Penjual 'Uang Lebaran' Keluhkan Penurunan Omzet

Pedagang "uang lebaran" yang kerap disebut Inang mulai menjamur di sejumlah tempat.

oleh Audrey Santoso diperbarui 08 Jul 2015, 16:42 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2015, 16:42 WIB
20150702-Butuh Uang Receh Buat Lebaran? Datang Saja ke Sini-Jakarta 4
Warga menunjukan uang pecahan Rupiah di layanan mobil kas keliling Bank Indonesia di Lapangan IRTI, Monas, Jakarta, Kamis (2/7). Sebanyak 15 bank membuka gerai penukaran uang pecahan hingga 15 Juli mendatang. (Liputan6com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pedagang "uang lebaran" yang kerap disebut Inang mulai menjamur di sejumlah tempat. Salah satu yang menjajakan uang baru pecahan kecil itu adalah Inang Sitorus (51), yang mengeluhkan turunnya omzet dibanding Ramadan sebelumnya.

Sitorus mengatakan, omzet penjualannya menurun sejak Bank Indonesia menerapkan kebijakan baru, yaitu semua warga masyarakat boleh menukarkan uang mereka di bank.

"Payah sekarang, pendapatan dari jualan (uang) ini turun drastis. Kalau tahun lalu, sehari Tante bisa jual pecahan uang sampai 7 juta, tahun ini paling (jual uang pecahan) cuma 2 juta seharian. Peraturan bank baru, yang siapa saja boleh tukar uang baru bikin kita orang (Inang) rugi. Kalau dulu kan yang boleh tukar uang baru hanya nasabah," tandas Sitorus di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2015).

Untuk Ramadan tahun ini, Sitorus mengaku meminjam modal dari adiknya Rp 50 juta untuk membeli pecahan uang baru. Sementara ia sendiri mulai berdagang uang sejak Senin pekan lalu 29 Juni 2015. Sudah 9 hari berjualan, Sitorus menuturkan setengah dari uang baru dagangannya belum laku terjual.

"Kalau sehari uang pecahan yang laku hanya 2 juta, dihitung-hitung sampai sekarang Tante baru jual uang 20 juta-an. Untungnya tidak bisa dihitung pasti, karena kalau jual ke penumpang, Tante ambil untung 10 ribu. Kalau ke sopir, Tante ambil untung hanya 5 ribu," jelas dia. (Mut/Mvi)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya