Timses: Tabloid Obor Tak Terkait Prabowo-Hatta

Romahurmuziy dari Timses-Hatta Prabowo menegaskan, tabloid Obor Rakyat bukan model kampanye mereka.

oleh Sugeng Triono diperbarui 14 Jun 2014, 12:45 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2014, 12:45 WIB
Ilustrasi Kampanye Hitam (2)
Ilustrasi Kampanye Hitam (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Bidang Strategi Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Romahurmuziy menegaskan bahwa tabloid Obor Rakyat yang diduga melakukan kampanye hitam lantaran kerap menyudutkan Jokow,i tidak ada kaitannya dengan tim sukses mereka.

Ketua Komisi IV DPR ini juga menegaskan bahwa jika apa yang dilakukan Obor Rakyat dianggap sebagai bentuk kampanye hitam, itu bukan model kampanye kubunya. "Tabloid itu tidak ada hubungannya tim sukses Prabowo-Hatta, tidak pernah produksi model kampanye sebagaimana disampaikan Pak Setiyardi (Pemred Obor Rakyat), dan penggiat lain di dunia maya," ujar Romahurmuziy di Cikini, Jakarta, Sabtu (14/6/2014).

Pria yang akrab disapa Romi itu juga mengungkapkan, sebenarnya model kampanye hitam yang dilakukan pihak-pihak tak bertanggung jawab lebih banyak terjadi di dunia maya.

Senada dengan Romi, Pemimpin Redaksi Obor Rakyat, Setiyardi Budiono juga mengaku tidak terkait dengan salah satu pasangan capres yang akan bertarung pada 9 Juli mendatang. Baginya, apa yang sudah ditulis pada tabloidnya selama ini merupakan sebuah karya jurnalistik biasa. "Kami tidak terkait dengan capres manapun. Ini karya jurnalistik biasa," tandas Setiyardi Budiono.

Setiyardi yang juga Komisaris PTPN XIII ini menganggap apa yang tertulis dalam tabloidnya mengenai sosok Jokowi merupakan sebuah karya jurnalistik biasa. Tidak ada yang istimewa. Menurut dia, keinginan mengupas profil Jokowi yang merupakan calon presiden tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai calon yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden 9 Juli mendatang.

"Kita bukan hanya pilih lurah dan bupati. Tapi kepala negara dan kepala pemerintahan yang membawahi 240 juta rakyat. Pilpres ini bukan event main-main. Kita harus dapatkan calon yang terbaik," papar Setiyardi.

Obor Rakyat yang dalam edisi perdananya menampilkan Headline 'Capres Boneka' itu kata Setiyardi bukan merupakan kampanye hitam, melainkan fakta-fakta yang ditemukan pihaknya mengenai sosok Jokowi. "Kami kuliti track record. Kalau tidak mau dikuliti jangan maju jadi capres-cawapres. Mungkin Jokowi-JK dalam hati ketawa-tawa," kata dia.

Selain menegaskan tidak berdiri di belakang salah satu capres atau sebagai pendukung pasangan capres tertentu, Setiyardi juga mengaku siap bertanggung jawab penuh ihwal tulisannya yang selama ini dianggap sebagai kampanye hitam. "Dalam tabloid saya cantumkan nama asli. Ada badan hukum tapi belum sempat dicantumkan. Di web ada tapi di-hack. Ini penuh pertanggungjawaban. Kalau tabloid gelap saya nggak cantumkan nama asli saya," tandas Setiyardi.

Sebelumnya, Ketua Pokja Hukum Dewan Pers Joseph 'Stanley' Adi Prasetyo menyatakan pihak Obor Rakyat tak menjalankan praktik jurnalistik. Ia juga menyarankan agar pihak yang dirugikan tabloid Obor Rakyat melapor ke polisi.

"Kami tak ragu menyeret wartawan yang ada di balik itu ke polisi. Ini serius karena menyangkut nama baik jurnalis," kata Stanley.

Hal senada juga disampaikan anggota Dewan Pers Nezar Patria. Menurutnya, kedua wartawan tersebut tidak menjalankan praktik jurnalistik, sehingga tak akan diperiksa Dewan Pers, dan polisi bisa langsung menindak mereka.

"Mereka tidak melakukan praktik jurnalistik. Kecuali bekerja di media yang resmi, dan dia melakukan kesalahan, bisa kita panggil, paling tidak pemimpin redaksinya," ucap Nezar.

Sementara itu, Jokowi mengatakan kasus kampanye hitam yang ditulis tabloid Obor Rakyat bukan hanya pelanggaran pemilu, tapi sudah masuk ranah hukum. "Ya sudah mulai diketahui siapa, udah mulai diketahui dan hari ini juga kita laporkan ke kepolisian, Bukan Bawaslu. Karena menurut saya ini udah pidana. Sudah ketemu (orangnya)," ujar Jokowi. (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya