SBY: Pertumbuhan Ekonomi Jadi Isu Pemilu 2014

Para capres dan parpol sebenarnya bisa memikirkan pertumbuhan ekonomi saat ini juga.

oleh Rinaldo diperbarui 27 Nov 2013, 12:12 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2013, 12:12 WIB
presiden-sby2-130124b.jpg
Pemilu 2014 diyakini akan berlangsung sengit karena dipastikan bakal memunculkan presiden dan wakil presiden yang baru. Para calon presiden serta partai politik penyokongnya diperkirakan bakal menjadikan isu pertumbuhan ekonomi sebagai bahan untuk berkampanye.

"Hampir pasti kampanye yang akan dilakukan parpol dan capres adalah bagaimana membuat negeri kita lebih baik, bagaimana ekonomi kita terus tumbuh dan berkembang," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Kompas100 CEO Forum di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Padahal, lanjut SBY, untuk bisa membuat ekonomi Indonesia tumbuh dan berkembang, tak perlu menunggu selesainya pemilu. Para capres dan parpol sebenarnya bisa memikirkan pertumbuhan ekonomi saat ini juga.

"Sekarang pun para capres dan calon anggota parlemen bisa memikirkan bagaimana ekonomi kita selamat dan setelah pemilu bisa mengembangkannya," sambung dia.

Kendati demikian, SBY menjamin kondisi ekonomi Indonesia saat ini lumayan stabil. "Meskipun ekonomi dunia bergejolak, ekonomi kita bisa terkelola dengan baik, meskipun negara-negara maju juga mengalami krisis," ujarnya.

SBY berharap para ekonom, pengusaha, tokoh politik, dan ketua parpol, yang hadir di perhelatan Kompas100 CEO Forum ini bisa menghasilkan pemikiran yang bagus untuk Indonesia.

"Saya berharap isu-isu ekonomi terkini didiskusikan dengan baik, jangan terlalu banyak retorika, karena retorika tak bisa mengubah keadaan," tegas SBY.

Turut hadir dalam acara yang mengambil tema "Perhelatan Politik dan Momentum Menjaga Pertumbuhan Ekonomi" ini antara lain Menteri Koordinator Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Agama Suryadharma Ali, Gubenur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dan sejumlah ketua umum parpol peserta Pemilu 2014. (Eks/Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya