10 Tahun Menabung, Penjual Kerupuk di Tuban Bisa Berangkat Haji

Ibu 2 anak ini memaksakan diri menyisihkan uang dari penghasilan menjual krupuk setidaknya Rp 20.000 setiap hari selama 10 tahun.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Sep 2015, 13:01 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2015, 13:01 WIB
10 Tahun Menabung, Penjual Kerupuk di Tuban Bisa Berangkat Haji
Ibu 2 anak ini memaksakan diri menyisihkan uang dari penghasilan menjual krupuk setidaknya Rp 20.000 setiap harinya selama 10 tahun.

Liputan6.com, Tuban - Sebanyak 450 jemaah calon haji gelombang kedua diberangkatkan dari pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, menuju asrama haji di Bekasi. Mereka akan bergabung dengan jamaah lain di kloter 42 menuju Tanah Suci Mekah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (6/9/2015), dari ratusan jemaah calon haji asal Garut, 5 orang sempat tertunda keberangkatannya karena belum tuntas persyaratan administrasi.

Namun kini kendala itu sudah bisa dituntaskan. Dua orang di antaranya ikut berangkat hari ini dan 3 lainnya direncanakan berangkat Selasa 8 September 2015.

Sementara itu, Sri Handayani adalah seorang wanita yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual krupuk di pasar tumpah di daerah Sidokabul, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Meski sekadar berjualan kerupuk, Sri akhirnya bisa berangkat naik haji dan tergabung dalam kloter 36 asal Kabupaten Tuban. Saat sudah berada di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur Sri masih tak menyangka bisa berangkat haji.

Ibu 2 anak ini memaksakan diri menyisihkan uang dari penghasilan menjual krupuk setidaknya Rp 20.000 setiap harinya selama 10 tahun.

"Pokoknya setiap hari itu pasti menyisihkan Rp 20.000, itu harus. Pokoknya Rp 20.000 itu wajib," ucap Sri.

Sesuai jadwal, Sri terbang ke Tanah Suci Mekah pagi tadi. Sri berdoa agar bisa dipanggil kembali pergi haji sekeluarga. (Vra/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya