Liputan6.com, Jakarta - Berbagai motif dibeberkan para calon legislatif Pemilu 2014. Salah satunya berjanji bakal menjadikan Jakarta sebagai kota yang ramah terhadap perempuan.
"Perempuanlah yang mengantar anak ke sekolah, belanja ke pasar atau pusat perbelanjaan, mengajak anak bermain di taman, hingga harus bekerja terkadang sampai malam. Jadi perempuanlah yang paling sering menggunakan fasilitas publik, mulai dari angkutan umum, trotoar, hingga toilet," kata calon anggota DPD Dapil DKI Jakarta Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (22/3/2014).
"Kenyamanan dan keamanan perempuan harus dijamin, jika Jakarta ingin disebut kota yang ramah terhadap perempuan," ujar salah satu caleg."
Advertisement
Dia ingin menjadikan Jakarta sebagai kota yang ramah terhadap perempuan. Menurutnya, sebagai ibukota negara, sudah saatnya Jakarta menjadi kota pertama di Indonesia yang ramah terhadap perempuan dan menjadi model bagi daerah lain.
"DKI Jakarta bisa mengadopsi apa yang telah dilakukan Kota Seoul, ibukota Korea Selatan."
Jaminan terhadap karyawan yang sedang hamil pun juga menjadi fokusnya. Seperti pemberian cuti hamil panjang yaitu 6-9 bulan.
"Jadi dibangun sistem jaminan atau jaring pengaman sosial di mana karyawan yang cuti hamil tetap digaji tanpa perusahaan merugi. Ini sudah lama diterapkan di Stockholm, Swedia," papar Fahira.
Sebab salah satu syarat kota yang ramah kepada perempuan adalah, kota tersebut punya program jaminan kesehatan dan sosial untuk perempuan yang jauh lebih banyak ketimbang laki-laki, serta mempunyai banyak program-program pelatihan keterampilan khusus perempuan.
"Sekuat tenaga, saya akan dorong ini menjadi kenyataan dengan kemampuan dan kapasitas saya jika nanti terpilih sebagai anggota DPD," pungkas caleg dari jalur independen itu.
Baca Juga: