Deretan Kontroversi Tasyi Athasyia yang Menghebohkan, Termasuk Polemik Review Bika Ambon

Liputan6.com, Jakarta Tasyi Athasyia, seorang food vlogger kondang, kembali menjadi topik hangat di media sosial. Namanya semakin sering dibahas dalam berbagai kontroversi yang berkaitan dengan ulasan kuliner dan konflik dengan orang-orang di sekitarnya. Meskipun ia dikenal karena kejujuran dalam ulasannya, banyak pihak yang tidak sependapat dengan pandangannya.

Sebagai seorang influencer, Tasyi memiliki dampak yang signifikan dalam dunia kuliner di platform digital. Namun, kritik tajamnya terhadap beberapa produk makanan membuatnya banyak dikecam oleh berbagai kalangan. Berbagai merek makanan, pengguna internet, hingga tokoh publik pun turut memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataannya yang dianggap kontroversial.

Dari ulasan tentang Bika Ambon hingga mie instan dengan rasa yang dianggap aneh, setiap komentar yang dikeluarkan Tasyi seringkali memicu perdebatan. Selain isu makanan, Tasyi juga terlibat dalam konflik dengan mantan karyawannya. Berikut ini adalah rangkuman dari kontroversi yang melibatkan Tasyi Athasyia dan menjadi perbincangan publik.

Kontroversi yang paling banyak dibicarakan seputar Tasyi adalah komentarnya mengenai Bika Ambon. Dalam video yang diunggahnya, ia menyatakan bahwa tekstur kue tersebut terlalu keras setelah dikeluarkan dari kulkas, yang kemudian memicu banyak reaksi dari masyarakat.

Banyak individu, termasuk pemilik usaha kecil, memberikan tanggapan negatif terhadap pernyataan tersebut. Mereka berpendapat bahwa penyimpanan Bika Ambon di dalam kulkas memang dapat memengaruhi teksturnya, sehingga kritik yang dilontarkan oleh Tasyi dianggap tidak tepat dan kurang relevan.

Tasyi menarik perhatian publik lagi setelah memberikan ulasan tentang varian mie instan goreng Aceh. Dalam video yang diunggahnya, ia mengungkapkan bahwa mie tersebut memiliki "aroma yang aneh dan mirip dengan bau sambal kalajengking," yang membuat banyak orang terkejut.

Ulasan tersebut langsung memicu reaksi negatif dari para penggemar mie instan serta produsen makanan. Banyak netizen berpendapat bahwa pandangan Tasyi terlalu bersifat pribadi dan dapat memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap produk mie instan itu.

Tasyi tidak hanya membahas makanan berat, tetapi juga pernah menjadi sorotan ketika memberikan pendapat tentang sirup yang menurutnya memiliki rasa mirip bensin. Ia menyatakan bahwa aroma sirup tersebut terlalu menyengat dan kurang enak untuk dikonsumsi.

Ulasan yang diungkapkan Tasyi membuat banyak orang berpendapat bahwa selera makanan setiap individu tentu berbeda-beda. Selain itu, beberapa pihak juga mulai mempertanyakan kebenaran klaimnya, apakah aroma sirup tersebut benar-benar menyerupai bensin ataukah hanya merupakan pernyataan yang berlebihan.

Perseteruan Tasyi dengan aktor sekaligus chef Nicky Tirta juga sempat menghebohkan publik. Nicky mengkritik cara Tasyi dalam mengulas makanan, terutama Bika Ambon, yang dinilainya tidak berdasarkan fakta ilmiah.

Tasyi tidak tinggal diam dan membalas dengan menegaskan bahwa ia memiliki pengalaman kuliner yang cukup luas. Ia bahkan menyebut bahwa Bika Ambon seharusnya tetap lembut meskipun disimpan di dalam kulkas.

Tasyi sempat menjadi sorotan publik karena dituduh melakukan tindakan kekerasan dan tidak memberikan gaji secara penuh kepada mantan karyawannya. Tuduhan ini muncul setelah seorang mantan karyawan membagikan pengalamannya melalui platform media sosial.

Menanggapi isu yang beredar, Tasyi dengan tegas membantah semua tuduhan tersebut. Ia bahkan mengambil tindakan hukum dengan melaporkan akun-akun yang menyebarkan informasi tanpa adanya bukti yang valid.

Salah satu insiden yang memicu perdebatan terjadi ketika Tasyi terekam sedang menegur seorang petugas keamanan di sebuah restoran cepat saji. Peristiwa ini berawal ketika anaknya hampir saja tertabrak oleh kendaraan yang melintas di area parkir restoran tersebut.

Tanggapan Tasyi yang meminta pihak restoran untuk memberikan teguran kepada petugas keamanan tersebut mendapatkan beragam reaksi. Sebagian orang mendukung tindakannya sebagai bentuk perlindungan terhadap keselamatan anaknya, sementara yang lain berpendapat bahwa reaksinya terlalu berlebihan.