H-10 Lebaran, Makanan Berformalin Ditemukan di Jakarta

Di Pasar Cipete Utara dan Pasar Santa ditemukan bahan makanan mengandung formalin atau bahan pengawet mayat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 08 Jul 2015, 10:17 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2015, 10:17 WIB
H-10 Lebaran, Makanan Berformalin Ditemukan di Jakarta
Di Pasar Cipete Utara dan Pasar Santa ditemukan bahan makanan mengandung formalin atau bahan pengawet mayat.

Liputan6.com, Jakarta - 10 Hari menjelang Lebaran, Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Jaya Mayestik, Jakarta Selatan. Mereka mengecek beberapa makanan yang dijual pedagang, seperti ikan, ayam, daging sapi dan kambing, sayuran.

Sudin Kesehatan Jakarta Selatan juga melakukan sidak ke beberapa pasar di Jakarta Selatan. Di antaranya, Pasar Tebet Barat, Pasar Lenyeng Agung, pasar Cipete Utara dan Pasar Santa. Hasilnya, di Pasar Cipete Utara dan Pasar Santa ditemukan bahan makanan mengandung formalin atau bahan pengawet mayat.

Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta, Darjamuni mengatakan‎, pihaknya menyerahkan hasil temuan tersebut kepada pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Metro Jaya.

"Dari Pasar Santa kita temukan 1 tahu yang konsentrasinya (formalin) cukup tinggi dan di Pasar Cipete Utara juga sama kita temukan mie kuning yang konsentrasinya tinggi. Kita kan bekerja sama dengan Polda, ini agar bisa diproses dan bikin efek jera bisa dipidana," kata Darjamuni di Pasar Jaya Mayestik, Jakarta Selatan, Rabu (8/7/2016).

‎Darjamuni mengungkapkan, beberapa waktu lalu pihaknya juga menemukan tahu berbahan formalin di Pasar Grogol, namun kadarnya tidak terlalu tinggi. Oknum pedagang tersebut sudah dimintai keterangannya dari mana tahu yang dijualnya itu didapat.

"Tapi kita tetap proses temuan itu dengan pihak kepolisian," ungkap dia.

Namun demikian, Drajmuni mengimbau, agar masyarakat tidak terlalu mencemaskan temuan tersebut meskipun tetap berhati-hati dalam memilih bahan makanan. Sebab dari sampel yang diambil lebih banyak yang negatif dari bahan berformalin.

"Ini kita temukan hanya 1 atau 2 saja, masih banyak yang negatif. Malah penurunannya sangat drastis hampir semuanya zero. Contohnya ikan dan daging itu kan negatif dari bahan berbahaya," tandas Drajamuni. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya