Liputan6.com, Jakarta - Kepala Seksi Media Center Haji (MCH) Cabang Kerja (Caker) Bandara, Abdul Basir, mengatakan rata-rata pesawat pengangkut jemaah haji Indonesia tiba di Arab Saudi tepat waktu.
Menurut dia, hingga hari ke-15 keberangkatan, tidak ada catatan keterlambatan jemaah calon haji, baik dari maskapai Garuda Indonesia maupun Saudia Airlines.
Baca Juga
Basir menjelaskan, performa ini diukur dari catatan On Time Performance (OTP) dalam Siskohat Kemenag.
Advertisement
"Pengukuran tersebut menggunakan tiga kategori. Pertama kategori on time, kedua lebih cepat dari satu jam, dan berikutnya lebih lambat," ujar Basir, Kamis, 2 Agustus 2018.
Sedangkan untuk ukuran lebih lambat, ucap dia, dibagi menjadi tiga tingkatan.
"Ada tingkat keterlambatan satu hingga empat jam, terlambat empat hingga enam jam, dan delay lebih dari enam jam," kata Basir.
Dia memaparkan, Garuda Indonesia yang telah memberangkatkan 119 kloter tercatat memiliki ketepatan waktu 94,96 persen (132 penerbangan).
Sementara pesawat yang mendarat setidaknya satu jam lebih cepat dari jadwal sebanyak 1,44 persen (2 penerbangan).
Maskapai pelat merah ini, kata Basir, mengalami keterlambatan mendarat antara satu hingga empat jam sebesar 3,6 persen (5 penerbangan).
"Sedangkan Saudia Airlines yang melayani 99 kloter membukukan OTP sebesar 62,39 persen (73 penerbangan)," terangnya.
Meski begitu, Basir mengatakan pihaknya juga mencatat pendaratan jemaah calon haji lebih cepat dari jadwal sebesar 35,9 persen (42 penerbangan) dan pesawat yang mengalami keterlambatan sebesar 1,71 persen (dua penerbangan).
"Jika dihitung, kedua maskapai membukukan ketepatan mendarat 205 penerbangan sebesar 80,08 persen. Sementara 44 pesawat yang mendarat lebih cepat terhitung 17,19 persen dan 7 pesawat tercatat mengalami keterlambatan atau hanya 2,73 persen," ucap Basir.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keluar Bersamaan
Basir mengatakan, ketepatan dan percepatan pendaratan pesawat sempat membuat dua kloter harus keluar bersamaan dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, pada Rabu, 1 Agustus 2018.
Dua kloter tersebut yaitu Embarkasi Batam dari gerbang B dan Embarkasi Medan dari Gerbang D.
Sebagai antisipasi, petugas Daker Bandara biasanya langsung memecah tim menjadi dua kekuatan. Hal yang sama juga dilakukan tim kesehatan lantaran tidak banyaknya anggota.
"Petugas kesehatan yang disiapkan menyambut masing-masing kloter biasanya hanya dua saja, satu dokter dan satu perawat," kata Koordinator Tim Mobile Kesehatan Daker Bandara, Rachmawanti Agustina.
Laporan jurnalis Dream, Maulana Kautsar, dari Tanah Suci
Advertisement