Kisah Perjalanan Muhammad Ali Menjadi Seorang Mualaf

Muhammad Ali memutuskan mengucapkan kalimat Syahadat saat namanya sedang naik daun.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 21 Mei 2019, 16:15 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2019, 16:15 WIB
Muhammad Ali, sang petinju legendaris
Muhammad Ali, sang petinju legendaris (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Muhammad Ali merupakan seorang petinju legendaris dunia. Kendati sudah meninggal dunia pada 3 Juni 2016, namanya selalu dikenang sebagai petinju terhebat di dunia.

Pria yang wafat di usia 74 tahun itu merupakan seorang mualaf. Muhammad Ali memutuskan mengucapkan kalimat Syahadat saat namanya sedang naik daun. Sejak memeluk Islam, dia menjadi ikon bagi Muslim Amerika.

Mengutip dari NDTV, Belinda, istrinya, mengungkapkan alasan utama Muhammad Ali menjadi seorang mualaf. Pria dengan julukan The Peoples Champ itu memeluk Islam usai bertengkar bersama Belinda.

Saat itu, kata Belinda, Muhammad Ali berada di luar kendali. Belinda kemudian menginstruksikan Ali untuk duduk dan menulis sebuah esai. Dia memintanya untuk menulis tentang mengapa dia menjadi seorang Muslim. Ali lalu mengambil selembar kertas kosong dan pulpen biru dan mulai menulis.

Belinda yang sekarang memakai nama Khalilah Camacho-Ali telah menyerahkan esai Muhammad Ali itu ke Museum Nasional Sejarah dan Budaya Afrika Amerika, 25 Oktober 2017

Dalam esainya itu, Ali menulis tentang masa remajanya di Louisville saat dia dikenal sebagai Cassius Clay Jr. Suatu ketika Ali melihat seorang pria mengenakan jas mohair hitam, menjual koran terbitan Nation of Islam saat ia berjalan-jalan mencari gadis-gadis cantik.

Sebelumnya Ali pernah mendengar tentang organisasi Islam Amerika itu dan pemimpinnya, Elijah Muhammad. Namun dia tidak pernah berpikir serius untuk bergabung dengan kelompok tersebut, yang menggunakan beberapa ajaran Islam untuk memperjuangkan hak kulit hitam dan perbaikan diri.

Ali mengambil koran dan tertarik dengan sebuah kartun. Kartun itu menunjukkan seorang pemilik budak kulit putih memukul budak kulit hitamnya dan meminta orang tersebut berdoa kepada Yesus. Ali pun menyadari gambar itu memiliki makna yang salah

Muhammad Ali menjadi mualaf bukan secara spiritual, melainkan pragmatisme. Kartun yang dilihatnya itu membuat dia tak mau memakai nama Cassius Clay.

 

Pengumuman Muhammad Ali

Pada tahun 1964, ketika dia memenangkan kejuaraan kelas berat usai menumbangkan Sonny Liston, Muhammad Ali mengumumkan secara terbuka dan membuat pernyataan independen: "Saya percaya kepada Allah dan dengan damai," katanya.

"Saya bukan lagi orang Kristen. Saya tahu ke mana saya pergi dan saya tahu yang sebenarnya. Saya tidak harus menjadi apa yang Anda inginkan. Saya bebas menjadi apa yang saya inginkan. "

Ali mengungkapkan, kepindahannya ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. Ia meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Menurutnya, Islam tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis, dan ras.

"Semuanya sama di hadapan Allah SWT. Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa."

Keyakinannya terhadap Islam makin bertambah manakala Ali membaca terjemahan Alquran. ''Aku bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak, yang tidak mungkin dibuat oleh manusia."

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya