Liputan6.com, Jakarta - Sebagai umat Muslim, Anisa Bahar menjalani ibadah puasa Ramadan. Tapi, sudah dua kali Ramadan dijalaninya dengan kesedihan.
Sang ibunda, saat ini tengah terbaring lemah karena sakitnya. Kondisi ibunda Anisa Bahar semakin memprihatinkan.
Baca Juga
Dokter yang menanganinya sudah menyerah dan memvonis bahwa harapan hidup ibunda Anisa Bahar tinggal beberapa bulan lagi.
Advertisement
"Sadar sih masih sadar. Cuma kan semuanya, makannya juga dari selang. Jadi dokter udah angkat tangan, katanya tinggal beberapa bulan lagi. Ya gimana enggak shock kan aku," kata Anisa Bahar, ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (13/5/2019).
Sakit Stroke
Sang ibunda memang mengidap sakit stroke sejak satu setengah tahun yang lalu. Artinya, sudah dua kali Ramadan ini ibunda tidak menjalani puasa bersama.
Tentunya itu membuat pemilik goyang patah-patah ini merasa sedih.
"Ini puasa kedua tanpa mama. Makin sedih lah enggak ada nyokap. Biasanya selalu sama nyokap. Selalu. Apalagi keadaan aku sendiri. Sekarang nyokap udah enggak bisa kayak dulu lagi kalau ke mana-mana selalu ditemenin mama kan. Sekarang udah enggak bisa lagi,” lanjut Anisa Bahar.
Advertisement
Belum Beri yang Terbaik
Ditambah lagi, Anisa Bahar merasa belum bisa memberikan yang terbaik bagi sang ibunda.
"Masalahnya bukan karena nyokap sakit itu aja sih. Aku merasa belum bisa memberikan yang terbaik, mungkin penginnya bisa bawa nyokap berobat keluar negeri,” ungkap Anisa Bahar.