Liputan6.com, Mina - Kabar duka datang saat umat Islam di seluruh dunia merayakan Iduladha, Kamis (24/9/2015). Musibah terjadi di Mina. Akibat berdesak-desakan ketika melaksanaan ritual lempar jumrah, sejumlah jemaah haji menjadi korban.
Badan Pertahanan Sipil Arab Saudi atau Civil Defense Service menyebut, 310 orang meninggal dunia dan 450 lainnya luka-luka. Jumlah korban kemungkinan bisa bertambah.
Hingga berita ini diturunkan, evakuasi masih dilakukan.
Baca Juga
Advertisement
Ini bukan kali pertama musibah terjadi di Mina. Pada 2 Juli 1990, 1.426 jemaah dilaporkan meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan saling injak di terowongan Haratul Lisan.
Dari seluruh 'syuhada haji' yang wafat, 631 di antaranya berasal dari Indonesia.
Insiden terjadi tatkala jemaah, baik yang akan pergi melempar jumrah maupun yang pulang, berebutan dari dua arah untuk memasuki satu-satunya terowongan yang menghubungkan tempat jumrah dan Haratul Lisan. Dalam kondisi minim oksigen dan panik, mereka saling injak.
Kondisi seperti itu tak tertahankan bagi para jemaah. Terutama mereka yang lanjut usia dengan kondisi fisik yang lemah terpapar terik matahari.
Seorang saksi mengatakan, laju manusia di dalam terowongan tiba-tiba terhenti. Sementara, dari luar, para jemaah mendesak masuk. Mereka ingin segera mendinginkan tubuh dari teriknya panas yang mencapai 44 derajat Celcius.
Akibatnya, terowongan yang dirancang bisa menampung 1.000 orang, dijejali 5.000 jemaah.
"Dengan oksigen yang berkurang, banyak orang tak sadarkan diri, sebagian meninggal dunia. Mereka yang ada di dalam terowongan berdesakan, bahkan ada yang terinjak-injak," kata seorang saksi mata seperti dimuat New York Times, 3 Juli 1990.
Sementara itu, Raja Arab Saudi, Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud, seperti dikutip kantor berita SPA, mengatakan bahwa musibah terjadi karena jemaah yang memadati terowongan melebihi kapasitas. ''Jika para jemaah haji mengikuti petunjuk, kecelakaan niscaya bisa dicegah," kata dia.
Sementara, pada 2006, setidaknya 345 jemaah haji wafat dan 1.000 lainnya luka-luka dalam insiden di Mina.
Pemerintah Arab Saudi kemudian memperbesar luas dan meninggikan terowongan hingga menjadi 40 meter. Berikut membuat ventilasi besar yang memanjang di atasnya.
Tak hanya itu, juga ada penambaan mesin-mesin besar yang tergantung di atas terowongan. Berfungsi sebagai pengisap udara dan memompa oksigen ke dalam terowongan. (Ein/Yus)