Mau Tetap Olahraga Selama Puasa Ramadan? Ini 3 Tipsnya

Cukup lakukan ini supaya Anda tetap bisa olahraga, meskipun lagi puasa Ramadan.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Mei 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2019, 16:00 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadan bukan berarti Anda harus bermalas-malasan sembari menunggu buka puasa. Olahraga tetap harus dilakukan agar badan senantiasa bugar dan sehat.

Tentu saja, olahraga di kala puasa Ramadan harus disesuaikan. Mulai dari intensitas hingga waktu melakukannya. Melansir Men's Health Singapore pada Selasa (7/5/2019), berikut ini tiga tips utama untuk berolahraga di bulan puasa.

1. Turunkan Intensitas Latihan

Menurut Dr. Rano Izhar dari CEO Asia International Fitness Professional Association, hindari melakukan latihan dengan intensitas tinggi selama bulan puasa. Selain itu, perhatikan juga faktor kesehatan tertentu seperti riwayat penyakit atau gejala penyakit kardiopulmoner.

Rano mengatakan, ada beberapa gejala yang harus diperhatikan. Misalnya, sulit bernapas saat berdiri, pusing atau pingsan, napas pendek yang konstan bahkan saat aktivitas ringan, nyeri dada, nyeri di kaki saat berjalan, pergelangan kaki bengkak, atau jantung berdebar cepat. Jika mengalami kondisi tersebut, mintalah saran dokter sebelum berolahraga saat puasa.

"Jika Anda dianggap cocok untuk olahraga, atur intensitas latihan menjadi 60 sampai 65 persen dari yang biasanya, ketika Anda sedang berpuasa."

Simak video menarik berikut ini

 

Minum Banyak Air

Air berperan penting untuk mengatur suhu tubuh, mengangkut nutrisi, dan oksigen ke plasma. Itu diperlukan untuk memproduksi energi.

"Dehidrasi selama aktivitas olahraga, terutama ketika puasa sangatlah umum dan bisa merusak kesehatan serta kinerja atletik," kata Rano.

Untuk itu, konsumsilah air sebanyak mungkin di saat buka dan sahur. Rano juga mengatakan, indari konsumsi soda, kopi, atau teh karena bersifat diuretik dan merangsang kehilangan cairan.

 

Pola Makan Seimbang

Karbohidrat kompleks harus dipenuhi karena jenis karbohidrat ini memberikan pelepasan energi yang lambat ke tubuh sepanjang hari. Selain itu, kemungkinannya diubah menjadi lemak juga kecil.

Rano mengatakan, Anda bisa mendapatkan karbohidrat kompleks dari sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, serta kurma, buah ara, anggur, roti, dan nasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya