Liputan6.com, Jakarta - Adu sindiran menggunakan karya seni berupa puisi tengah diperankan kubu Prabowo Subianto atau Gerindra dan Joko Widodo dengan partainya PDIP, dalam rangka merebut simpati rakyat dalam ajang Pemilu 2014.
Namun menurut politisi senior Partai Amanan Nasional (PAN) AM Fatwa, berdasarkan startegi etika dan moral berpolitik, apa yang dilakukan kedua kubu itu sangat tak pantas. Seorang negarawan sejati selayaknya memberikan contoh kepada rakyat.
"Strategi etika dan moral berpolitik menurut saya itu kurang pantas. Sebagai negarawan harus memberikan contoh teladan kepada masyarakat untuk santun dalam persaingan politik. Jadi apa yang dilakukan sekarang tidak cantik," kata Fatwa ketika menghadiri pengajian bulanan di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (4/4/2014) malam.
"Saya kira banyak cara-cara bersaing yang lebih terhormat," sambung Fatwa.
Menurut Fatwa, apa yang dilakukan kubu Prabowo dan Jokowi membuat masyarakat juga akan berpikir sinis. Masyarakat harusnya diberikan pendidikan politik. "Kalau melakukan itu, masyarakat sinis. Masyarakat harus didik dong untuk berpolitik secara terhormat. Kalau ini malah sebaliknya."
Kendati, Fatwa percaya, perseteruan tersebut kemungkinan besar tidak akan membuat para pemilih akan beralih ke capres lain. "Kan ada pemilih loyalis dan ada pemilih yang mengambang. Kalau Pemilih mengambang akan berpikir. Untuk yang mengambang adalah yang kelas menengah," pungkas Fatwa.
Baca juga:
Pengamat: Kampanye Undang Artis dan Pedangdut Rendah Kualitasnya
Serangan Gerindra Frontal, Pengamat: Hati-hati Pakai Pendekatan
Siap Jadi Cawapres? Moeldoko: Pertanyaan Yang Berat!
Â
Advertisement