Siapkan Layanan Mudik, Perbaikan Jalan Nasional Kelar H-10 Lebaran

Pemerintah saat ini berkonsentrasi untuk perbaikan prasarana jalan nasional di Pulau Jawa dan Sumatera, lantaran kedua tempat tersebut sebut akan ramai dilalui pemudik.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 22 Mei 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2019, 06:00 WIB
Kondisi secara umum jalan nasional pada mudik tahun ini 90 persen berada dalam kondisi mantap. (Dok Kementerian PUPR)
Kondisi secara umum jalan nasional pada mudik tahun ini 90 persen berada dalam kondisi mantap. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus menggenjot persiapan mudik Lebaran 2019. Tak hanya jalan tol, jalan arteri nasional juga turut diperbaiki untuk nisa melayani masyarakat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempersiapkan jalur transportasi untuk kesiapan mudik Lebaran 2018 di jalan nasional. Proses perbaikan jalan ditargetkan selesai dan akan berhenti 10 hari jelang Lebaran demi kelancaran arus berangkat mudik nanti.

"H-10 semua berhenti. Semua sudah selesai. Semua sudah berhenti sehingga kita siapkan untuk arus mudiknya," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Basuki mengatakan, pemerintah saat ini berkonsentrasi untuk perbaikan prasarana jalan nasional di Pulau Jawa dan Sumatera, lantaran kedua tempat tersebut sebut akan ramai dilalui pemudik.

"Yang jalan nasional, dari Medan ke Lampung sudah siap, kecuali di bagian selatan. Ini di batas Jambi sampai ke Palembang, juga di bagian selatan ini masih ada kerusakan, tapi sedang kita kerjakan," ungkapnya.

"Dirjen Bina Marga (Sugiyartanto) menyampaikan, mudah-mudahan nanti sebelum dipakai mudik sudah kita bisa siapkan lebih baik," dia menambahkan.

Sementara di Jawa, ia melanjutkan, kondisi jalan Pantai Utara (Pantura) sepanjang 1.341 km kini sudah bagus 97 persen. Untuk sisi lintas tengah, kondisi jalan sepanjang 1.197 km telah prima 93 persen.

Untuk jalur lintas selatan, dari 888 km jalan yang ada kini kesiapannya sudah 98 persen. Sedangkan untuk jalan Pantai Selatan (Pansela) Jawa, saat ini telah siap beroperasi sepanjang 1.267 km.

Bentuk kesiapan lain, Menteri Basuki menyampaikan, Kementerian PUPR telah membuka Jembatan Kolonel Sunandar yang menjadi penghubung kota Kudus dan Demak. Selain itu, ada juga satu jembatan lain di Temanggung yang sudah bisa diakses oleh masyarakat umum.

"Jembatan Kolonel Sunandar yang ke arah Demak juga sudah dibuka. Hari ini satu jembatan di Temanggung dibuka untuk umum. Jadi saya kira lebih siap di Jawa Tengah, termasuk yang di daerah arteri Pantura itu kondisinya lebih baik," tutur dia.

Kebijakan Satu Arah 24 Jam di Jalan Tol saat Mudik Dikaji Ulang

(Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)
Jalan tol Salatiga-Kartarusa kembali normal (Foto: Dok PT Jasa Marga Tbk)

Pemerintah telah menetapkan sistem satu arah selama 24 jam di jalan tol saat arus mudik dan balik Lebaran 2019. Untuk arus mudik dilakukan 30 Mei-2 Juni 2019 dan masa arus balik yaitu 8-10 Juni 2019 di sejumlah ruas tol.

Hanya saja keputusan ini ditolak para pengusaha bus. Dengan adanya sistem satu arah ini akan mempersulit bus-bus yang akan masuk ke Jakarta ataupun sebaliknya saat kebijakan ini diterapkan.

Demi mengakomodir para pengusaha bus ini Korlantas Polri tengah mengkaji ulang rencana penerapan sistem satu arah selama 24 jam di jalan tol tersebut. Kabag Ops Korlantas Polri AKBP Benyamin menjelaskan, pihaknya membuka kemungkinan bahwa kebijakan satu arah ini tidak dilakukan penuh selama 24 jam. 

Dijelaskannya, dengan sifatnya yang situasional, nantinya di jam-jam yang tidak ramai bisa diberlakukan dua arah sehingga pengguna tol yang mengarah ke Jakarta bisa lewat. "Kita punya peluang ada waktu-waktu tertentu, biasanya di malam hari, yang arus kendarannya tidak terlalu padat pada saat keberangkatan dari Jakarta,” katanya, Selasa (21/5/2019).

Sebelumnya, untuk mengakomodir aspirasi dari Asosiasi Angkutan Bus terkait penerapan kebijakan satu arah (one way), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah berkoordinasi dengan Korlantas Polri sebagai penentu kebijakan di lapangan untuk tetap memperhatikan kepentingan masyarakat dalam hal ini pemilik bus yang merasa keberatan dengan adanya kebijakan ini. 

Pada Mingu (19/5) kemarin, asosasi bus bernama Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) melayangkan surat terbuka yang menyatakan keberatan dengan penerapan satu arah (one way), karena dianggap akan berdampak pada terhambatnya bus-bus yang akan masuk ke arah Jakarta dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Tadi saya bicara dengan Kabag Ops Korlantas Pak Benyamin, saya sarankan akomodir apa yang menjadi pemikiran pemilik bus. Misalnya bisa kemungkinan diberikan ruang waktu katakan 6 jam atau beberapa jam (tidak satu arah) sehingga ada arus tertentu yang bisa mungkin dari timur ke barat,” tambah Menhub.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya