Liputan6.com, Jakarta Lebaran membawa berkah bagi pengusaha ritel. Buktinya, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan penjualan ritel di mal selama periode Lebaran (Juni-Juli) meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan penjualan di hari atau bulan-bulan normal.
Pendorongnya adalah kenaikan upah minimum setiap tahun hingga pembayaran gaji ke-13 dan gaji ke-14 kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para pekerja.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) APPBI, Handaka Santoso mengungkapkan, momen Lebaran dimanfaatkan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman. Namun ada pula warga yang memilih tetap berada di daerahnya, atau sebaliknya, semisal dari daerah lain menuju Ibukota sehingga terjadi pertukaran mudik.
"Harapannya karena ditinggal mudik asisten rumah tangga, orang-orang pada makan di mal, belanja di mal karena berkunjung ke mal sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta.
Baca Juga
Dengan kondisi tersebut, Handaka memperkirakan, penjualan ritel di mal bisa meningkat dua kali sampai tiga kali lipat pada masa Lebaran ini dibandingkan bulan-bulan biasanya. Sayangnya, dia belum menghitung penjualan di bulan normal.
"Sedangkan dibandingkan Lebaran tahun lalu, penjualan di mal pada Lebaran kali ini naik hingga 10 persen," ujar CEO Senayan City itu.
Handaka menuturkan, daya beli masyarakat Indonesia masih cukup bagus karena ada kenaikan upah minimum setiap tahun. Apalagi ditambah THR serta gaji ke-13 dan 14 yang diterima oleh PNS sehingga akan mengerek penjualan ritel di mal pada masa Lebaran tahun ini.
"Situasi sekarang ini orang lebih menahan belanja karena salah satu faktur penyerahan data kartu kredit nasabah ke Ditjen Pajak. Makanya penjualan tidak turun saja sudah bersyukur sekali karena daya beli masih ada dan cukup bagus," ujar dia. (Fik/Ahm)
Advertisement
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.