Sindrom Kessler, Benarkah Bisa Sebabkan Bencana Luar Angkasa?

Sindrom Kessler adalah skenario polusi ruang angkasa yang berpotensi menyebabkan bencana besar di orbit Bumi.

oleh Fadila Adelin Diperbarui 25 Mar 2025, 23:08 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 23:08 WIB
Ilustrasi Luar Angkasa
Ilustrasi luar angkasa. (dok. Pixabay.com/Free-Photos)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sindrom Kessler, atau yang lebih dikenal dengan efek Kessler, adalah skenario yang diusulkan oleh ilmuwan NASA, Donald J. Kessler dan Burton G. Cour-Palais pada tahun 1978. Skenario ini menggambarkan bagaimana kepadatan objek di orbit rendah Bumi (LEO) bisa menjadi sangat tinggi akibat polusi ruang angkasa. Dengan semakin banyaknya satelit dan puing-puing yang mengorbit Bumi, potensi terjadinya tabrakan antar objek juga meningkat, menciptakan efek domino yang berbahaya.

Dalam skenario ini, setiap tabrakan antara objek di orbit, bahkan yang berukuran kecil, dapat menghasilkan lebih banyak puing-puing. Hal ini akan meningkatkan risiko tabrakan lebih lanjut, sehingga menciptakan kaskade tabrakan yang sulit untuk dihentikan. Dengan kata lain, semakin banyak objek yang ada di orbit, semakin besar kemungkinan terjadinya tabrakan dan semakin banyak sampah antariksa yang dihasilkan.

Sejak peluncuran satelit pertama pada tahun 1957, ribuan satelit telah diluncurkan ke orbit Bumi. Bersamaan dengan itu, puing-puing roket dan fragmen dari satelit yang tidak berfungsi juga ikut menambah jumlah sampah antariksa. Jika tidak ada tindakan pencegahan yang diambil, Sindrom Kessler bisa menjadi ancaman nyata bagi infrastruktur luar angkasa dan eksplorasi di masa depan. Berikut ulasannya yang telah dilansir Liputan6.com dari European Space Agency, Selasa (25/03/2025). 

Promosi 1

Bagaimana Sindrom Kessler Terjadi?

Peningkatan jumlah satelit dan sampah antariksa menjadi penyebab utama terjadinya Sindrom Kessler. Sejak awal era luar angkasa, banyak negara dan perusahaan swasta telah meluncurkan satelit untuk berbagai keperluan, mulai dari komunikasi hingga observasi Bumi. Namun, keberadaan puing-puing roket dan fragmen dari satelit yang sudah tidak berfungsi juga semakin menambah kepadatan di orbit.

Tabrakan antara objek di orbit, meskipun hanya terjadi satu kali, dapat menciptakan ribuan keping puing baru. Misalnya, objek kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi, hingga 27.000 km/jam, dapat menyebabkan kerusakan signifikan jika bertabrakan dengan satelit aktif. Setiap tabrakan ini menciptakan lebih banyak puing-puing, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan lebih lanjut, sehingga menciptakan siklus yang sulit dihentikan.

Dengan semakin banyaknya objek di orbit, risiko terjadinya tabrakan semakin meningkat. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para ilmuwan dan lembaga antariksa di seluruh dunia, yang mulai menyadari bahwa jika tidak ada langkah-langkah pencegahan yang diambil, situasi ini dapat menjadi lebih buruk.

Peringatan Ilmuwan: Sindrom Kessler Sebabkan Kiamat Internet

Sindrom Kessler tidak hanya mengancam infrastruktur luar angkasa, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan besar pada layanan berbasis satelit yang kita andalkan sehari-hari. Ilmuwan memperingatkan bahwa jika skenario ini benar-benar terjadi, kita bisa menghadapi 'kiamat internet', di mana layanan penting seperti internet, GPS, komunikasi seluler, dan prakiraan cuaca akan terganggu secara signifikan.

Ketergantungan kita pada satelit sangat tinggi, dan jika satelit-satelit ini rusak atau hancur akibat tabrakan, dampaknya akan dirasakan oleh seluruh dunia. Bayangkan jika layanan internet kita tiba-tiba terputus, atau sistem navigasi kita tidak berfungsi. Ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga berpotensi mengganggu kehidupan sehari-hari dan perekonomian global.

Oleh karena itu, para ilmuwan mendesak agar tindakan segera diambil untuk mencegah terjadinya Sindrom Kessler. Meskipun saat ini masih dalam tahap teoretis, risiko yang ada nyata dan perlu diatasi sebelum terlambat.

Lembaga Antariksa dan PBB Lakukan Pencegahan

Status saat ini menunjukkan bahwa Sindrom Kessler masih merupakan skenario yang belum terjadi, tetapi para ilmuwan khawatir bahwa kita sedang menuju ke arah tersebut. Meskipun belum ada kaskade tabrakan besar yang terjadi, jumlah sampah antariksa yang terus meningkat meningkatkan risiko terjadinya situasi ini. Beberapa tabrakan satelit telah terjadi, menghasilkan ribuan keping puing baru, dan dianggap sebagai tanda awal dari proses ini.

Untuk mencegah terjadinya Sindrom Kessler, berbagai upaya sedang dilakukan, seperti pengembangan teknologi untuk membersihkan sampah antariksa. Beberapa perusahaan dan lembaga antariksa sedang berusaha mengembangkan teknologi untuk menangkap dan membuang sampah antariksa dari orbit. Selain itu, organisasi internasional seperti PBB juga sedang mengembangkan regulasi yang lebih ketat untuk mengurangi jumlah sampah antariksa dan memastikan bahwa satelit dinonaktifkan dan dikeluarkan dari orbit setelah masa pakainya berakhir.

Desain satelit yang lebih aman juga menjadi fokus, di mana satelit dirancang agar lebih tahan terhadap tabrakan dan dapat melakukan manuver untuk menghindari puing-puing. Meskipun masih ada harapan untuk mencegah Sindrom Kessler, tindakan segera dan kolaborasi internasional sangat penting untuk mengurangi risiko dan memastikan keberlanjutan eksplorasi dan pemanfaatan ruang angkasa di masa depan. Kebersihan dan pengelolaan ruang angkasa sama pentingnya dengan kebersihan dan pengelolaan Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya