Chatbot Bantu Muslim Temukan Makanan Halal Saat Berpuasa di Negeri Orang

Sebuah chatbot yang berada di platform dan aplikasi Have Halal Will Travel (HHWT) mempermudah seorang muslim yang tengah berpuasa di negeri orang untuk menemukan makanan halal.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 18 Mei 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2018, 15:00 WIB
Ilustrasi Es Campur (Ilustrasi/iStockphoto)
Hati-hati Memilih Menu untuk Buka Puasa Ramadan. Segelas Es Campur Punya Kandungan Kalori Cukup Tinggi (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan cuci Ramadan telah tiba. Dengan Ramadan dan liburan sekolah yang berdekatan, banyak keluarga yang merencanakan liburan Lebaran dan tengah tahun dalam waktu bersamaan.

Menurut data Direktorat Jenderal Imigrasi Kemkumham, ada 9,1 juta wisatawan Indonesia yang berwisata ke luar negeri.

Angka ini naik 8,3 persen dibanding tahun 2016 dengan 8,4 juta orang. Lantaran Indonesia didominasi muslim, mencari makanan halal di negeri orang merupakan sebuah kebutuhan tersendiri.

Berangkat dari pengalaman itu, seorang muslim bernama Mikhail Goh bersama dengan istrinya mulai membuat Have Halal, Will Travel (HHWT).

HHWT merupakan platform konten yang membantu tiap wisatawan muslim untuk melakukan perjalanan tanpa pemandu wisata.

Platform tersebut diperkenalkan melalui sebuah artikel mengenai bagaimana menemukan makanan lokal halal seperti dim sum di Hong Kong. Dari situlah tumbuh ratusan artikel rekomendasi hingga aplikasi mobile dan channel di media sosial.

Platform HHWT saat ini menjangkau lebih dari 9 juta muslim di Singapura, Malaysia, dan Indonesia setiap bulannya. Dengan HHWT, pengguna bisa mendapat memberikan informasi untuk membantu setiap wisatawan merencanakan perjalanannya ke destinasi-destinasi populer seperti Hong Kong, Jepang, London, Melbourne, dan Korea Selatan.

Dengan jumlah pembaca yang bertambah, platform HHWT perlu mengembangkan infrastruktur back-end untuk melayani permintaan pengguna yang terus berkembang.

Dengan jumlah pembaca situs platform HHWT yang terus bertambah, menjadi jelas bahwa HHWT perlu mengembangkan infrastruktur back-end-nya untuk terus melayani ketertarikan dan permintaan basis penggunanya yang terus berkembang dengan cepat.

“Satu pertanyaan yang tim HHWT tanyakan pada diri mereka adalah bagaimana mereka dapat melayani 8.000 pengguna yang mencari pilihan makanan halal di Tokyo di platform seperti Facebook, email atau komentar website setiap hari?” kata Mikhail dikutip keterangan pers yang diterima Tekno Liputan6.com, Jumat (18/5/2018).

Bantu Muslim Temukan Makanan Halal

Chatbot
Chatbot yang diberi nama DoNotPay robot pengacara pertama di dunia ini mampu membantu orang dari kasus hukum (Sumber: The Verge)

Ia berpikir platform besutannya itu membutuhkan sebuah chatbot. Chatbot yang digunakan mengggabungkan teknologi cloud Azure dari Microsoft dengan teknologi Language Understanding Intelligence Services (LUIS).

Dengan paduan teknologi tersebut, chatbot HHWT kini dapat menjawab hampir semua pertanyaan yang para wisatawan tanyakan setiap hari.

Chatbot ini diberi nama Sofia dan online selama 24 jam 7 hari. Dengan begitu, chatbot ini mampu menjawab pertanyaan dari berbagai belahan dunia dan tidak terbatas zona waktu.

Dengan Sofia, tim HHWT kini secara signifikan dapat meningkatkan tingkat engagement mereka dengan penggunanya setiap hari.

“Kami menciptakan Sofia, sederhananya karena orang-orang menanyakan kepada kami pertanyaan-pertanyaan yang kami rasa dapat dijawab dengan mudah melalui otomasi,” ujar Mikhail.

Dengan Sofia, platform HHWT juga bisa menganalisis dan menjelaskan semua masukan yang lebih personal bagi tiap individu. Menariknya, Sofia juga dipersiapkan dalam waktu singkat oleh Microsoft dengan bantuan mitra teknologi PleoData.

Bantuan Cloud

Microsoft
Ruuh, chatbot besutan Microsoft untuk India. (Foto: Microsoft)

Platform awan Azure hadir dengan application programming interface (API) untuk QnA Maker, yang menjadi fondasi bagi tim untuk membuat jawaban pada pertanyaan yang sering ditanyakan.

LUIS dari Microsoft kemudian memungkinkan para perancang chatbot untuk menggambarkan rangkaian data yang sudah ada, memudahkan tim untuk menganalisis apa yang setiap pengguna tanyakan.

“Menurut saya, salah satu keuntungan terbesar menggunakan Microsoft Azure adalah QnA Maker,” kata Rachel Tan Managing Director PleoData.

Chatbot Sofia juga mampu menawarkan lebih banyak konten-konten yang lebih pintar kepada setiap pengguna.

Saat ini, Sofia memiliki kemampuan yang dikenal sebagai decision tree yang memungkinkan setiap pengguna untuk mempersempit jawaban yang mereka cari. Nantinya, proses ini akan menjadi lebih sederhana tanpa mencari klarifikasi lagi.

Sofia juga kian canggih dilengkapi dengan machine learning, sehingga platform HHWT akan mampu mengembangkan konten yang kontekstual dan personal.

Sehingga, kata Mikhael, muslim tidak perlu terbatas pada kebab atau nasi biryani sebagai pilihan makanan halal mereka ketika di luar negeri, karena HHWT dibantu chatbot Sofia bisa merekomendasikan ramen halal saat wisatawan muslim berada di Jepang atau Korea Selatan.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya