Percepat Pembangunan, Hanura Berjanji Tambah Subsidi Rakyat

Hanura siap mempercepat pemerataan pembangunan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 26 Mar 2014, 04:48 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2014, 04:48 WIB
[FOTO] Harry Tanoesudibjo Kompori Peserta Kampanye Tentang Gaji
Di depan ribuan simpatisan Partai Hanura, Hari Tanoe (HT) berbicara soal perbandingan penghasilan di Indonesia dan di negara lain (Liputan6.com/Rini Suhartini)

Liputan6.com, Surabaya - Indonesia harus tetap memberikan subsidi kepada warga negaranya. Kebijakan itu harus dipertahankan demi kesejahteraan masyarakat dan langkah proteksi.

Hal itu diungkapkan Juru Kampanye Nasional Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo saat berorasi pada kampanye terbuka di Kota Surabaya, Selasa (25/3/2014). Selain itu, pandangan negatif bahwa subsidi identik dengan ketidakmandirian harus diluruskan.

"Coba kita perhatikan negara maju di negara lain, pemerintahnya mampu memberikan berbagai program kepada rakyat, seperti subdisi pendidikan, kesehatan, dan subsidi perumahan. Bahkan di negara maju disediakan tunjangan hidup bagi pengangguran," kata pria yang akrab disapa HT itu.

Di Indonesia kata HT, hal ini belum bisa dilakukan karena negara tidak memilik anggaran yang cukup. Jangankan menambah subdisi, yang terjadi saat ini justru sebaliknya, subdisi dikurangi sehingga hal ini semakin mempersulit kehidupan rakyat.

Pada APBN 2014 yang berjumlah Rp 1.842,5 triliun, besaran belanja subsidi Rp 333,7 triliun yang berarti turun Rp 14,4 triliun dibandingkan pagu belanja subsidi dalam APBNP 2013 sebesar Rp 348,1 triliun.

Untuk sektor pangan yang vital, subsidinya Rp  18,82 triliun atau lebih rendah dibanding nilai subsidi tahun lalu yang sebesar Rp 21,49 triliun. Sedangkan subsidi benih Rp 1,56 triliun, hampir sama dengan subsidi benih 2013 sebesar 1,45 triliun.

Sebaliknya, lanjut HT, negara lain terus menaikkan nilai subsidi. Tiongkok misalnya memberi subsidi untuk sektor pertaniannya hingga seribu miliar yuan, termasuk diskon 30 % untuk 175 jenis mesin pertanian.

Sementara di India, total subsidi pupuknya mencapai 12,1 miliar Dollar AS atau sekitar Rp 121 triliun pada 2012-2013 dan naik menjadi 17,8 miliar Dollar AS pada 2013-2014. Bandingkan dengan subsidi pupuk untuk petani kita yang hanya setara 2,1 miliar dolar AS.

"Keputusan tidak meningkatkan subsidi dan bahkan menguranginya bukanlah kebijakan yang berpihak pada petani. Menaikkan harga jual produk pertanian menjadi tidak berarti jika negara tidak mampu menjamin biaya produksi rendah," tegas HT.

Sementara Wiranto menegaskan, setiap kebijakan pemerintah harus memihak kepada masyarakat. “Detail keputusan pemerintah wajib mempercepat pemerataan pembangunan. Agar keadilan dan kesejahteraan rakyat bisa segera terwujud dan dirasakan semua lapisan,” kata capres Partai Hanura ini.

Wiranto juga mengingatkan agar masyarakat menggunakan hak pilihnya, karena pemilu merupakan momentum memulai perubahan. "Partai Hanura bertekad untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Untuk itu, pemilu ini adalah momentum yang tepat, kita tidak bisa menunggu lagi," pungkas Wiranto.

Sementara itu, Ketua DPD Hanura Jawa Timur Koeswanto menegaskan komitmen Hanura Jawa Timur untuk memenangkan Hanura. "Kami akan mengarahkan seluruh potensi yang kami miliki agar target ini bisa dicapai dan kehidupan rakyat bisa lebih sejahtera," tegas Koeswanto.

Kampanye di Surabaya itu merupakan ajang pertama kalinya bagi Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo hadir bersama. Pada kampanye Hanura sebelumnya, keduanya berbagi jadwal kampanye agar dapat menemui massa lebih banyak.

Ribuan simpatisan partai dengan nomor urut 10 ini menyambut dengan antusias. Usai berorasi capres dan cawapres Partai Hanura itu kompak memberikan simulasi pencoblosan surat suara.

Kampanye tersebut juga dihadiri Ketua Dewan Penasehat Partai Hanura, Jenderal (Purn) Subagyo HS, Wakil Ketua Bapilu Partai Hanura, Arya Sinulingga. Sekretaris Bapilu Hanura, Ahmad Rofiq, ketua DPD Hanura Jawa Timur, dan berbagai pendukung Hanura lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya