Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mendengar istilah victim blaming dan playing victim? Kedua istilah ini seringkali tertukar dan menimbulkan kebingungan. Namun, memahami perbedaan keduanya sangat krusial, terutama dalam menilai situasi yang melibatkan korban dan pelaku.Â
Baca Juga
Advertisement
Meskipun keduanya terdengar mirip, tujuan dan dampaknya sangat berbeda. Memahami perbedaan beda victim blaming dan playing victim ini penting untuk mencegah ketidakadilan dan melindungi korban yang sebenarnya.
Baik victim blaming maupun playing victim sama-sama merupakan perilaku negatif yang dapat berdampak buruk bagi individu dan masyarakat. Namun, penting untuk membedakan keduanya agar kita dapat memberikan respons yang tepat dan adil terhadap setiap situasi.Â
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci perbedaan victim blaming dan playing victim, lengkap dengan contoh-contohnya, sehingga Anda dapat lebih bijak dalam menyikapi berbagai situasi. Berikut ulasannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (7/3/2025).
Apa Itu Victim Blaming?
Victim blaming adalah tindakan tidak adil yang menempatkan kesalahan pada korban atas peristiwa traumatis yang dialaminya. Korban dianggap bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya, terlepas dari apakah mereka berkontribusi terhadap kejadian tersebut atau tidak. Ini adalah bentuk ketidakadilan yang seringkali memperburuk trauma dan penderitaan korban.
Dalam victim blaming, fokusnya tertuju pada perilaku atau tindakan korban, seolah-olah hal tersebut menjadi pembenaran atas kejahatan yang dialaminya. Padahal, pelaku kejahatanlah yang bertanggung jawab penuh atas tindakannya.
Sikap victim blaming dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan korban dan membuat mereka merasa lebih terisolasi.
Advertisement
Contoh Victim Blaming
Berikut beberapa contoh victim blaming:
- Menyalahkan korban pemerkosaan atas pakaian yang dikenakannya.
- Menyalahkan korban kekerasan dalam rumah tangga atas sikap atau perilaku pasangannya.
- Menyalahkan korban perundungan (bullying) atas kepribadiannya yang dianggap ‘lemah’.
- Menyalahkan korban penipuan karena dianggap terlalu mudah percaya.
- Menyalahkan korban kecelakaan karena dianggap lalai.
Apa Itu Playing Victim?
Berbeda dengan victim blaming, playing victim adalah perilaku manipulatif di mana seseorang berpura-pura menjadi korban untuk menghindari tanggung jawab atau mendapatkan keuntungan. Mereka mungkin menyalahkan orang lain atas masalah mereka sendiri, meskipun sebenarnya mereka yang bertanggung jawab.
Tujuan utama playing victim adalah untuk mengendalikan situasi dan orang lain. Mereka menggunakan peran korban untuk mendapatkan simpati, perhatian, atau menghindari konsekuensi atas tindakan mereka. Berbeda dengan korban sesungguhnya yang fokus pada keadilan dan pemulihan, individu yang playing victim fokus pada keuntungan pribadi.
Perilaku ini seringkali disertai dengan penyangkalan tanggung jawab dan manipulasi emosional. Mereka mungkin tampak sangat rentan dan membutuhkan bantuan, tetapi sebenarnya mereka sedang memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Advertisement
Contoh Playing Victim
Berikut beberapa contoh playing victim:
- Seseorang yang selalu mengeluh tentang ketidakadilan yang dialaminya, tetapi sebenarnya ia sendiri yang menciptakan masalah tersebut.
- Seseorang yang gagal dalam pekerjaannya, tetapi menyalahkan rekan kerja atau atasannya atas kegagalan tersebut.
- Seseorang yang terlibat dalam pertengkaran, tetapi selalu menampilkan dirinya sebagai korban yang tidak bersalah.
- Seseorang yang meminta maaf, tetapi dengan cara yang membuat orang lain merasa bersalah.
- Seseorang yang menggunakan penyakit atau masalah kesehatan sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab.
Perbedaan Victim Blaming dan Playing Victim
Perbedaan utama antara victim blaming dan playing victim terletak pada siapa yang disalahkan dan tujuan perilaku tersebut. Victim blaming menyalahkan korban atas apa yang terjadi padanya, sementara playing victim menyalahkan orang lain untuk menghindari tanggung jawab atau mendapatkan keuntungan. Korban victim blaming adalah pihak yang benar-benar menderita, sedangkan pelaku playing victim adalah orang yang melakukan manipulasi.
Pada victim blaming, korban tidak memiliki kontrol atas situasi, sementara pada playing victim, pelaku memiliki kontrol tetapi memilih untuk berpura-pura menjadi korban. Memahami beda victim blaming dan playing victim ini penting untuk mencegah dan mengatasi ketidakadilan serta melindungi korban sesungguhnya.
Advertisement
Sama-sama Merugikan
Meskipun berbeda dalam mekanisme dan tujuannya, victim blaming dan playing victim sama-sama merupakan bentuk ketidakadilan dan merugikan. Victim blaming menciptakan ketidakadilan dengan menyalahkan korban, sementara playing victim menciptakan ketidakadilan dengan memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi. Keduanya merusak kepercayaan, menciptakan rasa tidak aman, dan menghambat proses penyelesaian masalah yang adil.
Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan menghindari kedua perilaku ini. Dengan memahami beda victim blaming dan playing victim, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih adil dan mendukung bagi semua orang.
