Ketua DKPP: Pilpres 2014 Bersejarah dan Sangat Seru

Pilpres di bulan suci Ramadhan, diikuti 2 pasang calon, dan menjadi pilpres terakhir karena pada 2019 pemilu dilakukan serentak.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 30 Jul 2014, 18:21 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2014, 18:21 WIB
 Pemilu Serentak 2019, Jimly: Aman, KPU Nggak Pusing
Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengatakan, pelaksanaan pemilu presiden (Pilpres) 2014 merupakan pilpres paling bersejarah dibandingkan pilpres sebelumya dan harus dinikmati oleh semua pihak secara positif.

Kenapa bersejarah? Karena, kata Jimly, pilpres tahun ini bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, hanya diikuti 2 pasang calon, dan akan menjadi pilpres terakhir mengingat pada 2019 nanti pemilu akan dilaksanakan secara serentak.

"Jadi Ramadhan tahun ini sangat bersejarah karena terjadi saat bangsa kita mengadakan pilpres, dan pilpres ini sangat seru karena capresnya ada dua. Belum pernah ada pilpres yang hanya diiikuti dua pasang calon. Pada pilpres 2004, capresnya 5, pada 2009 ada 3, sekarang cuma dua," kata Jimly di kediamannya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2014).

Karena itu, ujar Jimly, persaingan pilpres kali ini sangat ketat dan otomatis membuat pilihan rakyat terbelah 2 jadi hitam dan putih. Ia menambahkan, sebagai bangsa plural tentunya hal itu semakin terlihat, apalagi pluralisme yang ada di Indonesia itu berbeda dengan yang ada di Amerika.

"Di Amerika itu beda tapi campur aduk, kalau kita itu segmented dan pragmented. Maksudnya ada segmented dan pecah-pecah, contoh Sumatera Utara mayoritas Kristen, Bali agamanya Hindu Bali. NTT juga begitu antara orang Katolik sama Protestan pisah, Sulawesi Utara juga demikian," ujarnya.

Kondisi segmented dan fragmented ini, lanjutnya, membuat kondisi di Indonesia lebih berbahaya. Apalagi pelaksanaan pilpres diwarnai berbagai konflik seperti saling menjelek-jelekkan yang keras sekali antar para pendukung.

"Kampanye hitam itu hitam sekali, hitamnya pekat," tuturnya. Kendati demikian, Jimly menilai pelaksanaan pilpres kali ini beruntung karena bertepatan dengan bulan Ramadan. Sehingga semua warga negara dipaksa untuk menahan diri. "Kita bersyukur ada di bulan Ramadan, kalau tidak kita repot," tandas Jimly. (Ali)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya