Pembalap Indonesia Berbagi Pengalaman Berpuasa di Jepang yang Dingin dan Berangin

Pembalap muda Indonesia, Wahyu Aji Trilaksana pernah punya pengalaman unik saat berpuasa di Jepang. Saat itu, dia mengikuti salah satu seri di Asian Road Racing Championship.

oleh Defri Saefullah diperbarui 04 Mei 2019, 16:15 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2019, 16:15 WIB
Wahyu Aji Trilaksana
Pembalap Indonesia, Wahyu Aji Trilaksana berbagi pengalaman berpuasa di Jepang (Bola.com/Yus Mei Sawitri)

Liputan6.com, Jakarta Tampil di balapan internasional, pembalap seperti Wahyu Aji Trilaksana tentu jumpa dengan agenda balap yang berbarengan dengan jatuhnya bulan Ramadan. Untuk tahun ini, itu terjadi pada seri ketiga Asian Road Racing Championship (ARRC) 2019 di Chang international, Buriram, Thailand pada 31 Mei hingga 2 Juni nanti.

Namun Wahyu Aji punya pengalaman berpuasa di bulan Ramadan yang berbarengan dengan agenda balap seri ketiga ARRC pada 2017 lalu. Saat itu, dia membalap di Jepang yang sedang dalam kondisi dingin dan berangin.

Mantan pembalap Yamaha Racing Indonesia yang kini membela TKKR Racing Malaysia ini mengaku harus jalani tantangan berat berpuasa di Jepang. Ini karena durasi waktu berpuasa yang lebih lama ketimbang di Indonesia.

Selain itu, kondisi cuaca di Jepang disebutnya tidak panas. Meski begitu, angin di Jepang sangat kencang sehingga membuat daya tahan tubuh bisa terganggu saat menjalani puasa di bulan Ramadan.

"Sebenarnya di Jepang, kalau ditanya tahan atau tidak berpuasa, saya yakin pasti kuat. Itu karena cuaca di sana gak panas," katanya kepada Liputan6.com.

"Hanya perlu diwaspadai itu anginnya kencang sekali. Saya harus pandai-pandai jaga kesehatan supaya tidak masuk angin saat berpuasa. Kebayang kan perut kosong dingin terus angin gede," ujarnya.

 

Makanan Enak

Wahyu Aji Trilaksana
Pebalap Yamaha Indonesia, Wahyu Aji Trilaksana, berlatih fisik sembari berpuasa Ramadan. (Yamaha Racing Indonesia)

Dia menceritakan, ibadah puasa di Jepang memerlukan ketahanan yang berlebih ketimbang di Indonesia. Soalnya waktu imsak hingga berbuka berbeda.

"Di sana buka kira-kira jam 8 malam. Untuk soal makanan, di sini malah makanannya banyak yang enak," ujar Wahyu Aji.

Soal makanan untuk berbuka, Aji mengaku tidak pilih-pilih. Dia lebih mementingkan makanan bergizi meski dari tim tidak mengharuskan sebuah makanan khusus.

"Kalau berbuka menu wajibnya ya es buah," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya