Penyanderaan dan Haji Jadi Bahasan Utama Jokowi dan Duterte

Untuk permasalahan kuota haji, Jokowi juga sudah berbicara dengan Raja Arab Prince Abdullah.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 09 Sep 2016, 11:14 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2016, 11:14 WIB
20160908- Foto Raksasa Jokowi dan Duterte Terpampang di Taman Pandang Istana-Jakarta- Immanuel Antonius
Warga melintas di depan foto Jokowi dan Duterte di Taman Pandang Istana, Jakarta, Kamis (8/9). Rencananya Duterte akan berkunjung ke Indonesia pada Jumat (9/9). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mendapat kunjungan kenegaraan dari Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Beberapa hal akan dibicarakan, khususnya masalah penyanderaan dan jamaah haji bermasalah.

"Ya tentunya topik-topik masalah, salah satu isu seringnya adanya pembajakan terhadap warga kita dan itu menyangkut keamanan bersama, yang kedua tentunya menyangkut yang kemarin menimpa beberapa warga kita yang berangkat haji menggunakan kuota dari Filipina," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Untuk permasalahan kuota haji, Jokowi juga sudah berbicara dengan Raja Arab Saudi Prince Abdullah. Jokowi meminta Arab Saudi menambah kuota jemaah haji Indonesia.

"Nah pada saat pertemuan dengan Prince Abdullah, Presiden juga meminta untuk menambah kuota haji, 10 ribu," lanjut dia.

Selain itu, Jokowi meminta kebijakan dari Arab Saudi agar Indonesia bisa menggunakan kuota haji negara tetangga yang tak terpakai. Sehingga kasus penggunaan paspor Filipina bagi jamaah haji Indonesia tidak terulang lagi.

"Kenapa itu dilakukan, karena kalau kita menunggu haji itu bisa sampai 20 tahun, sehingga antreannya terlalu panjang dan itu dibicarakan, termasuk yang sudah berangkat dari negara-negata sahabat tentunya harus ada penanganan terhadap hal itu," pungkas Pramono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya