAW selalu bijaksana dalam menyikapi kesalahan anak-anak. Beliau tidak pernah terburu-buru dalam menghukum, melainkan memberikan pelajaran dengan cara yang lembut.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, seorang anak kecil bernama Rafi' bin Amr al-Ghifari pernah melempari pohon kurma milik orang Anshar. Rasulullah SAW memanggilnya dan bertanya dengan lembut, "Nak, mengapa kamu melempari pohon kurma?" Anak itu menjawab, "Aku hanya ingin makan." Rasulullah SAW kemudian menasihatinya, "Jangan lempari pohon itu, makanlah yang jatuh di bawahnya." Setelah itu, beliau mengusap kepala anak tersebut dan mendoakannya, "Ya Allah, kenyangkanlah perutnya."
Dari kisah ini, kita belajar bahwa Rasulullah SAW tidak langsung menghukum, tetapi mencari tahu alasan di balik perbuatan seorang anak. Cara mendidik seperti ini membuat anak lebih mudah menerima nasihat tanpa merasa tertekan.
Advertisement
