Adik Prabowo 'Mengancam', Jokowi Minta Tak Ada Jegal-menjegal

Jokowi tak khawatir pemerintahannya dihambat karena RI menganut sistem presidensial.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Okt 2014, 11:28 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2014, 11:28 WIB
Jokowi Bocorkan Isi Pertemuan Rahasia Dengan SBY
Presiden terpilih Joko Widodo membenarkan dirinya bertemu presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (30/9/2014) kemarin malam, Jakarta, Rabu (1/10/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Mendapat ancaman pemerintahannya akan diganggu kelompok yang menguasai parlemen, Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi tak gentar. Dari kantornya di Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jokowi mengatakan ancaman tersebut hanya ungkapan emosional.

Ancaman itu sebelumnya dilontarkan adik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Hashim mengatakan, Koalisi Merah Putih (KMP) yang menguasai parlemen akan berupaya sekuat tenaga untuk menghambat dan mengganggu pemerintahan Jokowi-JK.

Menurut Jokowi, walau KMP menguasai lebih dari separuh kursi DPR RI, tapi mereka tak bisa menjegal pemerintah begitu saja lantaran sistem pemerintahan yang dianut Indonesia adalah sistem presidensial.

"Kita ini sistemnya apa? Presidensial. Kamu tahu nggak? Sistem kita itu sistem presidensial," tegas Jokowi, Kamis (9/10/2014).

Masih kata Jokowi, pasca pemilihan presiden harusnya tak ada lagi upaya saling menjatuhkan dan pernyataan yang dapat menanamkan benih permusuhan. Dengan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki semua pihak, baik itu Koalisi Merah Putih maupun Koalisi Indonesia Hebat, harusnya sama-sama mempunyai semangat membangun bangsa.

"‎Semangat kita mestinya, setelah pilpres selesai, untuk membenahi negara ini. Menyejahterakan negara kita. Semuanya harus ke situ, jangan ada semangat jegal-menjegal," kata Jokowi. ‎

Dalam wawancara dengan Reuters, Hashim menyatakan pihaknya akan mengerahkan kekuatan untuk menghambat pemerintahan Jokowi. ‎"Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat," demikian Hashim Djojohadikusumo. ‎(Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya