Liputan6.com, Jakarta Malam Lailatul Qadar merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Malam yang dijanjikan oleh Allah SWT ini lebih baik daripada seribu bulan, sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Qadr. Keistimewaan malam ini tidak hanya terletak pada pahala yang berlipat ganda, tetapi juga pada suasana spiritual yang begitu mendalam dan menenangkan.
Namun, kapan tepatnya malam Lailatul Qadar terjadi, tidak diketahui secara pasti. Nabi Muhammad SAW hanya memberikan petunjuk bahwa malam tersebut berada pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil. Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri malam tersebut menjadi penting agar umat Muslim dapat memperbanyak ibadah dan memaksimalkan amalan di malam yang mulia ini.
Menurut berbagai hadis dan pendapat ulama, malam Lailatul Qadar memiliki tanda-tanda fisik dan spiritual yang bisa dikenali oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh mencarinya. Berikut ciri-ciri malam Lailatul Qadar.
Advertisement
1. Terjadi pada 10 Malam Terakhir Ramadhan, Terutama di Malam Ganjil
Salah satu petunjuk utama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dan lebih tepatnya di malam-malam ganjil. Ini menjadi waktu paling potensial untuk memperbanyak ibadah malam, termasuk qiyamul lail, dzikir, dan membaca Al-Qur'an.
Dalam hadis riwayat Bukhari disebutkan, “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” Lebih lanjut, Rasulullah SAW menyarankan untuk memperhatikan malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29, karena di antara malam-malam ganjil tersebut, Lailatul Qadar mungkin terjadi.
Sebagian ulama seperti Ubay bin Ka'ab bahkan menyatakan bahwa malam ke-27 sangat mungkin menjadi Lailatul Qadar. Namun demikian, para ulama lain berpendapat bahwa malam tersebut bisa berpindah dari tahun ke tahun sesuai hikmah dan kehendak Allah SWT, sebagaimana dinukil dari Imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari.
Advertisement
2. Udara dan Suasana Malam yang Luar Biasa Tenang
Ciri lain yang sering disebutkan dalam hadis adalah suasana malam yang begitu tenang dan nyaman. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar adalah malam yang "cerah, tidak panas dan tidak dingin", dan pada pagi harinya matahari terbit dengan sinar lemah berwarna kemerahan.
Rasulullah SAW bersabda, “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin. Pada pagi harinya, matahari bersinar lemah dan tampak kemerah-merahan.” (HR Ath-Thoyalisi, dengan sanad tsiqah).
Keheningan ini sering disertai dengan kesunyian yang terasa berbeda dari malam-malam lainnya. Bahkan hembusan angin malam pun terasa lebih lembut, dan suara-suara alam menjadi lebih pelan. Suasana ini membuat para pencari Lailatul Qadar merasakan ketenangan hati yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.
3. Cahaya Malam yang Tidak Biasa dan Matahari Tanpa Sinar Terik
Beberapa riwayat menunjukkan adanya fenomena cahaya yang tidak biasa pada malam Lailatul Qadar. Disebutkan bahwa malam tersebut bisa saja disertai dengan cahaya lembut dari langit yang tidak menyilaukan. Tidak sedikit umat Muslim yang melaporkan pengalaman melihat langit malam lebih terang tanpa adanya cahaya buatan.
Pada pagi harinya, matahari biasanya terbit dalam keadaan berbeda. Dalam hadis Muslim disebutkan bahwa matahari pagi setelah Lailatul Qadar akan tampak “tanpa sinar yang menyilaukan, seolah-olah seperti bejana.” Ini menjadi ciri khas paling fisik yang bisa dikenali oleh orang-orang yang terjaga pada pagi hari setelah malam yang istimewa tersebut.
Fenomena ini bisa menjadi pertanda bagi umat Islam bahwa mereka baru saja melewati malam yang dipenuhi rahmat dan malaikat turun dari langit membawa kedamaian dan keberkahan.
Advertisement
4. Perasaan Damai dan Ketenangan Batin yang Luar Biasa
Salah satu pengalaman yang paling sering dilaporkan oleh mereka yang mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah hadirnya perasaan damai yang mendalam. Disebutkan bahwa orang-orang yang benar-benar menghidupkan malam ini akan merasakan ketenangan batin yang tidak ditemukan di hari-hari lain.
Malaikat turun pada malam tersebut membawa kesejahteraan sebagaimana disebut dalam QS. Al-Qadr: “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” Para ulama menjelaskan bahwa kesejahteraan ini tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual. Hati terasa begitu ringan, ibadah terasa lebih khusyuk, dan air mata lebih mudah mengalir.
Ketenangan ini menjadi salah satu indikator utama bahwa malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar, dan biasanya hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh mencarinya dengan hati yang ikhlas dan niat yang murni.
5. Dorongan untuk Ibadah dan Amal Kebaikan yang Menguat
Ciri lain yang dijelaskan oleh para ulama adalah dorongan spiritual yang sangat kuat untuk beribadah secara intensif pada malam Lailatul Qadar. Banyak orang merasa sangat terdorong untuk membaca Al-Qur’an lebih lama, shalat malam lebih khusyuk, dan berdzikir lebih dalam.
Dalam risalah Imam al-Ghazali disebutkan bahwa orang yang ingin mendapatkan Lailatul Qadar sebaiknya memperbanyak itikaf, berdzikir, dan menahan diri dari perbuatan sia-sia. “Adab itikaf, yakni: terus menerus berdzikir, penuh konsentrasi, tidak bercakap-cakap, selalu berada di tempat, tidak berpindah-pindah tempat,” tulisnya dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali.
Dorongan untuk bersedekah dan membantu sesama juga meningkat secara spiritual. Malam ini menjadi ladang amal yang subur karena setiap amal dilipatgandakan lebih dari seribu bulan, sebagaimana dijanjikan Allah dalam QS. Al-Qadr.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Populer Seputar Lailatul Qadar
1. Kapan waktu yang paling mungkin terjadinya Lailatul Qadar?
Malam Lailatul Qadar diyakini terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil seperti malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.
2. Apakah benar Lailatul Qadar bisa dirasakan secara batiniah?
Ya. Banyak yang melaporkan merasakan ketenangan luar biasa, dorongan ibadah yang kuat, dan suasana spiritual yang dalam pada malam tersebut.
3. Apakah semua orang bisa mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar?
Setiap Muslim yang bersungguh-sungguh mencarinya dengan ibadah dan ketulusan hati memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan keutamaannya, baik disadari maupun tidak.
