Doa Menahan BAB, Ketahui Juga Risiko Kesehatannya

Cari tahu fakta seputar doa menahan BAB, manfaat, risiko kesehatan, dan solusi tepat bila Anda mengalaminya. Ketahui juga pentingnya kesehatan pencernaan!

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 09 Mar 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2025, 12:30 WIB
Menahan BAB
Menahan BAB... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap dihadapkan pada situasi darurat yang mengharuskan menahan buang air besar (BAB). Meski bukan kebiasaan yang baik bagi kesehatan, terkadang kondisi memaksa kita melakukannya. Salah satu cara yang dapat membantu dalam situasi darurat adalah dengan membaca doa menahan BAB yang telah diajarkan dalam tradisi Islam.

Doa menahan BAB merupakan salah satu amalan yang dapat dipraktikkan ketika seseorang berada dalam kondisi darurat seperti dalam perjalanan jauh atau tidak menemukan toilet yang layak. Meskipun doa menahan BAB bisa menjadi solusi sementara, penting untuk dipahami bahwa cara ini hanya dianjurkan dalam keadaan terpaksa. Dalam kondisi normal, menahan BAB justru dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Para ahli kesehatan dan agama sama-sama menekankan bahwa kebiasaan menahan BAB sebaiknya dihindari. Namun, dalam situasi mendesak, doa menahan BAB dapat menjadi alternatif yang membantu. Oleh karena itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum pada Minggu (9/3), informasi yang akurat dan seimbang informasi lengkapnya, untuk menangkal penyebaran informasi yang menyesatkan terkait doa menahan BAB.

Promosi 1

Mengenal Doa Menahan BAB dan Konteksnya

Ilustrasi sakit perut, keracunan makanan
Ilustrasi sakit perut, keracunan makanan. (Sumber: Pixabay)... Selengkapnya

Dalam ajaran Islam, terdapat doa khusus yang dapat dibaca ketika seseorang terpaksa harus menahan buang air besar dalam situasi darurat. Doa ini bukan bertujuan untuk membiasakan menahan BAB, melainkan sebagai solusi sementara sampai menemukan tempat yang layak untuk buang hajat.

Adapun bacaan doa menahan BAB adalah sebagai berikut:

أَعِيذُهُ بِلوَاحِدِ الصَّمَدِ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِي حَسَدٍ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

"A'iidzuhu bilwa hidish shamadi min syarri kulli dzii hasadin walaa quwwata illabillahil'alil'adziim"

Artinya: "Aku mohon perlindungan dengan Allah yang Maha Esa daripada kejahatan tiap-tiap sesuatu yang hasad."

Doa ini dapat dibaca ketika benar-benar dalam kondisi darurat dan tidak memungkinkan untuk segera menemukan toilet. Perlu diingat bahwa doa ini hanyalah salah satu cara untuk membantu menahan BAB sementara waktu, dan sebaiknya tidak dijadikan kebiasaan untuk menunda-nunda buang air besar.

Selain membaca doa menahan BAB, ada beberapa teknik fisik yang dapat membantu menahan BAB dalam situasi darurat. Salah satunya adalah dengan meremas bagian pantat untuk mengencangkan otot anus sehingga dapat menahan feses. Teknik ini bisa dilakukan bersamaan dengan membaca doa untuk hasil yang lebih optimal.

Posisi tubuh juga berpengaruh dalam menahan BAB. Hindari posisi jongkok atau duduk terlalu lama, karena posisi tersebut justru memberikan tekanan pada perut yang dapat memperlancar pergerakan usus. Lebih baik berdiri atau berbaring jika memungkinkan untuk mengurangi dorongan buang air besar.

Risiko Kesehatan Akibat Menahan BAB

Meskipun doa menahan BAB dapat menjadi solusi sementara, perlu diketahui bahwa kebiasaan menahan BAB secara terus-menerus dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius. Memahami risiko ini penting agar kita tidak menjadikan penundaan BAB sebagai kebiasaan.

Salah satu konsekuensi kesehatan yang paling umum akibat menahan BAB adalah sembelit atau konstipasi. Ketika kita menahan feses terlalu lama, usus bagian bawah akan menyerap air dari tinja yang terkumpul di rektum. Akibatnya, feses menjadi keras dan kering sehingga sulit dikeluarkan. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman tetapi juga bisa menimbulkan nyeri saat buang air besar.

Pada kasus yang lebih serius, kebiasaan menahan BAB dapat menyebabkan impaksi feses, yaitu kondisi dimana tinja yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum. Kondisi ini dapat memicu komplikasi seperti perforasi gastrointestinal, yaitu terbentuknya lubang pada dinding saluran pencernaan yang dapat mengancam jiwa.

Penelitian juga menunjukkan bahwa kebiasaan menahan BAB dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko inkontinensia feses. Kondisi ini terjadi ketika seseorang kehilangan sensasi di dalam rektum (hiposensitivitas rektal), sehingga tidak dapat mengontrol kapan harus buang air besar. Akibatnya, mereka mungkin mengalami episode buang air besar tanpa disadari.

Selain itu, peningkatan beban feses di usus besar dapat meningkatkan jumlah bakteri dan menyebabkan peradangan usus besar dalam jangka panjang. Peradangan kronis pada usus besar ini meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal menurut berbagai studi. Hubungan antara kebiasaan menahan BAB dengan penyakit seperti usus buntu dan wasir juga telah teridentifikasi dalam beberapa penelitian.

Pandangan Islam Tentang Menahan BAB

Dalam ajaran Islam, meski doa menahan BAB diperbolehkan dalam situasi darurat, namun menahan buang hajat ternyata termasuk perbuatan yang tidak dianjurkan. Bahkan, menahan BAB dan buang air kecil ketika hendak atau sedang melaksanakan shalat dihukumi makruh menurut mayoritas ulama.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ طَعَامٍ وَلاَ هُوَ يُدَافِعُهُ الأَخْبَثَانِ

"Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada shalat bagi yang menahan akhbatsan (kencing atau buang air besar)." (HR. Muslim no. 560)

Imam Nawawi dalam penjelasannya menyatakan bahwa menahan BAB dan buang air kecil mengakibatkan hati seseorang tidak konsentrasi di dalam shalat dan khusyu'nya jadi tidak sempurna. Oleh karena itu, menahan buang hajat dihukumi makruh menurut mayoritas ulama dari madzhab Syafi'i dan juga ulama lainnya.

Dari perspektif Islam, sangat dianjurkan bagi seseorang yang merasa sudah ingin BAB atau buang air kecil untuk segera menunaikan hajatnya terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lain, termasuk ibadah shalat. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kesehatan fisik yang berimplikasi pada kesempurnaan ibadah.

Jadi, meskipun doa menahan BAB diperbolehkan dalam kondisi darurat, namun Islam tidak menganjurkan untuk menjadikan penundaan buang hajat sebagai kebiasaan. Ini sejalan dengan prinsip kesehatan modern yang menekankan pentingnya buang air besar secara teratur untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya